Mohon tunggu...
Ameliyaros
Ameliyaros Mohon Tunggu... Dosen - Adventure Seeker I Literation Enthusiast

Knowledge is the Power I You are What You Think I Ig: @ameliyaros

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indoktrinasi dan Latihan Aerofisiologi, Rahasia Jitu Pilot Atasi Kendala Kesehatan Fisik Saat Terbang

1 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 5 Agustus 2024   00:06 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Pilot Helikoper TNI AD Bersiap Memasuki Ruang Uji AOL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

        Dengan ruangan atau chamber yang didesain khusus ini, para awak penerbang diberikan latihan praktek dengan memberikan penggunaan selang hirup oksigen murni (o2), pada tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Ketinggian udara diatur sedemikian rupa naik dan turun mulai dari 5.000 sampai 12.000 kaki melalui mesin panel kontrol, sehingga tekanan udaranya pun akan berubah. Latihan ini bertujuan untuk mengajarkan awak penerbang cara menyesuaikan dengan tekanan dan metode bernafas yang benar dalam ruangan. Terdapat dokter dan staff pengawas yang mendampingi para peserta atau awak penerbang yang mengikuti latihan pada RUBT ini. Sebelum dapat melakukan latihan RUBT, para peserta diwajibkan untuk memiliki kondisi kesehatan fisik yang prima termasuk dengan uji Medical Check Up. 

Peserta kurang lebih akan berada dalam ruangan ini tidak kurang dari 20 menit dan selama berlangsungnya latihan, para dokter dan instruktur pelatih mengamati gejala gangguan kesehatan yang mungkin timbul termasuk: pusing/ mual, pandangan kabur., sakit telinggam sesak nafasm genetar, kesemutan, rasa ketakutan, rasa melayang dan gejala lainnya pada peserta, kemudian selang beberapa menit kemudian secara paralel, peserta diminta mengerjakan tes matematika sederhana seperti penjumlahan dua variabel: 25+23; 27+ 39 dan seterusnya tidak kurang dari 10 halaman dimana setiap halamannya terdiri dari 20 soal. Hal ini untuk melihat seberapa jauh kesadaran, konsentrasi dan kecepatan respon peserta pada situasi ketinggian udara yang fluktuatif. Indikator kesehatan fisik peserta selain dimonitor melalui kondisi fisikya melalui jendela ruangan termasuk detak jantung dan kondisi tingkat pernafasannya. 

2.  Latihan kecepatan fisik untuk meloloskan diri dari situasi genting atau emergency escape, melalui latihan:

a). Pelatihan dengan Kursi Lontar (Ejection Seat Training)

Saat keadaan darurat seperti pesawat tertembak ataupun jika terjadi kecelakaan fatal sehingga pesawat tidak dapat terus diterbangkan, maka jalan keluar akhir (bail out), adalah pilot harus keluar dari pesawat untuk menyelamatkan diri. Pada latihan ini diajarkan bagaimana posisi tubuh yang benar termasuk dalam mengatur sikap duduk yang baik seperti kaki dirapatkan pada pedal, siku dirapatkan kebadan, dada dibusungkan, kepala disandarkan ke headrest, mengecangkan otot paha, perut, tangan dan bahu dikencangkan hingga pandangan lurus kedepan, mata terpejam. 

Saat melakukan tur edukasi ke Lakespra dr. Suryanto bersama komunitas pencinta aviasi Kompasianer Air, penulis berkesempatan untuk mencoba langsung pelatihan ini. Dipandu oleh Bp. Toto selaku staf pengajar Aerofisiologi Lakespra, saya mencoba dengan cukup deg-degan, melihat rel kursi lontar yang cukup tinggi sekitar lima meter keatas. 

Dengan menggunakan sabuk pengaman dan helmet penerbang, setelah simulasi digital dimulai, terlihat visual dasboard  pesawat yang mulai mengalami kondisi darurat dengan visualisasi  munculnya selubung asap yang menandakan mesin pesawat mengalami permasalahan terbakar, kemudian disatu titik saat peserta (pilot) merasa sudah cukup krusial, dengan sikap duduk yang sesuai dengan kondisi Standar Operating Procedure (SOP) diatas, saya menarik tuas ditengah kaki saya, dan memberikan kode teriakan: Inject, Inject, Inject sebanyak 3x, kemudian jika posisi helmet di kepala saya sudah pas menekan tombol lontar disandaran kursi pesawat, maka tidak kurang dari tiga detik, dan whoosss..saya terlontar dari kursi pesawat ke udara. 

Cukup menegangkan dan cepat sekali. Dalam Ejection Seat Training milik Lakespra yang terbaru, mesin lontar menggunakan mesin elektrik sehingga daya lontar dan goncangan yang terasa cukup halus. Sebelumnya, latihan ini menggunakan kursi lontar manual. Pada kejadian darurat sebenarnya, kursi lontar akan dilontarkan dengan roket yang berdaya lontar jauh lebih cepat dan tinggi.

Didampingi Instruktur Lakespra Bp Toto, Penulis Mencoba Latihan Kursi Lontar (Sumber Foto: Mutiah)
Didampingi Instruktur Lakespra Bp Toto, Penulis Mencoba Latihan Kursi Lontar (Sumber Foto: Mutiah)

b).  Latihan Helicopter Under Water Escape Training (HUET)

Latihan HUET ini dilakukan untuk mempersiapkan awak penerbang dapat meloloskan diri dengan baik dan tepat dari pesawat ataupun helikopter bila terjadi pendaratan darurat di air. Diutarakan oleh Ketua Lakespra dr. Suryanto, sejauh ini Lakespra dr. Suryanto, merupakan satu-satunya pusat pelatihan ILA yang memiliki fasilitas HUET. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun