Mohon tunggu...
Ameliyaros
Ameliyaros Mohon Tunggu... Dosen - Adventure Seeker I Literation Enthusiast

Knowledge is the Power I You are What You Think I Ig: @ameliyaros

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Festival Cahaya Thailand: Loy Krathong dan Yi Peng Festival

10 Januari 2024   10:24 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:40 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2a: Gedebog Pisang dan Daun Pisang yang dirangkai untuk rakit Krathong (@ameliyaros) 

     

Jika Anda ada rencana berkunjung ke Negeri Gajah Putih di masa yang akan datang, ada dua festival yang sangat indah yang sayang untuk dilewatkan. Kedua festival tersebut disebut Festival Cahaya Thailand atau Festival Lentera Thailand (Gambar 1). Festival ini merupakan festival tahunan yang umumnya dirayakan di negara Siam; yang terletak dipenanggalan bulan kedua pada kalender Lunar Traditional Thailand atau Kalender Lanna, atau yang dalam kalender matahari, biasanya jatuh di bulan November dan dilakukan pada saat bulan purnama datang. 

Festival Cahaya Thailand, terdiri dari dua festival:

1. Festival Loy Krathong (Siam Festival)

"Loy" atau "Loi" artinya adalah untuk mengapungkan (kata kerja),

"Krathong"dalam bahasa Tiongkok kuno atau dalam disebut juga sebagai "Kantong" atau "Gantong" dalam bahasa Kamboja atau Malaysia,  artinya adalah rakit kecil yang terbuat dari rangkaian tumbuhan dedaunan hijau dan diisi oleh berbagai variasi rangkaian bunga yang bentuknya  mnyerupai mekaran bunga teratai. 

Rakit ini lalu diapungkan pada aliran air atau sungai. Rangkaian rakit ini biasanya terbuat dari batang/ gedebog  pisang dengan isian  berbagai jenis bunga cantik seperti bunga lily dan mawar yang memiliki banyak warna yang berbeda, serta tidak lupa ditaruh juga batang dupa yang berjumlah tiga dan lilin berjumlah satu buah.

Gambar 2a: Gedebog Pisang dan Daun Pisang yang dirangkai untuk rakit Krathong (@ameliyaros) 
Gambar 2a: Gedebog Pisang dan Daun Pisang yang dirangkai untuk rakit Krathong (@ameliyaros) 

Gambar 2b: Aneka Bunga, dupa dan daun pisang untuk dirangkai menjadi rakit Krathong (@ameliyaros)
Gambar 2b: Aneka Bunga, dupa dan daun pisang untuk dirangkai menjadi rakit Krathong (@ameliyaros)

Dalam perkembangannya tidak jarang, dalam rakit Krathong ini disematkan potongan kuku ataupun helaian rambut atau juga uang koin. Krathong ini sendiri merupakan simbol dari upaya manusia untuk melepaskan segala hal yang negatif seperti kebencian, amarah dan hal buruk  lainnya yang mungkin masih melekat dihidup kita (Gambar 2). Selanjutnya setelah kita lepaskan, kita memberikan persembahan terbaik melalui rangkaian buket bunga dan dedaunan yang kita susun sedemikian rupa indahnya, yang ditujukan kepada dewa air atau sungai yang disebut Kongkha. 

Gambar 2c:Elemen pada Krathong (@sanukmak.thaitrip)
Gambar 2c:Elemen pada Krathong (@sanukmak.thaitrip)

Selain di Thailand, Festival Loy Krathong ini juga populer di beberapa negara Asia tenggara termasuk di Myanmar (Tazaungdaning Festival), Srilanka (Full Moon Poya) dan di China (Lentera Festival). Menurut penelitian tertulis awal mulanya festival yang seringkali disebut juga sebagai Valentine Festival ala Thailand ini, jika dirunut awalnya berasal dari India. Di negeri Siam atau sekarang yang disebut Thailand ini sendiri sudah ditemukan sejak abad ke 12 tepatnya di  salah satu relief candi Bayon (Gambar 3), di Siem Reap, Kamboja - yang dibuat oleh Raja Jaya Jayawarman VII. 

Gambar 3: Relief Krathong pada Candi Bayon di Kamboja yang dibuat oleh Raja Jayawarman VII di abad ke-12 (Sumber Gambar: Andi1112)
Gambar 3: Relief Krathong pada Candi Bayon di Kamboja yang dibuat oleh Raja Jayawarman VII di abad ke-12 (Sumber Gambar: Andi1112)

Gambar 4: Gambar Peta Saat ini - Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara (Wikipedia) 
Gambar 4: Gambar Peta Saat ini - Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara (Wikipedia) 
Thailand dan Kamboja yang memiliki batas darat geografis secara langsung ini memang memiliki historis yang cukup panjang dan hal ini berkorelasi dengan cukup banyaknya kesamaan sosial dan budaya didua negara ini contohnya dalam baju tradisional, tari-tarian traditional, termasuk dalam hal perayaan festival Loy Krathong ini. 

Festival Loy Krathong ini merupakan salah satu festival yang sangat populer di Thailand dan dirayakan secara nasional, termasuk di Chiang Mai (Thailand Utara), Lumpini Park- Bangkok, dan  banyak daerah lainnya. 

Kedepan pemerintah Thailand menargetkan untuk memperkenalkan festival ini lebih luas lagi ke pasar mancanegara dengan menargetkan setidaknya terdapat enam titik daerah untuk memeriahkan festival ini dimana aktivitas merangkai dan mengapungkan Krathong ini bisa dicoba langsung oleh para pengunjung yang berwisata ke Thailand. 

Pada rangkaian kedua festival tersebut, biasanya ditambahkan aktivitas menari tarian tradisional Thailand dengan iringan musik ataupun nyanyian lagu-lagu khas Thailand, dimana para peserta dapat menggunakan pakaan traditional Thailand dan juga mencicip makanan atau kudapan tradisional ala Thailand.  

Gambar 5: Krathong yang siap diapungkan dialiran air (Robertpollai)
Gambar 5: Krathong yang siap diapungkan dialiran air (Robertpollai)

2. Yi Peng Festival

"Yi" artinya dua, sementara  "Peng" artinya Bulan Purnama.

Yi Peng atau nama lainnya Yee Peng Festival atau disebut juga Festival Lentera atau Festival Lanna, merupakan festival tahunan yang dirayakan awalnya oleh suku kerajaan Lanna (Northern Thailand) dengan membuat lentera lampu dan menggantungkannya ataupun dalam perkembangan selanjutnya menerbangkannya ke langit di saat malam hari saat bulan purnama tiba pada waktu yang kurang lebih sama dengan Loy Krathong Festival, yaitu bulan ke-2 pada penanggalan traditional Lunar Thai atau dalam kalender penanggalan matahari, jatuh pada bulan November. 

Gambar 6: Yi Peng Festival di Chiang Mai (Theaykra.com)
Gambar 6: Yi Peng Festival di Chiang Mai (Theaykra.com)

Karena waktu syarat situasi nya hampir sama, maka biasanya Loy Krathong Festival dan Yi Peng Festival ini digabungkan sekaligus. Hanya bedanya, Yi Peng Festival ini, lebih spesifik dirayakan oleh masyarakat di daerah Chiang Mai saja (Thailand), belum sepopuler Loy Krathong Festival yang dirayakan secara nasional.

Namun jika Anda ingin merasakan langsung kedua festival ini, maka datanglah ke kota Chiang Mai, Thailand pada bulan November. 

Satu minggu sebelum festival Yi Peng ini, biasanya masyarakat setempat sudah mulai memeriahkan suasana daerahnya dengan memasang berbagai lampion warna warni yang indah disekitar kantor, rumah ataupun dapat dilihat di berbagai kawasan publik. 

Isu Lingkungan dan Keselamatan

Pada tahun 2016 lalu, otoritas Thailand melalui Bangkok Metropolitan Administration (BMA) membersihkan setidaknya 6 ton sampah sisa dari perayaan Loy Krathong dimana 661, 935 buah rakit atau 93,7 % diantaranya merupakan decomposible natural material dan sisanya sebanyak 44,034 buah rakit merupakan material stereofoam dan sejenisnya yang bersifat tidak dapat larut secara alami (non biodegradable). Hal ini tentu saja dapat menyebabkan aliran air atau sungai tersumbat dan berimplikasi terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan. 

Sementara di Chiang Mai sendiri untuk festival Yi Peng sendiri, otoritas setempat mencatat pada tanggal 3-4 November 2017, terdapat isu yang berkaitan industri aviasi : setidaknya 78 penerbangan dari dan ke pada Chiang Mai airport harus dibatalkan dan 79 penerbangan harus dijadwalkan kembali serta adanya  isu potensi kebakaran yang cukup serius.

Oleh karena itu pemerintah Thailand, membuat kebijakan untuk memberikan akses terbatas untuk kedua Festival Cahaya Thailand ini . untuk Festival Loy Krathong , saat ini hanya diperkenankan dilakukan dipinggir kota ataupun desa setempat, juga mendorong  masyarakat dalam merakit Krathong dapat menggunakan bahan yang dapat terurai secara alami seperti contohnya mengganti stereofom dengan gedebog pisang, mengganti selotip dengan kertas beras, dan lain sebagainya dan untuk lentera digunakan api buatan seperti contohnya menggunakan nyala api buatan(listrik) atau menggunakan baterai, sampai dengan munculnya inovasi merayakan Festival Cahaya Thailand secara virtual!

Alternatif Untuk Ikut Serta Menyemarakkan Festival Cahaya Thailand

Festival Cahaya Thailand ini memang salah satu yang paling meriah dirayakan di negara gajah putih. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan dinamika globalisasi budaya, festival ini juga ternyata ada loh di Indonesia. Beberapa waktu lalu tepatnya pada 28 November 2023, diselenggarakan perayaan Festival Loy Krathong di Royal Thai Embassy di Kuningan Jakarta; juga pada tanggal 3 Desember 2023 oleh perkumpulan Thai-lover yakni Sanuk Mak (@sanukmak.thaitrip) bertempat di Ret Hub, Jakarta Selatan diadakan perayaan Loy Krathong dan Yi Peng Festival sekaligus yang berjudul "Krathong Rhapsody" dimana para peserta diberikan lokakarya singkat bagaimana membuat rakit Krathong dan juga menghias lampion, yang kemudian rakit diapungkan di kolam dan lampion dinyalakan pada malam hari. Seruuu sekali!

Gambar 7: Para Peserta
Gambar 7: Para Peserta "Krathong Rhapsody" oleh grup Sanuk Mak (@sanukmakthai.trip)

Untuk Festival Cahaya Thailand terdekat di tahun 2024, akan jatuh di bulan purnama di bulan November 2024. Untuk di Thailand sendiri pada umumnya Loy Krathong Festival akan hadir setiap tanggal 28 November, sedangkan  Yi Peng Festival hadir di kota Chiang Mai pada petang hari keatas pkl 18.30 wib pada tanggal 27-28 November. Untuk yang belum bisa pergi langsung ke Thailand, jangan bersedih, bisa ikut merayakannya ya kalau sedang ke Jakarta, Indonesia atau mungkin secara virtual. Silahkan stay tuned untuk tanggal tepatnya ya..informasi bisa diperoleh antara lain melalui laman atau sosial media resmi Kedutaan Thailand untuk Indonesia ataupun perkumpulan sanuk Mak (@sanukmakthai.trip).

Kap Khun Ka! 

Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun