Mohon tunggu...
Ameliyaros
Ameliyaros Mohon Tunggu... Dosen - Adventure Seeker I Literation Enthusiast

Knowledge is the Power I You are What You Think I Ig: @ameliyaros

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tips Berpetualang Satu Hari ke Desa Adat Badui Luar

29 Juli 2023   12:35 Diperbarui: 28 Desember 2023   19:59 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trekking Pole yang ditawarkan penduduk Badui Luar

Aktivitas Menenun dari seorang Wanita Badui Luar 
Aktivitas Menenun dari seorang Wanita Badui Luar 
        Suku Badui atau yang lebih sering disebut Baduy adalah kelompok masyarakat di Jawa Barat tepatnya suku Sunda yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kabupaten Lebak ini berjarak sekitar 108 km dari titik nol Jakarta (Monas). Ciri fisiknya adalah berkulit sawo matang, mata relatif besar, tinggi laki-laki Badui dewasa sekitar 155-165 cm. Mata pencaharaian mereka adalah bertani palawija dan hasil pertanian, menenun untuk yang wanita serta saat ini karena wisata ke desa Badui semakin populer, banyak dari mereka turut menjadi porter, menyewakan rumah sederhana untuk homestay turis dan menjual souvenir khas untuk turis yang datang.

        Suku Badui terdiri dari 2 kategori yaitu Badui Luar dan Badui Dalam. Perbedaan mendasarnya adalah suku Badui Luar telah. menerima pengaruh eksternal dari desa adat mereka seperti halnya masyarakat perkotaan, contohnya: menggunakan alat (teknologi) listrik rumah tangga: seperti rice cooker dan kompor, memiliki telepon genggam untuk berkomunikasi, produk industri yang mengandung kimia: sabun mandi dan odol, serta menggunakan alas kaki. Sedangkan suku Badui Dalam masih relatif berpedoman dengan peraturan adat dari leluhur mereka yaitu: dilarang menggunakan alas kaki, tidak menggunakan peralatan dan perabotan teknologi-listrik rumah tangga serta produk yang mengandung bahan kimia. Hal ini dikarenakan produk yang mengandung kimia akan menyebabkan pencemaran alam. Alam bagi masyarakat Badui khususnya Badui Dalam adalah hal sakral yang harus dijaga. Terdapat kawasan hutan tutupan yang hanya boleh akses oleh pemuka adat dan orang yang dituakan di Desa Badui. Di bulan kawalu, Desa Badui ditutup untuk kunjungan turis.

Aktivitas Memasak masyarakat Badui Luar
Aktivitas Memasak masyarakat Badui Luar

Berikut Wrap Up "One Day Trip to Badui Luar" dalam Video Reels singkat :) ....

__

Lanjut berikut beberapa asal usul dan fakta menarik mengenai Badui Luar :

Para leluhur mereka sangat dekat dan hidup dari alam yang indah dan asri. Mereka percaya menjaga alam sama halnya dengan menjaga amanat para leluhur dan generasi mendatang dari suku Badui. Karena itu di Desa Badui, relatif hampir tidak ada sampah. Adapun sampah yang banyak terletak di jalan sepanjang desa, umumnya berasal dari sampah para turis ataupun para penduduk yang berada disekitar desa adat Badui. Sedangkan untuk tampilan pakaiannya, suku Badui Luar dapat diidentifikasikan dengan penduduk yang menggunakan baju adat khas Badui (kemeja kancing) hitam dan udeng (ikat kepala Sunda untuk laki2) berwarna biru dongker ataupun batik biru tua dan yang wanita menggunakan kebaya tradisional hitam ataupun warna gelap dengan bawahan kain biru dongker ataupun batik biru khas badui. Sementara untuk Badui Dalam berbusana dengan warna busana hitam ataupun putih dengan baju tanpa kancing (untuk laki-laki).

        Suku Badui merupakan salah satu suku pedalaman di Indonesia yang memiliki kebijakan self quarantine. Pada saat pandemi covid 19, dari laporan pemerintah didesa ini tidak ditemukan satu pun kasus covid. Setiap satu tahun sekali, para penduduk Desa Badui, melaksanakan Festival Seba Badui, yaitu acara ucapan syukur dengan memberikan hasil pertanian terbaik seperti: petai, beras, palawija, pisang, dll yang diarak dan dibawa bersama-sama secara gotong royong baik oleh masyarakat Badui luar dan Badui dalam ke Balai Kota Pemda setempat. Festival ini dapat diikuti oleh semua orang termasuk turis yang datang.

        Tanggal 22 Juli 2023 kemarin, penulis bersama teman-teman dari komunitas Koteka dan KPK Kompasiana berkesempatan untuk mengunjungi Desa Badui Luar. Perjalanannya cukup panjang namun sangat berkesan dan seru. Bagi penulis, ini adalah kali kedua untuk mengunjungi Desa Badui Luar. 

Berikut Tips Berpetualang satu hari ke Desa Adat Badui Luar:

1. Disarankan pergi di pagi hari.

*Untuk kendaraan umum dapat menggunakan moda transportasi KRL Commuter:

-  Pkl 07.15 wib start dari jakarta: St. Tanah Abang  menuju Stasiun pemberhentian terakhir (St Rangkas Bitung. Estimasi tiba 09.30 wib)

setelah itu dari St. Rangkas Bitung akan menuju terminal bayangan Ciboleger (perjalanan dengan kendaraan darat sekitar 1,5 jam)

atau jika menggunakan kendaraan pribadi, disarankan tiba maksimal di Ciboleger tidak lebih dari pkl 11.30 wib.

Spot 1 wajib: Berfoto di tugu tani - selamat datang di Ciboleger. 

Tugu Tani Selamat Datang di Ciboleger
Tugu Tani Selamat Datang di Ciboleger

2. Gunakan outfit yang nyaman dan menyerap keringat (Hiking-Trekking Mode On)

-Kaos dan celana olahraga dry fit dan anti UV (jika ada), 

-Alas kaki  minimal sepatu sandal atau idealnya adalah sepatu hiking (karena elevasi trekking cukup bervariasi dan menantang dan banyak bebatuan besar), 

- jika perlu dapat membeli trekking pole (Rp 5ribu- ditawarkan oleh penduduk Badui setempat di banyak titik trekking) atau bawa dari rumah

Trekking Pole yang ditawarkan penduduk Badui Luar
Trekking Pole yang ditawarkan penduduk Badui Luar

- Topi, sun glass, jas hujan, dan atau payung: antisipasi cuaca terik ataupun hujan

-Gunakan sunblock secukupnya


3. Carrier /Ransel yang dengan kapasitas kecil/ sedang dan ringan + tumbler air minum minimal 600 ml 

Karena jalur trekking cukup panjang, dari Ciboleger ke Kampung Marengo Badui Luar sekitar 2,9 km dengan elevasi menantang. Siapakan ruang ransel kosong secukupnya untuk membeli oleh-oleh khas badui (Beli saat trekking pulang)

4. Spot rekomendasi di Badui Luar:

Jembatan Akar- Jembatan Tradisional Terbesar di Badui 
Jembatan Akar- Jembatan Tradisional Terbesar di Badui 

- Jembatan Akar: 

jembatan yang terbuat dari akar pohon raksasa, yang dijalin secara manual dan sangat indah. Jembatan ini merupakan jembatan akar pohon yang terbesar di desa Badui. Selfie photo  di atas jembatan akar ini merupakan salah satu spot foto paling favorit.

Dibawah jembatan ini terdapat muara sungai yang sangat indah dengan pemandangan alam yang sangat luar biasa. Anda dapat bermain air atau cuci muka dan bersantai sejenak di sekitar sungai ini

-Pondok Gazebo:

Rumah traditional masyarakat Badui yang terbuat dari bahan vernicular: bambu, kayu, dan atap ijuk, pondasi batu dan sebagainya.

Note: Jika hanya memiliki waktu 1 hari berkunjung, untuk optimalisasi trip Anda perlu memilih spot alternatif apakah akan mengunjungi Jembatan Akar atau Pondok Gazebo karena letak keduanya tidak satu arah.

5. Minum air secukupnya + bawa obat2an pribadi termasuk (obat anti nyeri otot, handsaplast, dll)

MCK di desa Badui sangat terbatas, untuk wanita disarankan membawa sarung atau kain jika darurat harus buang air kecil. Sementara untuk puskesmas dapat ditemui di luar desa Badui.

6. Selesai trekking sebelum hari gelap (maksimal tiba di Ciboleger pkl 18.00 wib)

Tidak ada lampu jalan di area trekking Badui, adapun sulur sangat terbatas hanya disekitar gazebo. Jika Anda pendaki pemula disarankan untuk selesai trekking sebelum hari gelap dan tiba di ciboleger pkl. 18.00 wib serta memperhitungkan waktu keberangkatan terakhir untuk kereta dari St. Ciboleger (harap tiba sebelum 21.00 wib-untuk yang naik kendaraan umum)

Kereta terakhir.

7. Persiapkan fisik yang prima dan tidur cukup

Persiapkan olahraga berjalan atau lari sekitar 2-3 km seminggu sebelum berangkat untuk pemula untuk menghindari kelelahan kaki dan istirahat yang cukup sebelum dan sesudah trip ke Badui

8. Membawa power bank dan pastikan memori kamera atau hp cukup

Panorama Desa Badui Luar sangat indah dan sangat dilewatkan, begitu pula dengan kebudayaan dan keramah tamahan masyarakat Badui. Di trip ke Badui Luar ini, Anda akan melihat berbagai aktivitas teman-teman di Desa Badui dan keindahan alam. tapi pastikan teman-teman tetap menghormati mereka dan meminta izin" consent" ya sebelum mengambil dokumentasi mereka.

Anak perempuan Badui Luar sedang bermain menggambar rumah di tanah
Anak perempuan Badui Luar sedang bermain menggambar rumah di tanah

Lumbung Padi Tradisional sebagai ketahanan pangan masyarakat Badui
Lumbung Padi Tradisional sebagai ketahanan pangan masyarakat Badui

9. Let's Go!

Kapan waktu terbaik untuk berkunjung ke desa Badui? selepas musim penghujan. Dari catatan BMKG, prediksi musim kemarau 2024 ada di bulan Juli dan puncaknya ada di bulan Agustus. Namun demikian, di bulan lain pun tidak apa-apa, karena cuaca terkadang tidak menentu, Silahkan bawa jas hujan untuk antisipasi.

#kotekatrip5 #kpkgrebekbaduy #kolaborasi KotekaxKPK #GoTOKampungBaduy #WonderfulIndonesia #PesonaIndonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun