Mohon tunggu...
Amelinda Rahmayanti
Amelinda Rahmayanti Mohon Tunggu... Auditor - S1 PWK UNEJ '19

191910501062

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jodipan, Mengubah Kampung Kumuh Menjadi Kampung Warna-warni

29 Oktober 2019   07:04 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:20 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Untuk menghabiskan waktu libur, seseorang dapat berkumpul dengan keluarga, melakukan traveling, kuliner ataupun belanja. Tetapi kegiatan yang paling sering kita jumpai selama liburan adalah melakukan berbagai macam aktivitas untuk mengisi waktu luang mereka salah satunya dengan melakukan pariwisata di kota maupun luar kota.

Pariwisata merupakan suatu aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.

Dari sekian banyak destinasi pariwisata Indonesia, Malang-Batu menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit di segala kalangan. Mulai dari usia anak-anak hingga dewasa. Kotanya yang dingin, harganya terjangkau dan akses yang mudah menjadikan Malang-Batu sebagai pilihan tujuan para Pariwisatawan untuk menghabiskan waktu berlibur mereka, mulai dari wisata alamnya sampai kulinernya, Malang cocok dijadikan sebagai destinasi untuk menghabiskan waktu libur

Bagi kalian yang menyukai foto dan mencari spot foto terdapat 2 pilihan destinasi Pariwisata yang unik dan hanya berada di Malang ini yaitu kampung tridi, dan kampung jodipan atau kampung warna-warni. Adapun Kampung biru arema, tetapi tidak bisa dijadikan pariwisata hanya bisa dijadikan sebagai spot foto, Namun tempat Pariwisata yang paling terkenal di Malang adalah Kampung Jodipan.

Kampung Jodipan atau bisa dikenal dengan kampung warna-warni merupakan pariwisata yang unik dan indah bukan karena adanya campur tangan ciptaan alam melainkan dari hasil karya serta kekreatifan ide dari anak bangsa.

Kampung Wisata Jodipan adalah kampung wisata pertama di Kota Malang yang berupa sederetan rumah warga di tepi Sungai Brantas yang menampilkan dinding dengan aneka warna yang menarik dan tidak monoton. Kampung ini terletak di Jodipan dan berada di tepi Sungai Brantas. Kampung Jodipan awalnya adalah Kampung yang kumuh, kotor, tidak terkenal dan bisa terlihat berada di bawah jembatan penyebrangan dan Jembatan yang dilewati kereta api.

Bila dilihat dari atas Jembatan sangat tidak menyenangkan sekali untuk di pandang apalagi untuk ditinggali sebagai rumah tinggal.

Akhirnya kampung ini digagas delapan mahasiswa jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diketuai Nabila Firdausiyah. Sekelompok mahasiswa ini menggandeng program corporate social responsibilities perusahaan cat untuk mewujudkan kampung tersebut.

Mereka awalnya mendapatkan tugas praktikum Public Relations 2 dari dosen, lalu sekelompok ini yang tergabung dalam Guys Pro-lah yang memiliki ide brilian untuk menyulap kawasan kumuh ini menjadi penuh warna. mahasiswa-mahasiswa yang memiliki tugas ini membantu mengubah beberapa tatanan dan warna kampung tersebut dengan cara mengubah kebiasaan para warga, para mahasiswa melihat akan adanya potensi yang bisa dijadikan sebagai pariwisata apabila para warga memperbaiki tatanan rumah mereka mulai dari pengecatan, penataan jalan dan lain sebagainya.

Setelah sekian lama mulailah terlihat perbedaanya kampung merekapun mulai banyak di datangankan para wisatawan karena kampungnya menarik perhatian dari atas jembatan. Setelah itu para warga berusaha untuk memperbaiki kebiasaan mereka seperti membuang sampah pada tempatnya membuat kerajinan dan lain-lain agar parawisatawan kembali datanf untuk melihat kampung mereka.

Kampung Jodipan pada akhirnya menjadi pusat pencaharian ekonomi para warga disana, dengan membayar tiket uang masuk dan adanya penjualan souvenir mereka bisa mengangkat perekonomian disana menjadi lebih baik. Tidak hanya itu setelah adanya Kampung Jodipan para warga mulai menuangkan ide-ide liannya yakni membuat karya yaitu di bentuknya Kampung Tridi.

Kampung ini tidak kalah unik dengan Kampung warna-warni atau kampung jodipan, setelah masuk kampung jodipan para wisatawan bisa menyambung mengunjungi kampung tridi ini dengan membayar uang tiket masuk lanjutan dan di seberang kampung warna warni Jodipan ini juga terdapat Kampung Tridi yang tak hanya memiliki dinding rumah warga yang dicat berwarna warni tapi juga ada banyak gambar 3D yang jadi spot foto-foto keren.

Menariknya gambar 3D disana cocok di jadikan background spot foto, mulai dari gambar hiu, gorilla, sayap kupu-kupu, T- rex. Gambaran hasil karya para warga terlihat nyata, elegan dan sangat menarik, selanjutnya disuguhi jalan dan terdapat lorong payung yang diatasnya terdapat berbagai macam pepayungan disana, sebagai spot foto lainnya.

Dulu, wisatawan yang datang ke kampung warna warni Jodipan lalu ingin ke Kampung Tridi harus menaiki puluhan anak tangga dan memutar lewat Jembatan Sungai Brantas yang lumayan jauh dan melelahkan. Namun kini sudah ada jembatan kaca yang menghubungkan kedua kampung tematik ini. Kehadiran jembatan kaca ini semakin menambah daya tarik Kampung Jodipan dan Kampung Tridi karena pengunjung kini bisa ber-foto ria di atas jembatan kaca ini.

Konstruksi jembatan kaca Ngalam Indonesia ini dirancang oleh dua mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yaitu Mahatma Aji dan Khoriul di bawah binaan Ir. Lukito Prasetyo. Kedua mahasiswa tersebut pernah menjadi Juara Umum Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia Tahun 2015. Sedangkan untuk pembangunan jembatan difasilitasi oleh PT Indana yang perusahaan cat asal Malang. Pembangunan jembatan ini dilakukan sejak 8 Juni 2017 dan rampung 25 September 2017 dengan materi bahan yang sudah teruji kekuatannya.

Desain jembatan kaca ini disebut-sebut ingin meniru jembatan kaca ekstrim yang ada di Zhangjiajie, Cina. Namun hasil akhirnya menunjukkan jika jembatan ini hanya memiliki kaca di bagian tengah dengan ukuran yang tidak terlalu besar di bagian dinding jembatan. Meski demikian, banyak wisatawan yang tetap berfoto ria di atas jembatan ini.

Jembatan dengan warna kuning emas ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,25 meter serta berada di ketinggian 9,5 meter. Jembatan ini bisa dilalui dua orang yang berjalan berpapasan dan mampu menampung maksimal 50 orang dan menanggung beban 250 kg.

Dan yang terakhir masih di kawasan kampung jodipan terdapat kampung sebalah yang hanya berwarnakan satu warna saja yakni biru dan memiliki nama yaitu kampung biru arema , Kampung ini melambangkan warna dari ciri khas persepakbolaan di Malang yaitu biru. Warga Malang juga mengenalkan berbagai macam ciri khas dari kota itu sendiri ke para wisatawan indonesia. 

Pariwisata di Malang tidak hanya tempat untuk spot foto dan rekreasi, di sana juga mengajarkan edukasi yang akan di tanamkan ke parawisatawan. Terutama untuk anak-anak, dapat bermain namun  sambil belajar dengan membuat berbagai macam kerajinan yang menjadi ciri khas kota Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun