Secara logika matematika, memang mustahil. Ah, mana mungkin, sahut kaum pesimis. Yang gaji jutaan saja entah punya tabungan atau tidak, karena mereka nampak keluyuran selalu dari satu kafe ke kafe lain mengikuti arus pertumbuhan tempat-tempat makan yang semakin menjamur.Â
Tapi kali ini kita pakai teori keajaiban yang berasal dari diet ketat pengeluaran. Bukan, bukan diet ketat seperti karbo blablabla atau mengurangi porsi makan. Maksud diet ketat pengeluaran di sini berarti menghapus pengeluaran yang bukan prioritas dari daftar. Awalnya bolehlah dikurangi, setelahnya benar-benar dihentikan, sehingga yang nampak setelahnya hanya prioritas utama semata.
Yuk simak tipsnya, kompasianer!
1. Sisihkan dulu pengeluaran utama seperti biaya listrik, internet, air, paylater (kalau pakai), bensin, dan teman-temannya)
Hal pertama yang harus dilakukan setelah gajian adalah beberapa prioritas utama yang tersebut di atas karena menyangkut keberlangsungan hidup dan kehidupan di rumah tangga yang dimaksud. Listrik berguna untuk memberikan penerangan dan menjalankan fungsi alat-alat elektronik.Â
Internet berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam segala bidang termasuk pendidikan di era digital. Air berguna untuk kepentingan kebersihan diri dan alat-alat rumah tangga. Paylater berguna untuk dana darurat ketika tanggal tua (walaupun tidak disarankan). Bensin berguna untuk memperpendek jarak perjalanan.
2. Kurangi/Hapus Kebiasaan Traktir-Traktiran
Percaya tidak percaya, mereka yang berada di sekeliling adalah orang yang paling berbahagia menunggu gajian kita daripada si empunya itu sendiri. Sudah dibayangkan di mana akan memesan tempat dan makanan seperti apa yang akan dipesan. Padahal uang orang lain, tapi dia pula yang lebih semangat menghabiskan. Allahu akbar. Berarti traktir-traktiran nggak boleh dong, ya? BOLEH., asal jangan keblablasan.Â
Utamakan keluarga terdekat saja. Teman dekat di sini di sana tidak perlu dimasukkan dalam list, karena akan menyebabkan diri terjebak dalam pemborosan. Kurangi sikap nggak enakan apabila masuk dalam perangkap 'bayar dulu ya, nanti aku ganti' atau 'bayarin dulu ya' atau yang bilang 'makasih ya' lantas pergi begitu saja tanpa briefing sebelumnya.
3. Gunakan skincare yang utama saja
Hanya apa yang dianggap paling penting dan wajib ada. Mengapa? Karena sejatinya produk skincare itu sangat banyak. Mulai dari pembersih wajah, exfoliator, toner, serum, pelembap, sunscreen, spot treatment, eye cream, dan sleeping mask. Tidak mungkin juga kita yang manusia biasa (red: bukan artis) menggunakan semuanya secara lengkap. Selain dapat merobek buku tabungan, efeknya ke wajah sendiri takkan sama, bisa saja mengakibatkan suatu hal yang parah karena berawal dari segala sesuatu yang berlebihan.
4. Kurangi/Hapus Kebiasaan Nyemil
Ada tempat baru di sana, langsung gas. Ada yang baru lagi di sana, langsung come on. Nafsu dalam hal per-ngemilan inilah yang sering dianggap sepele. Harganya memang tidak semahal makanan berat, namun mengkonsumsinya terus menerus yang akan mengakibatkan kantong menipis, Helai demi helai keluar dari tempatnya tanpa rasa bersalah. Sehingga suatu saat ketika gabut dan ingin hitung menghitung, kaget mendapati kok tinggal segini, loh kok, loh kok. Dia yang berbuat, dia pula yang amnesia. Kan lucu.
5. Kurangi/Hapus Kebiasaan Fashion Berlebihan
Hal ini sesuai dengan tuntunan hidup muslim bahwasanya segala hal yang ada pada diri itu ada hisabnya. Semua akan diperhitungkan kemanfaatannya di akhirat kelak. Makanya dalam Islam tidak ada yang namanya koleksi, termasuk koleksi pakaian. Bayangkan rentetan ber-hanger hanger di lemari itu hanya mejeng sekian lama di dalam sana tanpa acara.Â
Bukankah itu namanya pemborosan. Bukankah lebih baik menggunakan beberapa saja lalau selang-seling cuci-pakai cuci-pakai?Apalagi sebentar lagi lebaran, hindari pemborosan dengan membeli baju baru sedangkan baju lama saling berpelukan berusaha saling toleransi.
 6. Sisihkan tabungan wajib per bulan
Setelah membayar berbagai prioritas utama, sisanya bisa digunakan sebagai tabungan wajib per bulan. Nominal harus sama. Lebih boleh, kurang jangan. Berusaha untuk menjaganya tetap utuh dengan menghindarkan hal-hal di atas tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H