Dampak yang ditimbulkan oleh media saat ini cukup signifikan terhadap kelangsungan hidup sosial. Dampak baik ataupun buruk, media massa memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap nilai, keyakinan, dan perilaku kita. Hal ini terjadi baik dalam media sosial maupun video game. Pengaruh yang ditimbulkan akan terus signifikan jika tidak adanya edukasi dalam penanganannya.
Game Online dan Anak-Anak
KPAI menghimbau Orang Tua, Kuatkan Pengawasan Untuk Cegah Anak Kecanduan Game Online. Hal ini mengarah pada kejadian nyata anak yang kecanduan game online di Jember disekap oleh ayahnya di kandang ayam dengan kondisi tanpa busana dan ujung jempolnya diikat.
Komisioner Bidang Pornografi dan Cyber Crime Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah, menyatakan bahwa saat ini banyak kasus anak kecanduan game online, seiring dengan mudahnya akses anak terhadap gadget dan internet. Hal ini tentu saja menjadi perhatian penting bagi banyak pihak, khususnya orang tua. Bagaimanapun kendali orang tua sangat penting dalam pengawasan dan kontrol terhadap anak yang kecanduan gadget atau game online.
Berdasarkan beberapa bukti penelitian, terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya perilaku kekerasan pada anak usia sekolah,antara lain biologis, psikologis, dan sosiokultural. Faktor lingkungan sosial juga penyebab terjadinya perilaku kekerasan seperti keadaan yang ribut, padatnya penduduk, banyak waktu luang, teman sebaya, paparan media massa dan media lainnya seperti Game Online.
Penggunaan gadget oleh anak sangat penting dilakukan pengawasan oleh orang tua, karena game online tidak selalu memiliki konten yang berdampak positif terhadap tumbungkembang anak, sebaliknya banyak game online memiliki dampak negatif pada tumbuhkembang anak karena memiliki muatan pornografi, bermuatan kekerasan, bermuatan perjudian, dan bermuatan perilaku sosial menyimpang.
Sebagai Sumber Informasi
Dengan adanya komunikasi yang aktif khususnya selama pandemi Covid-19, kebutuhan informasi terkait sangat penting bagi masyarakat untuk menentukan apa yang harus dan tidak harus mereka lakukan. Peraturan pemerintah, informasi terkini, edukasi konten, sangatlah penting untuk membimbing masyarakat agar tetap mengutamakan upaya-upaya penurunan angka kasus Covid-19. Kebutuhan akan informasi ini berhubungan dengan media internet dimana segala informasi melalui media tersebut baik itu melalui media sosial maupun portal berita online akan mudah diakses oleh masyarakat untuk menerapkan himbauan physical distancing.
Saat ini telah memasuki era masyarakat informasi yang mana media yang paling banyak banyak digunakan yaitu media internet. Kehadiran media baru (new media) akan menggeser peran dari media konvensional, jika pada zaman dahulu masyarakat masih mengandalkan media konvensional sebagai informasi, maka pada saat ini perannya telah tergeser dengan adanya new media.
Terjadinya Social atau physical contact disebabkan oleh intensitas dan interaksi komunikasi, sehingga membentuk kepercayaan terhadap seseorang untuk membentuk closer partner. Kepercayaan tersebut akhirnya membantu seseorang menerapkan physical distancing karena penjelasan-penjelasan dan informasi yang diperoleh langsung maupun tidak langsung yang dipercaya.
Ada tiga jenis efek potensial yang dihasilkan dari ketergantungan penonton pada media: kognitif, afektif, dan perilaku. Efek kognitif adalah perubahan dalam sikap, keyakinan, dan nilai penonton, termasuk perubahan yang dibawa oleh media dalam perannya dalam "pengaturan agenda" politik.Â
Efek afektif termasuk, misalnya, berkembangnya perasaan takut dan cemas tentang tinggal di lingkungan tertentu sebagai akibat paparan berlebih terhadap laporan berita tentang peristiwa kekerasan di daerah tersebut. Contoh dari efek perilaku adalah "penonaktifan", yang terjadi ketika anggota individu dari audiens menahan diri dari mengambil tindakan tertentu yang akan mereka lakukan jika mereka tidak terkena pesan tertentu dari media. Tidak memberikan suara dalam pemilihan politik mungkin merupakan efek seperti itu.
Ketergantungan Masyarakat
Ketergantungan media menunjukkan bahwa warga negara lebih cenderung beralih ke media massa sebagai sumber jaminan dan informasi selama periode ketidakstabilan politik dan dengan demikian, lebih cenderung terpengaruh oleh peran media massa. Hal ini memperkuat anggapan bahwa dalam masa transisi, media massa - pada tingkat yang paling luas - dapat menjadi sumber informasi untuk membantu memahami perkembangan negara.
Dalam masyarakat industri dan berbasis informasi, individu cenderung mengembangkan ketergantungan pada media untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka, yang dapat berkisar dari kebutuhan informasi tentang posisi kebijakan kandidat politik (untuk membantu membuat keputusan pemungutan suara) hingga kebutuhan. untuk relaksasi dan hiburan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
