Mohon tunggu...
Amelia Nur Fauziah
Amelia Nur Fauziah Mohon Tunggu... Human Resources - Public Relations

hello, its me!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Efek Menggunakan Masker Terlalu Lama

23 April 2021   08:28 Diperbarui: 23 April 2021   08:30 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan masker. (freepik)

Sejak pandemi Covid-19, kita memang diwajibkan untuk selalu memakai masker kemanapun akan pergi. Hal ini dilakukan demi menekan angka penyebaran virus corona di Indonesia. Upaya-upaya seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan disinfectant juga terus diketatkan. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga menyarankan agar pemakaian masker untuk mencegah penyebaran COVID-19 lebih meluas, terutama di tempat yang sulit untuk menerapkan social distancing. 

Pada dasarnya, semakin tebal lapisan masker, maka semakin besar juga kemampuannya dalam menahan udara kotor atau mengandung virus. Namun, studi terbaru justru menunjukkan adanya bahaya dari penggunaan masker terlalu lama. Tidak hanya mengganggu saluran pernapasan, simak bahaya menggunakan masker terlalu lama berikut ini!

Menghambat Pernapasan

Sebuah studi penelitian dari Respitory Care menemukan bahwa penggunaan masker dapat menghambat pernapasan jika dikenakan dalam jangka waktu lama, terutama pada orang yang memiliki gangguan sistem pernapasan.

Penggunaan masker yang terlalu lama akan menyebabkan Resistensi Saluran Pernapasan (RAW) dimana kondisi ini disebabkan adanya gesekan antara aliran udara. Gesekan ini masuk melalui saluran pernapasan.

Resistensi saluran napas bisa terjadi akibat dari kontraksi otot polos bronkial, viskositas gas respirasi, volume paru, dan densitas respirasi. Jika kondisinya terus dibiarkan, akan menyebabkan penyakit asma bronkial, obesity hypoventilation syndrome, dan penyakit paru obstruktif kronik.

Iritasi Kulit

Iritasi pada kulit wajah bisa terjadi karena penggunaan masker yang terlalu lama. Hal ini disebabkan adanya penekanan serta gesekan dari masker yang kotor selama digunakan. Biasanya, iritasi akan terjadi di bagian bawah mata, hidung, dan dagu. Kelembapan yang tidak baik pada kulit juga akan menyebabkan dehidrasi kulit dan jerawat di sekitar mulut. 

Demi menghindari kondisi ini, kamu diharuskan tetap menjaga kebersihan wajah, mengganti masker yang sudah digunakan berjam-jam, serta memberikan pelembab pada wajah. Selalu cuci wajah sampai bersih saat sebelum dan sesudah menggunakan masker. 

Isu Hoax Dampak Penggunaan Masker

Penggunaan masker dan menjaga kebersihan tangan. (freepik/benzoix)
Penggunaan masker dan menjaga kebersihan tangan. (freepik/benzoix)

Namun, banyaknya isu terkait bahaya penggunaan masker yang terlalu lama justru dibantah oleh World Health Organization (WHO). Dikutip dari laman covid19.go.id, WHO mengklaim bahwa dampak negatif dari masker wajah seperti pengembunan atau keracunan karbon dioksida, maupun terhirup kembalinya virus pada masker, adalah tidak benar.

Melalui akun sosial media, WHO menegaskan bahwa penggunaan masker medis yang berkepanjangan ketika digunakan secara tepat tidak akan menyebabkan keracunan CO2 maupun pengurangan oksigen. Lembaga kesehatan dunia ini juga menyarankan untuk tidak menggunakan kembali masker sekali pakai dan selalu menggantinya ketika sudah basah.


Berdasarkan hasil periksa fakta AFP, Vinita Dubey, Petugas Kesehatan Asosiasi Medis dari Toronto Public Health mengatakan bahwa jika digunakan dengan benar, masker kain mungkin tidak akan mengurangi oksigen yang cukup sehingga tidak menyebabkan kekurangan udara.

"Secara umum, masker kain itu tidak ketat menutup wajah, masih ada ruang terbuka kecil di sekeliling masker dan juga pori-pori kain yang bisa melewatkan oksigen sambil menghalangi partikel pembawa virus," jelasnya.

Isu yang mengklaim bahwa mengenakan masker "meningkatkan risiko keracunan CO2 juga dibantah oleh Dubey.

"Penggunaan masker wajah untuk waktu yang lama, termasuk N95, belum terbukti menyebabkan keracunan karbon dioksida pada orang sehat. Jika CO2 perlahan-lahan menumpuk di dalam masker dari waktu ke waktu, kadarnya rendah dan sebagian besar dapat ditoleransi," jelas Dubey.

Namun, ada beberapa keadaan khusus dimana beberapa orang mungkin tidak nyaman mengenakan masker terlalu lama, dan menyebabkan kecemasan.

"Kecemasan atau panik tersebut lah dapat menyebabkan hiperventilasi (pernapasan cepat) yang dapat menyebabkan kadar CO2 turun dan gejala sakit kepala ringan, pusing serta kebingungan," ujar Dubey.

Dengan demikian, penggunaan masker yang tepat tidak menimbulkan dampak negatif seperti yang banyak beredar di masyarakat. Selama kamu mengganti masker maksimal 4 jam sekali, menjaga kebersihan tangan, mencuci muka sebelum dan setelah memakai masker, kamu akan terhindar dari dampak negatif apapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun