Mohon tunggu...
Amelia Nur Fauziah
Amelia Nur Fauziah Mohon Tunggu... Human Resources - Public Relations

hello, its me!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Masih Disini, dengan Sisa Harapan yang Mengikat

20 April 2021   16:56 Diperbarui: 20 April 2021   17:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“There's no need to be ashamed, you've got the light to fight the shadows so stop hiding it away” 

Tidak ada memihak atau dipihak, semua sesuai penglihatan. Mencintai dengan harapan yang jujur.

Namun, tak jarang penglihatan adam dan hawa jauh berbeda, hingga tanpa sadar sudah membuat jarak diantaranya. 

Luka tidak datang dengan sia-sia,entah sebagai pembunuh atau pembangun, hanya saja akan sebagai apa nantinya tergantung kita yang didatanginya. Ini perihal diri Xila yang harus berdamai dengan luka.

Menangis karena dilukai tidak berarti lemah, nikmati prosesnya, ingat dengan jelas seperti apa rasanya dikecewakan, hingga suatu saat nanti kamu lelah dan menjadi sosok yang jauh lebih baik perihal melindungi diri sendiri.

Xila tidak menyalahkan siapapun karena rasa sakit yang ia rasakan, mungkin ini balasan karena tanpa sadar ia pernah menyakiti orang lain, 

atau ini bisikan Tuhan karena Xila belum menjadi wanita yang baik. 

Dan bahkan bisa saja ini akibat dari keputusannya dalam percaya pada orang yang salah dan malah mengabaikan orang yang benar sekalipun. 

Biarkan saja, biarkan Xila merasakan semuanya tanpa ada yang terlewat. Ini pembelajaran, agar dirinya mengerti bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari sesama manusia. 

Biarkan ia menjalani setiap proses yang Tuhan berikan hingga tiba saatnya hanya dirinya dan Tuhan-lah yang bisa menentukan takdir seperti apa yang layak iaterima dalam hidup nantinya.

Waktu yang akan menjawab akan seperti apa Xila ke depannya.

Tidak, waktu tidak menyembuhkan luka atau menyamarkan kecewa, ia hanya membiasakan.

Xila akan terbiasa dengan kecewa, luka, dan sejenisnya.

Waktu yang mendewasakannya, membuatnya berdamai dengan luka, berteman dengan air mata, dan bersahabat dengan masa lalu. 

Hanya waktu yang membuatnya mengerti sisi indah dari berjuang sendirian.

Sejatinya akan ada bahagia yang sempurna di penghujung waktu, tinggal pilih ingin bersabar atau terus menyalahkan keadaan.

Kecewa karena diduakan, tangis karena dibohongi, gelisah karena diabaikan, semua akan terbayar di penghujung waktu

Hanya akan ada tawa bagi mereka yang bersabar dan tidak membenci. 

Sebenarnya itulah akibat mencintai manusia, berbagai luka diberikan demi kesenangan sebelah pihak.

Hanya perlu berfikir kembali manusia mana yang seharusnya dicintai seutuhnya. 

Semesta mengatakan logika tanpa hati hanya akan menimbulkan sombong 

Begitu pun sebaliknya, hati tanpa logika, hanya menghadirkan kebodohan. 

Tak bisakah mereka disatukan? Tak bisa kah berjalan berdampingan? Tak Bisakah perbedaan diabaikan?

Tidak perlu mencintai berlebihan jika tidak ingin menimbulkan luka berlebih nantinya.

Tidak juga rasa sangat membenci sebelum memastikan potensinya berubah jadi peduli.

Dari banyaknya luka, Xila menyadari akan beberapa hal..

Rasa sakit hati tidak timbul jika tidak menyayangi,

Kecewa tidak terasa jika tidak mengharapkan,

Dan gelisah yang tidak hadir jika tidak ada rasa peduli. 

Sisa -- sisa bahagia pasti akan tetap ada di antara banyaknya luka, dan itulah yang tak jarang membuat perempuan sulit untuk melupakan.

Xila pernah diprioritaskan, sebelum akhirnya diabaikan...

Xila pernah diperlakukan amat baik, sebelum akhirnya didustakan..

Xila pernah digenggam erat, sebelum akhirnya dilepaskan..

Xila pernah amat dibahagiakan, sebelum akhirnya ditinggalkan...

Tak ada wanita yang tidak tahu resiko dari suatu hubungan hanyalah luka, berpapasan dengan kecewa dan sakit hati.

Tapi adakah wanita yang sadar kalau luka hanya akan datang ketika diri sendiri yang memanggilnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun