Mohon tunggu...
Amelia Syafarani
Amelia Syafarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Do not be shy, let's be shine.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melihat Landing Pesawat di Desa Sindon

4 Agustus 2022   08:27 Diperbarui: 4 Agustus 2022   08:34 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada dipikiran kalian ketika mendengar landasan pesawat terbang? Ya, proses take off dan landing dari pesawat itu sendiri. Bagi sebagian orang, mungkin masih asing untuk melihat landasan pesawat terbang. Namun, lain halnya dengan masyarakat di Ngemplak, Boyolali, khususnya di Desa Sindon.

Dari salah satu jalan kecil yang ada di Desa Sindon, masyarakat dapat melihat proses terbang dan turunnya pesawat terbang melalui jarak yang sangat dekat. Jalan kecil tersebut berada sangat dekat, bahkan berbatasan dengan kawasan landasan bandara, sehingga membuat view atau pemandangan dalam melihat aktivitas penerbangan pesawat menjadi sangat jelas dan menarik bagi sebagian orang untuk berkunjung. 

Untuk mendukung potensi yang ada, di ujung jalan kecil tersebut terdapat sebuah atraksi wisata bernama Sindon Family Park. Sindon Family Park sendiri merupakan sebuah atraksi wisata yang menawarkan beberapa produk seperti wahana permainan anak, kolam renang anak, dan restoran. 

Atraksi wisata tersebut juga dilengkapi dengan ramainya pedagang kaki lima di sekitar lokasi untuk membuat pengunjung yang datang ke lokasi menjadi lebih nyaman saat menonton pesawat.

Berdasarkan sejarahnya, Sindon Family Park berdiri di atas tanah milik kas Desa Sindon yang dahulu terbengkalai. Penyebabnya terbengkalainya lahan tersebut diakibatkan karena lokasinya yang berada di jalan mati sehingga jarang menjadi perhatian pemerintah sekitar. 

Setelah melihat kondisi lahan yang terbengkalai dan potensi wisata yang mulai ramai di sekitar jalan, seseorang yang bernama Pak Agus akhirnya memutuskan untuk mengubah lahan tersebut dan menjadikannya sebagai tempat pemancingan pada tahun 2018. Hal tersebut dilakukan atas dasar bentuk kepedulian beliau pada kondisi lahan saat itu.

Dokpri
Dokpri
Dalam menjalankan usahanya, Pak Agus telah cukup mengalami kondisi naik-turun seperti pengusaha wisata pada umumnya. Pada awalnya, usaha pemancingan yang dimiliki oleh Pak Agus mendapat respon positif baik dari pengunjung dan masyarakat sekitar. 

Hal tersebut membuat Pak Agus mulai mengembangkan usaha yang dimilikinya dengan menambah wahana permainan anak untuk menarik wisatawan anak-anak sehingga menjadikan atraksi wisata yang dimiliki menjadi lebih family friendly. 

Selain itu, banyaknya pengunjung anak-anak yang antusias untuk melihat pesawat terbang juga menjadi salah satu faktor pertimbangan beliau. 

Akan tetapi, dengan adanya penambahan wahana anak, pemancingan untuk orang dewasa mengalami hambatan. Hambatan tersebut diakibatkan karena adanya pergantian penggunaan kolam sebagai pemancingan dan wahana bebek-bebekan untuk anak-anak. 

Oleh karena itu, Pak Agus memutuskan untuk menutup wahana pemancingan dan mengalihkan usahanya menjadi sepenuhnya sebagai wahana anak-anak.

Dokpri
Dokpri
Selain mengalami kendala dengan produk yang dijualnya, Sindon Family Park juga mengalami kendala lain. Seperti yang diketahui bersama, pada tahun 2020 awal terjadi pandemi covid-19 yang merugikan sektor pariwisata secara global.

Kerugian tersebut juga dialami oleh Pak Agus yang mengakibatkan usaha miliknya menjadi terhambat. Selama pandemi covid-19, Sindon Family Park tutup sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Meskipun demikian, Pak Agus tetap mengembangkan usahanya dengan adanya penambahan wahana berupa kolam renang kecil untuk anak-anak dan restoran yang digunakan untuk mendukung aktivitas wisatawan yang berkunjung.

Dokpri
Dokpri

Untuk masyarakat yang ingin bermain di Sindon Family Park, biaya masuk dan permainan yang ada cukup terjangkau. Biaya yang ditetapkan merupakan pertimbangan bagi Pak Agus sebagai pengelola dalam menjalankan usahanya. 

Sejak bedirinya Sindon family Park, pengelola mengharapkan agar atraksi wisata tersebut ramah bagi masyarakat sekitar. Baik dari segi fasilitas, mitra lokal maupun biaya yang ditetapkan. 

Bagi wisatawan yang ingin memasuki wilayah Sindon Family Park, wisatawan dapat memasuki secara percuma. Akan tetapi, jika ingin menikmati wahana yang disediakan pengunjung wajib membayar di setiap wahana yang hendak digunakan.

Dokpri
Dokpri
Biaya untuk sebagian besar wahana adalah senilai lima ribu rupiah. Pada beberapa wahana juga ditetapkan batas waktu yaitu selama dua puluh menit untuk satu kali transaksi. 

Beberapa wahana tersebut ada komedi putar mini, mini roller coaster, dan mandi bola. Wahana-wahana yang ada di Sindon Family Park dijalankan dan diatur oleh pekerja yang secara bergiliran berjaga di Sindon Family Park.

Dokpri
Dokpri

Mengenai perekrutan pekerja di Sindon Family Park, Pak Agus sebagai pengelola mengatakan jika sejak berencana membangun usahanya ia berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. 

Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan lapangan kerja terutama untuk masyarakat Sindon. Selain itu, di Sindon Family Park juga disediakan lahan yang dapat disewa oleh masyarakat sekitar dengan harga terjangkau. 

Harga sewa tersebut dikenakan sebagai pengganti biaya operasional dan biaya pembangunan yang telah dilakukan oleh Pak Agus sebagai pengelola. 

Akan tetapi, meskipun telah disediakan lahan khusus untuk masyarakat menyewa dan berjualan di Sindon Family Park, beberapa pedagang kaki lima tetap berjualan di sekitar wilayah Sindon Family Park.

Sebenarnya, ada beberapa pernyataan yang cukup kontradiktif antara pengelola dan pedagang sekitar. Beberapa pedagang menyatakan jika aktivitas berjualan tidak terikat dengan kegiatan yang ada di Sindon Family Park. 

Akan tetapi, pihak pengelola mengaku jika ramainya pedagang di sekitar ada setelah Sindon Familh Park mulai beroperasi. Entah pernyataan mana yang benar, bisa saja keduanya benar tapi kurang tepat atau mungkin keduanya salah, hehehe...

Terlepas dari berbagai kekurangan dan permasalahan yang mungkin belum bisa ditangani selama Sindon Family Park beroperasi, seperti masih adanya pandangan masyarakat yang kurang mendukung atau masih kurangnya fasilitas yang mendukung aktivitas wisata, hadirnya tempat wisata di jalan mati dekat landasan pesawat tersebut telah cukup memberikan kesenangan tersendiri bagi pengunjung. Bahkan, hampir setiap hari pengunjung datang secara berkelompok dengan menaiki kereta wisata.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun