Mengenai perekrutan pekerja di Sindon Family Park, Pak Agus sebagai pengelola mengatakan jika sejak berencana membangun usahanya ia berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat.Â
Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan lapangan kerja terutama untuk masyarakat Sindon. Selain itu, di Sindon Family Park juga disediakan lahan yang dapat disewa oleh masyarakat sekitar dengan harga terjangkau.Â
Harga sewa tersebut dikenakan sebagai pengganti biaya operasional dan biaya pembangunan yang telah dilakukan oleh Pak Agus sebagai pengelola.Â
Akan tetapi, meskipun telah disediakan lahan khusus untuk masyarakat menyewa dan berjualan di Sindon Family Park, beberapa pedagang kaki lima tetap berjualan di sekitar wilayah Sindon Family Park.
Sebenarnya, ada beberapa pernyataan yang cukup kontradiktif antara pengelola dan pedagang sekitar. Beberapa pedagang menyatakan jika aktivitas berjualan tidak terikat dengan kegiatan yang ada di Sindon Family Park.Â
Akan tetapi, pihak pengelola mengaku jika ramainya pedagang di sekitar ada setelah Sindon Familh Park mulai beroperasi. Entah pernyataan mana yang benar, bisa saja keduanya benar tapi kurang tepat atau mungkin keduanya salah, hehehe...
Terlepas dari berbagai kekurangan dan permasalahan yang mungkin belum bisa ditangani selama Sindon Family Park beroperasi, seperti masih adanya pandangan masyarakat yang kurang mendukung atau masih kurangnya fasilitas yang mendukung aktivitas wisata, hadirnya tempat wisata di jalan mati dekat landasan pesawat tersebut telah cukup memberikan kesenangan tersendiri bagi pengunjung. Bahkan, hampir setiap hari pengunjung datang secara berkelompok dengan menaiki kereta wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H