Pewarnaan dawet Bu Nur masih menggunakan pewarna alami untuk menjaga kualitas produknya. Warna hijau pada dawet biasa didapatkan dari olahan menggunakan daun pandan. Sementara itu, warna hijau pada dawet ireng diperoleh dari merang, yaitu kulit padi yang telah dijemur. Dalam penyajiannya, Bu Nur juga menawarkan dawet campur antara dawet hijau dan dawet hitam.Â
Kabar gembiranya, warung dawet milik Bu Nur menetapkan harga senilai delapan ribu rupiah untuk satu porsi dawet, terlepas dari jenis dawetnya. Baik dawet biasa, dawet ireng, dan dawet campur. Satu lagi hal menarik, bagi pembaca yang suka tape ketan juga menambahkan tape ketan sebagai toping dawet hanya dengan tambahan biaya senilai seribu rupiah. Cukup terjangkau bukan?
Seiring dengan berkembangnya usahanya, kini warung dawet Bu Nur menawarkan gorengan sebagai pendamping atau side dish ketika menyantap gurihnya dawet. Gorengan yang ditawarkan pun beragam, ada tempe goreng, tahu goreng, dan geblek yang merupakan gorengan khas Purworejo dari bahan baku singkong. Harga satu buah gorengan pun cukup terjangkau dengan porsi yang besar.Â
Satu buah tempe atau tahu goreng adalah dua ribu rupiah. Sementara itu, satu porsi geblek dijual seharga lima ribu rupiah disertai sambal kacang untuk dicocol. Tidak sampai di situ, Bu Nur pun menawarkan mentahan geblek yang dapat digoreng secara pribadi ketika dijadikan oleh-oleh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H