Mohon tunggu...
Amelia Savitri
Amelia Savitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - UHAMKA

semangat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Kaum Dhuafa di Kota Depok oleh Mahasiswa UHAMKA

16 Januari 2023   23:40 Diperbarui: 16 Januari 2023   23:51 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaum dhuafa atau masyarakat yang lemah terhadap persoalan ekonomi menjadikan

mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan masih banyak kaum dhuafa yang belum merasakan pendidikan baik di tingkat formal maupun informal. Adanya keterbatasan kemampuan dalam mendayagunakan sumber-sumber informasi dan teknologi industri, serta ketidak merataanya kemakmuran dan kesejahetraan hidup. Semua permasalahan ini menjadikan suatu kemiskinan dan kesengsaraan bagi beberapa keluarga yang terdampak. Persoalan kemiskinan bukan terjadi karena alami atau natural, tetapi hal ini bisa disebabkan dari adanya kebijaksanaan yang tidak sesuai sehingga ketidakadilan didapatkan oleh beberapa kaum yang menimpa.

Kaum Dhuafa ini adalah mereka yang lemah dari sisi ekonomi. Mereka terdiri dari orang-orang terlantar, fakir miskin, anak yatim piatu, orang yang cacat dan punya penyakit serta mereka yang kurang mempuni dalam hal ekonomi.

Setiap hari mereka melawan kemiskinan yang sudah melandanya. Terkadang dari mereka adalah korban dari adanya kenaikan harga dan kebutuhan lainnya. Dan seringkali mereka menanggung banyak beban hutang. sebagian dari mereka merupakan orang yang sulit untuk mendapatkan tempat tinggal layak, sulit mendapatkan pekerjaan enak. Mereka kerja sebagai pemulung, pedagang jalanan, buruh bangunan dan lainnya. Karena penderitaannya itu mereka rentan dengan penyakit menular seperti demam berdarah, malaria, kusta dll.

Depok: Silaturahmi antara mahasiswa dan keluarga dhuafa, dinilai sangat penting dalam kehidupan. Sebab, silaturahmi bisa mempererat hubungan setiap manusia. Kami diajarkan untuk peduli terhadap sesame, oleh karena itu pada mata kuliah Kemuhamadiyahan ini terdapat program pemberdayaan kaum dhuafa. Sekelompok mahasiswa fkip uhamka lebih tepatnya mahasiswa semester 3 dari Pendidikan Bahasa inggris dan mahasiswa semester 5 pendidikan geografi telah selesai melakukan kegiatan hal yang baik dalam pemberdayaan keluarga dhuafa pada salah satu keluarga di Kp. Tipar, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

Mahasiswa Pendidikan Geografi dan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHAMKA yaitu kelompok 1 yang beranggotakan Amelia Juliana Savitri, Fauzan Hasan Rizky dan Budi Sulistio yang melakukan kegiatan pemberdayaan bersama keluarga Bapak Fauzi dan Ibu Dewi ini.

Kegiatan pemberdayaan keluarga dhuafa ini merupakan tugas dari mata kuliah kemuhammadiyahan yang dibimbing oleh ibu Ade Putri Muliya, S.Pd., M.Pd. Kegiatan ini merupakan kegiatan sebagai aksi nyata mahasiswa dalam mengimplementasikan dakwah lapangan untuk menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia.

Sebelumnya kami (kelompok 1) melakukan survey di daerah Kp. Tipar, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Untuk mencari keluarga yang memiliki perekonomian yang kurang mampu. Dan pada akhirnya kami menemukan keluarga yang sesuai dengan kriteria sebagai keluarga dhuafa yaitu keluarga dari Bapak Fauzi dan Ibu Dewi. Setelah itu kami langsung menemui keluarga Bapak Fauzi dan Ibu Dewi lalu berkunjung ke rumah beliau untuk bersilaturahmi.

Bapak Ahmad Fauzi adalah seorang kepala keluarga yang bekerja sebagai tukang sampah. Ia memiliki istri Bernama ibu dewi yang bekerja sebagai penjual warung kecil di tempat ia tinggal. Mereka tinggal di daerah gang daim, kampung tipar mekarsari cimanggis, depok. Mereka dikaruniai 3 orang anak yang masih berusia belia dan belum mampu untuk membantu mereka mencari uang dan memenuhi finansial dalam keluarganya.

Pekerjaan bapak fauzi ini sebagai tukang sampah yang membersihkan sampah-sampah di sekitar rumahnya dan ia diberikan upah oleh orang-orang yang meminta sampah rumahnya untuk diangkut. Penghasilannya hanya Rp. 50.000 perhari dan hanya mencukupi untuk kebutuhan makan sehari-hari Bersama isteri dan anak-anaknya. Karena penghasilan dari pa fauzi ini tidak mencukupi, akhirnya istrinya membantu untuk berjualan seadanya hanya untuk mengambil keuntungan sedikit yang uangnya bisa digunakan untuk tambahan makan sehari-hari. Makanan yang biasa mereka makan itu bukan makanan yang sehat, karena mereka terbiasa hanya memasak telur dan mie saja. Yang mana ini bisa menimbulkan

Setelah kami bersilaturahmi, tim kami melakukan pengumpulan dana bantuan (fundraising) dengan menyebarkan pamphlet ke media sosial dan mengajak keluarga serta teman-teman untuk ikut menyisikan sebagian rezekinya dalam membantu keluarga ibu sanimah. Fundraising tersebut dimulai dari tanggal 15 oktober-25 desember 2022 dengan mengumpulkan dana sebanyak 1.130.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun