Mohon tunggu...
Amelia Rosliani
Amelia Rosliani Mohon Tunggu... Guru - penyuka buku fisik

Menganalogikan dirinya "spora berjalan" | pembelajar | pendidik | book lovers | poem | sedang berusaha membuat buku solo perdana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Dinamis Mengikuti Perkembangan Zaman

18 Agustus 2024   12:19 Diperbarui: 18 Agustus 2024   12:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum menjadi pilar yang sangat penting di satuan pendidikan. Sebuah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaran pendidikan bernama sekolah. Kurikulum berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik per masing-masing jenjang. Perubahan kurikulum sudah sangatlah mutlak terjadi di setiap periodenya. Fungsi kurikulum yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya memiliki komponen pokok dan komponen pendukung di dalamnya.

            Kurikulum menjadi alat untuk tercapainya tujuan yang dituju maka dari itu perlu ada beberapa komponen yang diketahui oleh pelaksana pembelajaran di satuan pendidikan. Para penyelenggara tersebut biasa disebut dengan stakholder di dunia pendidikan termasuk Kepala Sekolah, Bidang Kurikulum dan Guru. 

Saat ini kurikulum sangat mengalami perubahan yang jauh sekali dengan kurikulum pendahulunya Kurikulum K13 yang banyak versi dan kurikulum KTSP. Kurikulum merdeka memberikan banyak warna dan dobrakan yang sangat terang-terangan bahkan gila. Jika kita di kurikulum sebelumnya sudah terbiasa dengan intrakurikuler dan penjelasan beberapa aspek. Kurikulum merdeka menyumbangsihkan nama-nama istilah yang sangat variatif.

            Tiga tahun yang lalu kita mengalami sebuah fenomena pandemi yang tidak dapat diprediksi. Sebuah fenomena dan kekagetan bahkan melumpuhkan semua lini. Hingga dunia pendidikan, istilah tersebut dapat kita sebut dengan learning loss. Learning loss merujuk pada penurunan dalam kemampuan belajar dan pencapaian akademis yang terjadi pada peserta didik selama periode tertentu. 

Terutama Ketika menghadapi gangguan atau tantangan dalam proses pendidikan. Hal yang Fenomena learning loss ditandai dengan adanya ketimpangan atau ketidaksesuaian kompetensi yang diraih di dunia pendidikan. Tak hanya itu, hasil skor PISA selama kurun beberapa waktu terakhir menunjukkan bahwa 70% peserta didik berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimun dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Belum lagi diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

            Kedaruratan tersebut membawa perubahan terkait kebijakan kurikulum atas dasar beberapa masalah yang terjadi di dunia pendidikan saat pandemi COVID-19. Kurikulum darurat atau penyederhanaan kurikulum di satuan pendidikan. Kemendikbud memberikan tiga opsi kepada satuan pendiidkan dalam rangka pemulihan proses pembelajaran. 

Untuk melaksanakan Kurikulum berdasarkan Standar Nasional Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan konteks masing-masing satuan pendidikan. Tiga opsi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh.
  • Menggunakan Kurikulum Darurat
  • Menggunakan Kurikulum Merdeka

Kurikulum berubah mengikuti perkembangan zaman itulah kenapa kurikulum bersifat dinamis. hal yang melatarbelakangi perubahan tersebut adanya beberapa kasus yang di luar kendali manusia. Belajar dari fenomena learning loss, kurikulum merdeka menjadi kurikulum nasional di tahun ini. 

Namun, pelaksanaannya memang masih ada beberapa satuan pendidikan yang masih menerapkan Kurikulum 13, tapi tidak banyak. Merujuk pada kurikulum merdeka yang identik dengan adanya projek kokurikuler untuk pengembangan soft skill yang diterima oleh peserta didik. 

Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan sesuai kebutuhan zamannya. Perubahan tersebut dapat diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik peserta didik. Saat ini peserta didik yang kita didik rentang lahir di tahun 2010 biasa dikenal dengan sebutan Gen Alpha tingkat sekolah menengah pada Fase D Kurikulum Merdeka. 

Dalam dunia pendidikan, orientasi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada peserta didik. Dalam merancang kurikulum, harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan peserta didik sebagai tokoh sentral atau bahkan menjadi tokoh utamanya selain guru.

Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak perlu adanya keterlibatan penuh untuk menyukseskan proses pembelajaran ini. Sebagai tokoh utama di dunia pendidikan, guru perlu memiliki sifat penasaran akan sebuah informasi dan ilmu pengetahuan. Guru harus terus belajar agar dapat memfasilitasi pembelajaran yang sesuai, orang tua harus terus memahami perkembangan anak-anak dan kebutuhannya. 

Zaman sudah teraudit menjadi digitalisasi segala informasi dapat diakses dengan mudah oleh guru, beberapa bahan ajar pun dapat diambil dari platform yang sudah disediakan oleh pemerintah Bernama PMM. Guru dapat memakai wadah tersebut untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran. Di mana pada platform tersebut guru dapat mengadaptasi beberapa perangkat ajar yang di dalamnya berisi modul ajar, LKPD, asesmen yang dipakai bahkan materi yang akan dipelajari di setiap pertemuannya.

Semangat untuk para guru di mana pun berada, guru merupakan jantung inti pada proses pembelajaran di sekolah. Apa jadinya jika tidak ada guru di kelas ? maka dari itu kembangkanlah potensi diri untuk menyampaikan pengetahuan yang bermanfaat kepada anak-anak di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun