Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pernak-Pernik Kembali Ke Sekolah

28 Juli 2024   12:39 Diperbarui: 28 Juli 2024   16:22 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan komite sekolah (dokpri Amelia)

Hi…..

Kompasioner, masih dalam bulan kembali ke sekolah, ada keseruan apa aja di pekan kedua masuk sekolah ananda?.

Anak pertama saya sudah naik ke kelas 5, sedangkan anak kedua saya naik ke kelas 2. Pekan kedua masuk sekolah , ponsel saya sudah ‘di susupi’ 4 grup WhatsApp sekolah anak – anak, hehe… salah satu tradisi Back To School.

Banyak amat bun, emang apa grup apa aja?. Grup – grup WhatsApp ini tujuannya sebagai pemberitahuan beberapa informasi penting dari sekolah. Seperti informasi mata pelajaran sekolah, jam kepulangan sekolah , kegiatan ektrakulikuler dan lain – lain.

Grup nya apa saja?

  • Grup WhatsApp Kelas
  • Grup WhatsApp Wali murid
  • Grup WhatsApp les mapel
  • Grup WhatsApp les bahasa

Mengingat anak saya ada dua, jadi sudah ada 5 grup WhatsApp yang masuk. Isi informasi grup yang akhir – akhir ini kerap masuk sifatnya reminder jadwal pelajaran, pulang sekolah, uang kas kelas,  jadwal piket, seragam, pembuatan KIA, informasi jadwal imunisasi dan lain – lain. Cukup aktif juga grup nya dan bikin bingung baca nya , hehe…

Sekolah anak – anak cukup aktif juga akhir - akhir ini. Belum lama ini kelas ekstrakulikuler di buka dan Sabtu kemarin adalah pemilihan pengurus baru komite sekolah. Kebetulan, suami saya terpilih kembali dalam kepengurusan komite sekolah. Sebelumnya , di laksanakan pemilihan pengurus kelas atau korlas.

Tujuan korlas atau koordinator kelas adalah mengurus  keperluan kelas, seperti pengadaan barang – barang, lemari, jam dinding, tissue, air galon , yang ke semua ini , uang nya di peroleh dari uang kas kelas. Selain itu, koordinator kelas berfungsi menjembatani arahan dari kepala sekolah ke wali murid, seperti program -program sekolah.

Program - program sekolah kami antara nya adalah ; 

  • HUT RI
  • Bulan Bahasa
  • PHBI (Maulid Nabi Muhammad SAW)
  • Hari Guru
  • Class Meeting
  • Gelar Karya
  • Market Day
  • LSS (Lomba Kebersihan Sekolah)
  • Adiwiyata
  • Hari Anak

Pengeluaran kegiatan sekolah di gunakan dari uang kas kelas. 

Ilustrasi kegiatan komite sekolah (dokpri Amelia)
Ilustrasi kegiatan komite sekolah (dokpri Amelia)

Ilustrasi kegiatan ekstrakulikuler (dokpri Amelia)
Ilustrasi kegiatan ekstrakulikuler (dokpri Amelia)

Ilustrasi kartu pembayaran uang kas kelas (dokpri Amelia)
Ilustrasi kartu pembayaran uang kas kelas (dokpri Amelia)

Asumsi saya , sekolah negeri itu gak ada bayaran - bayaran, ternyata saya salah, bung.. buanyaaak bayaran - bayarannya. Buku modul, buku paket, uang kegiatan renang kelas 5 yang di laksanakan 1x dalam 1 smester sebesar 60.000. Dan ada 2x dalam setahun. Belum fieldtrip kelas 2 dan 5, belum termasuk biaya - biaya di luar kegiatan sekolah. 

Puyeng juga pernak -pernik sekolah ini semua nya pake duuuit yaaa... ini di sekolah anak saya, di SDN Pondok Jagung 2, Tangerang Selatan, yang ternyata setelah saya telusuri, setiap sekolah memiliki kebijakan masing - masing perihal pengadaan buku cetak dan modul pembelajaran. Jika di SDN Jelupang, buku hanya ada modul dan tidak ada buku cetak pendukung. Di SDN Pakujaya, buku modul sekolah sifat nya di pinjamkan dan tidak di perjual- belikan.

Rumor nya, dana BOS itu gak mencukupi. Tentu nya perihal nominal dana BOS adalah hal yang mustahil mendapat jawaban secara spesifik dari kepala sekolah. Karena, komite sekolah pernah mempertanyakan hal ini. 

Menurut Antara news, pemerintah telah mengucurkan dana Rp 57,54 triliun untuk memberikan Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) kepada 419.218 satuan pendidikan pada tahun 2024.

"Untuk 2024 ini Kemendikbudristek telah menetapkan sebanyak 419.218 satuan pendidikan penerima BOSP dengan nilai anggaran Rp57 triliun," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Praptono pada acara peluncuran penyaluran dana BOSP 2024 di Jakarta, Rabu.

Dana BOSP 2024 meliputi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak Rp52,07 triliun, dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak Rp3,9 triliun, dan dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan sebanyak Rp1,55 triliun.

Dari dana BOS yang nilainya total Rp52,07 triliun, sebanyak Rp22,72 triliun disalurkan ke 219.684 sekolah dasar dengan 43,67 juta peserta didik, sebanyak Rp11,65 triliun disalurkan ke 41.733 sekolah menengah pertama dengan 9,82 juta murid, dan sebanyak Rp8,41 triliun berikan ke 13.949 sekolah menengah atas dengan 5,17 juta siswa.

Selain itu, ada dana BOS sebanyak Rp8,41 triliun yang dibagikan ke 14.103 sekolah menengah kejuruan dengan 5,01 juta peserta didik dan dana Rp700,38 juta yang diberikan kepada 2.298 Sekolah Luar Biasa dengan 189.398 murid. (Sumber : Antara News / 17 Januari / 2024).

Melihat angka - angka yang besar ini  rasa nya mata jadi berkunang - kunang di buatnya. Pertanyaannya, kok bisa gak cukup?, dengan banyaknya duit - duit di sekolah anak kami , apa penyaluran dana BOS ini tidak di dasari dengan pendataan , observasi ke lapangan apa yang di butuhkan dan di support setiap sekolah?.

Pekerjaan rumah pendidikan Indonesia yang utama di masalah penyaluran dana pendidikan, pemerataan fasilitas dan infrastruktur. Apa kabar sarana pendidikan di pelosok -pelosok daerah yang ingin masih jauh dari angan. 'Kelihaian' menteri pendidikan kita yang sekarang , mungkin, hanya perihal menghapus UN, jurusan IPA, IPS, BAHASA, masalah gonta ganti seragam, usia sekolah dan sertifikasi guru online tanpa memperdulikan teriakan guru - guru honorer dan nasib sekolah ambruk di pelosok - pelosok daerah. Alangkah baik nya nih pak menteri, gaji guru juga di naikkan dong!, ungkapan seorang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, adalah benar.

Ingin saya, di Indonesia , di berdayakan tenaga sumber daya manusia macam Butet Manurung, seorang guru, tenaga pendidik yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar anak - anak di Bukit Dua Belas , Jambi, Sumatera. 

Tentu saja yang ia lakukan ini adalah sosial dan mengingat Butet adalah seorang aktivis yang memberanikan diri nya untuk tinggal di hutan dan mendedikasikan dirinya untuk pendidikan masyarakat di pedalaman. Harusnya beliau di support penuh dan di apresiasi oleh pemerintah. Jangan sampai aset bangsa seperti ini malah mendapat pengakuan dari negara lain, sementara di abaikan di negara sendiri. Butet Manurung justru mendapat apresiasi dari Mattel , perusahaan mainan Barbie asal Amerika Serikat, dan sosok Butet di buat versi barbie sebagai salah satu tokoh wanita dunia asal negara Asia yang inspiratif. 

Nah bagaimana nasib guru di pelosok yang 'nyaris' seperti Butet?, dengan upah yang sungguh menyesakkan di dada. Saya berharap dengan berganti presiden, berganti menteri pendidikan yang lebih bonafide , di pilih sesuai dengan latar pendidikan yang sesuai pula, agar mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia lebih baik lagi ke depan. Semoga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun