Melihat angka - angka yang besar ini  rasa nya mata jadi berkunang - kunang di buatnya. Pertanyaannya, kok bisa gak cukup?, dengan banyaknya duit - duit di sekolah anak kami , apa penyaluran dana BOS ini tidak di dasari dengan pendataan , observasi ke lapangan apa yang di butuhkan dan di support setiap sekolah?.
Pekerjaan rumah pendidikan Indonesia yang utama di masalah penyaluran dana pendidikan, pemerataan fasilitas dan infrastruktur. Apa kabar sarana pendidikan di pelosok -pelosok daerah yang ingin masih jauh dari angan. 'Kelihaian' menteri pendidikan kita yang sekarang , mungkin, hanya perihal menghapus UN, jurusan IPA, IPS, BAHASA, masalah gonta ganti seragam, usia sekolah dan sertifikasi guru online tanpa memperdulikan teriakan guru - guru honorer dan nasib sekolah ambruk di pelosok - pelosok daerah. Alangkah baik nya nih pak menteri, gaji guru juga di naikkan dong!, ungkapan seorang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, adalah benar.
Ingin saya, di Indonesia , di berdayakan tenaga sumber daya manusia macam Butet Manurung, seorang guru, tenaga pendidik yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar anak - anak di Bukit Dua Belas , Jambi, Sumatera.Â
Tentu saja yang ia lakukan ini adalah sosial dan mengingat Butet adalah seorang aktivis yang memberanikan diri nya untuk tinggal di hutan dan mendedikasikan dirinya untuk pendidikan masyarakat di pedalaman. Harusnya beliau di support penuh dan di apresiasi oleh pemerintah. Jangan sampai aset bangsa seperti ini malah mendapat pengakuan dari negara lain, sementara di abaikan di negara sendiri. Butet Manurung justru mendapat apresiasi dari Mattel , perusahaan mainan Barbie asal Amerika Serikat, dan sosok Butet di buat versi barbie sebagai salah satu tokoh wanita dunia asal negara Asia yang inspiratif.Â
Nah bagaimana nasib guru di pelosok yang 'nyaris' seperti Butet?, dengan upah yang sungguh menyesakkan di dada. Saya berharap dengan berganti presiden, berganti menteri pendidikan yang lebih bonafide , di pilih sesuai dengan latar pendidikan yang sesuai pula, agar mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia lebih baik lagi ke depan. Semoga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H