Menemukan Tantangan dan Kenikmatan Tersendiri dalam Menulis Fiksi

Udah lama enggak nulis di Kompasiana. Ngejar 1 headline lagi belooom juga jebool.. sementara Kompasioner sana - sini artikel nya udah pada eksis tayang di headline. Satu headline lagi niiih admiiiin....... 

Btw, ide nulis fiksi ini datang dari adik saya yang seorang book viewer. Itu loh yang suka baca buku terus di tulis review nya. Dia bilang , "ka,coba nulis fiksi".

Boleh juga sih. Nulis kan konsep nya sama. Beda nya fiksi - bikin cerita sendiri. Akhirnya coba aja nulis. Ide cerita bisa dateng dari mana aja. Random. Yang susaaah itu cerita seperti apa yang menarik minat pembaca. Karena produktif kebangetan. Dalam sebulan ini saya 'baru' nulis sekitar 4 atau cerita. Mancing pembaca dulu. Tapi  susah ya ternyata. Random banget jenis cerita yang banyak di minati. Mungkin sama aja kayak nulis artikel. 

Nah, saya butuh suppport Kompasioner untuk partisipasi nya membaca fiksi saya nih, hehe.. nulis cerita apa aja sih?. Salah satu nya terinspirasi dari beberapa tulisan saya sendiri di Kompasiana. Berikut judul fiksi yang saya tulis, 

1. Cinta Sang Pustakawan 

Sinopsis : 

Evan, si cowok kutu buku yang memiliki bola mata berwarna hazel, berprofesi sebagai pustakawan. Evan mengidap obsessive compulsive disorder, yang menyerang nya ketika ia sedang dalam kondisi stress.

Ia memiliki kebiasaan yang unik. Mencatat dan menulis kosa kata yang baru ia temukan di sebuah buku catatan kecil miliknya.

Adalah Roselina. Seorang wanita cantik, host televisi dan penulis buku. Evan menyebut nya 'bandit cantik'. Roselina memperkenalkan beberapa kosa kata baru dalam kamus kosa kata Evan.

Sosok Evan yang unik dan cowok dingin, membuat Roselina tertarik untuk menjadikan nya sebagai objek dari proyek tulisan berikut nya. Apakah Evan menyadari jika diri nya di 'peralat' oleh Roselina?.

Link fiksi nya : https://www.gwp.id/story/139061/cinta-sang-pustakawan

2. Career Switch 

Ilustrasi cover fiksi penulis (Foto : Dokpri Amelia edit by Canva)

Sinopsis : 

Di tengah rasa putus asa mencari pekerjaan. Nina, lulusan murni sarjana Desain Komunikasi Visual, nekat melamar bekerja sebagai guru seni rupa di sebuah Sekolah Menengah Atas.

Setelah masuk ke dalam dunia pendidikan. Ia tidak menyangka, ternyata tidak mudah menjadi seorang guru.

Ia belajar banyak hal baru, seperti, Pedagogik, membaca dan menyusun silabus, memahami apa itu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), menyusun silabus dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tantangan lain nya, menghadapi anak – anak usia baru gede atau (ABG).

Bagaimana Nina menghadapi tantangan career switch dengan baik?. Dari seorang lulusan murni Desain Komunikasi Visual menjadi seorang guru seni rupa?.

Link fiksi nya :

https://www.gwp.id/story/139079/career-switch

3. Ta'aruf

Ilustrasi cover fiksi penulis (Foto : Dokpri Amelia edit by Canva) 

Sinopsis :

Saraswati, ukhti yang usia nya ‘nyaris’ kepala 3. Namun ia belum juga kunjung di pinang. Satu persatu teman – teman nya udah pada ‘sold out’ alias menikah.

Bukan tanpa usaha, ia banyak di kenalin ke pria – pria atas promosi sang mamah. Yang datang ke rumah untuk berkenalan pun beragam profesi.

Ada satu cara yang belum ia lakukan. Yaitu, ta’aruf. Proses perkenalan adat Timur Tengah, antara pria dan wanita yang tidak saling mengenal, melalui perantara orang ketiga. Tanpa khalwat (campur baur antara pria dan wanita).

Akankah Saraswati berhasil menemukan cinta sejati – sehidup semati dan happy ending di atas pelaminan?. 

Link fiksi : https://www.gwp.id/story/139115/taaruf

Ternyata gak mudaaah ya nulis fiksi. Yang bikin gak mudah itu nyari pembaca. Tapi, di Kompasiana , pembaca saya  ter - the best!. Monggo siapa ajaaa yang mau membaca fiksi saya mampir ya ke tulisan ku -terima kasih banyaaaak 😊😊😊😊