Tentu saja transformasi perubahan KAI tidak hanya mengenal 1 nama. Di era Anies Baswedan ketika beliau menjabat menjadi gurbenur Jakarta. Ia membuat Jakarta dengan konsep sarana transportasi terintegrasi. Dari naik KRL bisa nyambung dengan Jaklinko dan TransJakarta. Saya sebagai saksi merasakan kenyamanan atas inovasi hasil kolaborasi kedua ahli ini. Ketika jalan - jalan ke Jakarta, saya naik dari stasiun Jurang Manggu. Ketika di stasiun saja, saya sudah terkesan. Sama dengan apa yang di rasakan dengan turis Amerika Serikat yang penulis ceritakan di atas.Â
Bersih , nyaman dan aman. Dari pengalaman penulis rasakan sendiri ketika jalan - jalan dengan KRL dari Tangerang Selatan menuju Stasiun Tanah Abang. Selain nyaman selama perjalanan, tiba di stasiun dengan fasilitas pendukung yang memadai. Seperti toilet , musola dan mini market. Pada video yang di ulas oleh turis Amerika Serikat. Bahwa ia terkejut ketika menemukan toilet di stasiun. Ia membandingkan keadaan jika di New York.
"Mungkin saya bisa saja terbunuh di toilet subway di New York".
Kejutannya tidak hanya soal lantai stasiun yang bersih. Namun, sang turis juga kagum melihat keadaan di dalam kereta. Bahwa, tidak ada gelandangan, tidak ada orang  yang berbau badan tidak sedap dan bersih. Kenyataannya, yang penulis rasakan memang betul. Di dalam KRL  tidak ada gelandangan, semua penumpang rapih dan sopan. Walaupun , faktanya, terdapat beberapa kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam KRL. Evan, sang turis pernah mendapati kejadian bullying yang terjadi di dalam gerbong KRL di New York. Bukan itu saja, ia bercerita, ketika ia study di Chicago. Setelah menggunakan fasilitas kereta bawah tanah di sana, ia sulit mendapatkan taksi. Dan karena merasa tidak nyaman, pernah suatu ketika , ia di ikuti seorang pria yang tidak ia kenal. Bayangkan jika anda seorang wanita yang harus menghadapi ancaman seperti itu di stasiun bawah tanah di kota anda.
Apa yang turis Amerika Serikat itu rasakan, pernah saya rasakan ketika 15 - 20 tahun lalu di terminal Blok M. Tapi yang saya rasakan bukan di ikuti pria aneh, namun, ketidaknyaman dalam fasilitas umum. Di era itu, terminal Blok M tidak aman. Banyak pengamen, copet, supir bis ugal - ugalan. Bersyukur, di era masa kini, Jakarta mengalami perubahan infrastruktur yang signifikan.Â
Kereta rel listrik Indonesia juga tidak luput dari ketidaksempurnaan. Wajar saja. Karena Indonesia adalah negara berkembang. Yang masih akan tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.Â
Walaupun saya bukan anker (sebutan untuk anak kereta), namun, saya seorang masyarakat umum merasa nyaman dan bersyukur dengan transformasi KAI dan di dukung juga oleh sistem pemerintahan di era Ahok dan Anies Baswedan. Sehingga Jakarta terasa kemajuan dan perkembangannya. Terlebih perubahan pada sarana transportasi umum.Â
Sayangnya, sarana transportasi umum di Jakarta, Â belum di temukan di Tangerang Selatan. Kini, Tangerang Selatan, sedang fokus pembenahan kabel listrik yang menjuntai. Walaupun ada wacana mengenai jalur MRT yang di perpanjang hingga Tangerang Selatan.Â
Jalur MRT ini melewati kota Tangerang. Bukan Tangerang Selatan.Â