Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seri Confession Of Fashion (Berpetualang Air Terjun dan Menikmati Romantika Alam Bersama Pujaan Hati)

15 April 2024   18:22 Diperbarui: 15 April 2024   22:00 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: radarcianjur, skyatnightmagazine, haluan co dan ebay diolah dengan canva

Karena load pekerjaan tidak banyak. Kami berangkat hiking di Jumat malam selepas aku pulang kantor. Kami bertiga akan bermalam selama 2 malam , 3 hari. Pulang di hari Minggu. Enak nya jalan sama 2 cowok yang aku kenal dekat, aku tinggal duduk manis aja. 

Penginapan, akomodasi, transportasi semua sudah di urus my Duo D. Berhubung David dan Dimas adalah anak gunung, hiking santai seperti ini sudah biasa bagi mereka. 

Terlebih mereka adalah anak pecinta alam. Sudah berpengalaman untuk membuka jalur - jalur pendakian dan jalur hiking air terjun. Jadi untuk perjalanan kali ini tidak membutuhkan seorang pemandu wisata. 

Dimas dan David menjemput ku di kantor, kemudian kami bergegas ke hotel tempat kami menginap. Hotel ini tidak terlalu jauh menuju trek kami besok pagi. Malam ini aku beristirahat dan tidur dengan nyenyak. Sebelum tidur, aku mengeluarkan pakaian ku dari ransel untuk di susun di lemari pakaian hotel. 

Let me check!

  • Kaus putih bersablon Fashion Emergency
  • Kaus hitam polos Uniqlo
  • Jaket puffer hitam oversize
  • Celana joger khaki
  • Celana kargo army
  • Rok lipit 
  • Pakaian dalam 
  • Kemeja flanel merah kotak -kotak
  • Sendal gunung
  • Sepatu superga
  • P3k
  • Kaus kaki 
  • Parfum
  • Skincare
  • Peralatan mandi dll

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Lelah sekali. Tapi gak sabar untuk besok. Alarm ponsel ku berbunyi di hari berikut. 

Aku sudah siap untuk hiking pagi ini. Aku memakai baju renang model penyelam, luaran nya aku memakai jaket puffer light hitam dari Uniqlo. Celana kargo dan sendal gunung. Serta ransel berukuran sedang untuk membawa barang - barang esensial seperti kamera, handuk,  ponsel, botol air minum, lipgloss dan dompet. 

Btw, jaket puffer adalah semacam jaket bantal yang dapat menghangatkan tubuh dari udara dingin. Selain itu jaket puffer juga dapat menahan angin dan air. 3in1. Kalau pakai jaket biasa , yang ada tubuh akan mengigil kedinginan. Mengingat kami bertiga akan hiking subuh - subuh. Karena David dan Dimas berencana akan berenang di dekat air terjun. Sedangkan aku? Hmm...

Kami bertiga berkumpul di depan hotel dan segera melakukan hiking. Jam menunjukkan pukul 05.00 pagi. Langit masih gelap. Brrr... dingin nya, karena akan hiking, aku hanya menguncir kuda rambutku. Walaupun hiking, tidak ada salah nya sedikit dandan, kan?. Subuh - subuh aku mendandani mataku bergaya smokey eyes. Bibir kering dan pucat tentu saja tidak menarik. Tapi ini kan hiking?. Tentu saja aku gak bisa cuek dengan penampilan kali ini. Selain mata smokey eyes tipis - tipis, aku memoles lipgloss warna nude. Biar bibir ini gak kering. 

David dan Dimas sudah menunggu di halaman depan hotel. Ternyata David memakai apa yang aku sarankan. Ia juga memakai jaket puffer berwarna biru, celana cargo sedengkul berwarna khaki, sendal gunung , topi baseball dan rambut nya ia kuncir. Dimas memakai jaket puffer vest biru, kaos thermal lengan panjang, celana kargo pendek , sendal gunung dan topi baseball. 

"Kemungkinan kabut bakal turun nih kalau masih gelap gini, kuy aja yuk", ajak Dimas. 

"Gw depan ya, David gw ga tanggung jawab anak orang. Gw serahin ke lu aja ya, jd gw bebas ga di suudzonin emak nya,haha!", canda Dimas sambil di iringi tawa riuh David. Kemudian kami mulai berjalan menuju tempat lokasi. Bagi mereka berdua, trek seperti ini tidak sulit. Terlebih, David dan Dimas sudah berulang kali naik Gunung Gede sebagai latihan mereka sebelum naik ke Gunung Rinjani. 

"Tadi nya gw tu mau bawa lo ke Alun Alun Suryakencana di Gunung Gede, tapi mikir lagi, bawa anak gadis orang naik gunung masih belum berani euy", ujar David.

" wah iya itu gw juga rencanain mau bawa Karin ke situ juga, nanti aja honeymoon gw bawa ke sana", sambung Dimas. 

"Alun - Alun Suryakencana itu apa?", tanyaku. 

Alun Alun Suryakencana (Foto : Sobathiking)
Alun Alun Suryakencana (Foto : Sobathiking)

Alun-alun Suryakencana merupakan padang savana nan luas di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Area ini terdapat hamparan rumput liar, taman edelweiss, sungai, dan tanda puncak Gede sudah dekat.

Tempat ini berada di ketinggian 2.750 mdpl. Biasanya, di sinilah para pendaki mendirikan tenda. (Sumber : Detiktravel)

"Itu tempat terindah yang pernah gw datangin, waktu itu gw sm Dimas mana lagi jomblo, kita bedua nih janji bakal bawa pacar kita ke sana lagi. Udah gitu tempat nya gak jauh, masih di kawasan Jawa Barat", kata David lagi. 

"Buka tenda, tidur - tiduran di atas padang rumput nye , sambil mandangin bintang - bintang di langit , ada Eldeweis di mana - mana, gw nih sebagai cowok juga pernah berandai - andai romantis kayak cewek", ujar Dimas. Tumben ni anak. David dan Dimas bercerita mengenai bunga Eldeweis, bahwa, bunga ini tidak boleh di petik sembarangan. Karena akan merusak ekosistem dan merupakan salah satu aturan yang berlaku bagi pendaki gunung Gede, agar tidak memetik sembarangan bunga ini. Jika melanggar, akan di kenakan sanksi berat. 

Ilustrasi hamparan bunga Eldeweis di lokasi Alun Alun Suryakencana -  Gunung Gede Pangrango (Foto : Gema Bayu Samudra/d'Traveler via Detiktravel)
Ilustrasi hamparan bunga Eldeweis di lokasi Alun Alun Suryakencana -  Gunung Gede Pangrango (Foto : Gema Bayu Samudra/d'Traveler via Detiktravel)

Sambil berjalan menelusuri trek. Benar saja, kabut turun dan sedikit gerimis. Untung saja aku memakai jaket puffer. Angin gunung berhembus , tubuh ku aman dari terpaan angin. Namun, kaki ku polos tanpa kaus kaki, merasakan dingin nya angin ini. Kalaupun pakai kaus kaki yah percuma saja. Aku memasukkan kedua tangannku ke dalam saku jaket ku , karena merasa angin gunung ini menusuk. 

Dimas memakai helm karena ia menaruh senter di atas helm nya untuk menerangi langkah kami berjalan. Kami berjalan di atas tanah dan bebatuan datar, kemudian trek nya menjadi sedikit menanjak. Banyak batu - batuan dan tanah. Karena gerimis, tanah jadi sedikit basah. Aku bisa mendengar suara - suara penghuni hutan, seperti jangkrik, burung dan tupai. Dan mencium wangi tanah yang terkena gerimis. David melirik jam Gshock nya. Langit masih gelap, karena mendung. Seharus nya matahari sudah mulai naik.

"Kita kurang lebih jalan 1 - 1.5 jam lah kira-kira sampai di air terjun", ujar David. Aku berharap gerimis tidak semakin besar. 

Kanan kiri kami terdapat pohon -pohon ciri khas hutan tropis. Di antara jenis pepohonan yang aku tau, pohon Pinus. Biasa nya kalau ada pohon Pinus , suka ada tupai. Baru kepikiran soal tupai. Aku mendengar suara tupai. Di kedalaman keheningan perjalanan kami, saking hening nya , aku hanya mendengar suara semak - semak bergesek, suara langkah kaki kami. Angin gunung bertiup kembali. Tangan ku mulai merasa dingin. 

"Huhu.. dingin ya...", gumamku. David melihat ke arahku dan menggengam tanganku. 

"Mending angin gunung apa angin laut?", tanya David padaku.

"Angin laut kayaknya, karena masih ada matahari dan gak lembab", jawabku. 

"Masa sih?. Kalo gw si angin gunung, karena bisa modus, haha....", canda nya genit.

"Hussss....jangan pacaran"!, ledek Dimas.

Rute ini merupakan jalur wisata khusus bernuansa petualangan, baik untuk kelompok umum dan keluarga. Bisa di bilang trek ini terbilang santai dan tidak berat. Cocok untukku sebagai trekker pemula. 

Di sepanjang perjalanan, kami hadapkan dengan nuansa lembah yang kental, vegetasi pohon campuran hutan pegunungan bawah dan suara aliran air yang mengalir menuju air terjun curug Panjang dari curug Bulao yang berada di hulu nya. Kami akan bermuara di curug Panjang. Aku belum tau banyak soal curug Panjang. Dimas dan David memang sudah memutuskan untuk membawa ku ke sini , karena jalur trek nya yang terbilang ramah bagi pemula. 

Matahari sudah mulai terbit dan gerimis mulai berhenti. Kaki ini mulai berjalan menaiki bebatuan besar dan aku mendengar suara gemercik air. Benar saja, tidak jauh di depan kami, trek sudah mulai berair. Ada batu batuan dan anak sungai. Kakiku mulai basah. Suara gemercik air ini menenangkanku. Bening sekali air nya. 

Tidak lama kami semakin berjalan naik ke atas. Kami berjalan menaiki bebatuan yang mulai besar. Suara gemuruh air terjun semakin terdengar, artinya perjalanan kami semakin dekat. Di depan ku bebatuan semakin besar dan ada air terjun yang tidak terlalu tinggi. Namun warna air nya sangat membius ku , warna nya entah hijau lumut atau toska. Bersyukur kami ke sini pagi setelah subuh, karena kalau telat 1 jam sedikit saja, lokasi ini akan penuh orang - orang. 

Karena kami ke sini bareng artis, David, si host acara traveler,  kebayang dong kalau ke tempat wisata banyak yang akan menginterupsi liburan singkat kami. Suara gemuruh air terjun ini kok rasa nya ingin membuatku berenang. Tapi aku mengurungkan niatku. David dan Dimas bahkan sudah bersiap -siap berenang. Mereka masing -masing sudah mempersiapkan baju renang mereka di ransel mereka. Tidak lama, mereka sudah menceburkan diri untuk berenang. Jam sudah menunjukkan pukul 07:10. Dasar cowok, gak ribet kalau mau berenang. 

Aku menjaga tas - tas mereka dan mengambil beberapa foto curug Panjang. Dengan suasana sepi, curug ini bagaikan kami booking, padahal tidak. Bahagia rasa nya bisa menikmati pemandangan curug panjang di sela - sela bukan tanggal libur. Bagaikan refreshing. Rasa nya ingin ikutan terjun ke dalam. Hmmm.... 

Tidak lama David merangkul ku dengan tubuh nya yang basah. Spontan aku berteriak...

"Jangaaan... make up gw lunturrr nanti...", pekiku sambil menutup wajahku.

"Tariiik Dave , tariik...", teriak Dimas. 

"Oke tenang....tenang,  gw nyebur...sabaaar yaaa....", ucapku sembari menaruh tas ransel ku di atas bebatuan kering. Kemudian melepas jaket puffer dan celana kargo. Aku sengaja membeli baju renang model penyelam tahun kemarin, karena tahun lalu sudah berapa kali aku di ajak teman - teman kantor snorkling dan renang di laut. David menarik tanganku dan menceburkan ku ke dalam sungai. 

"My Victoria Beckham smokey eyes, huhu....", pekikku. Tiba - tiba saja David mencium pipi ku dan segera kabur berenang ke arah Dimas yang tampak nya bahagia banget liat make up ku luntur. 

" lagian ngapain siiiiih pake make up, hahaaa rasaiin....", ledek Dimas dan David.

"Awaaaaas yaaaa.....", balasku segera berenang ke arah mereka. Terjadi adegan kejar - kejaran seru antara aku dan mereka berdua. Segar banget rasa nya berenang masih pagi. Tubuh ku tidak merasa kedinginan. Malah enggan naik. Setelah beberapa saat berenang. Kemudian kami naik dan merebahkan diri di atas bebatuan kering dan mengambil foto bertiga. Sambil melanjutkan cerita soal bunga Eldeweis. Aku jadi penasaran. 

Setelah berenang di curug, jadwal kami selanjut nya, istirahat dan makan siang. Malam ini dan besok malam kami makan di cafe Pohon Pinus. Di sela - sela waktu itu seperti nya David dan Dimas mau ngajak jalan - jalan ke perkebunan teh atau tea walk. 

Beberapa waktu lalu, David pernah syuting di sekitar area tersebut. Setelah selesai berenang. Kami kembali ke hotel. David memakai kacamata Rayban wayfarer nya. Berharap gak ada yang kenal. Eh gak tau nya mbak-mbak resepsionis minta foto bareng artis juga. 

Sekembali nya kami ke hotel, bilas badan, mengganti pakaian dan beristirahat. Dimas langsung mengajak kami ke kebun teh Puncak Pass. Tempat di mana David pernah syuting. Sekitar 1 tahun lalu. 

Curug Panjang (Foto: Haluan co)
Curug Panjang (Foto: Haluan co)

Kami berjalan di sekitar perkebunan teh. Tadi pagi aku sangat kedinginan. Tapi setelah berenang malah gak dingin. Setelah nya jadi hangat. Aku mengenakan jaket Puffer dan membiarkan resleting nya terbuka agar kaus Fashion Emergency yang ku pakai terlihat, kalung bermodel chungky chain, celana kargo , kaus kaki dan sandal gunung dan lipgloss nude. Rambutku bando sirkam. 

"Di sini 1 tahun lalu , gw syuting terbang layang yang di atas sana, mau gak ke sana?", tanya David sambil menunjuk ke arah puncak paling atas perkebunan teh Puncak Pass. Belum aku iyakan. David sudah menarik tanganku dan mengajaku ke atas puncak. Ia seperti antusias sekali ingin menunjukkan sesuatu padaku. 

"Easy boy", sahutku. Ketika pertama kali aku bertemu dengan David. Dia memakai kemeja flanel merah kotak - kotak , jeans belel dan vans klasik low. Kemudian kami sampai di atas puncak dan ada beberapa orang yang melakukan paralayang. Aku melihat Dimas ternyata sudah di sana dan ikut aksi paralayang. Dan ternyata, David ikut aksi paralayang juga rupanya. 

"Manda, liat gw ya terjun ya", ujar nya.

"Ampun deh, gw kira buru - buru ke atas mau ngapain....", kataku. 

"Iya ke sini wajib paralayang-lah, sayang...", ujar nya. Kemudian ia bersiap melakukan aksi paralayang , beberapa petugas melakukan pengecekan safety. Dan mereka pasti nya kenal David, karena David syuting di sini 1 tahun yang lalu. Gak heran, David akrab dengan beberapa petugas wisata paralayang tersebut. Tidak lama giliran David terjun pun tiba. 

Aku menikmati pemandangan kebun teh dari atas. Sembari melambaikan tangan ke David , menikmati udara puncak pass yang dingin ini. Jaket puffer kesayangan ini betul -betul menyelamatkan ku. Rasa nya tetap hangat. Setelah aksi paralayang yang membuatku lemas melihat nya. Kami berjalan menyisiri perkebunan teh Puncak Pass, menikmati sejuk nya alam. Setelah itu,  menikmati makan siang dan kembali beristirahat di hotel , menunggu malam. 

Dimas bilang malam ini ia membiarkan aku dan David menikmati makan malam berdua saja di Cafe Pohon Pinus. Sebagai teman yang tau diri, hehe... ia juga sudah janjian akan zoom meeting bersama Karin. Jadi mereka cerita nya bersua kangen melalui zoom meeting, hehehe.... Lagi - lagi aku berdandan smokey eyes ala Victoria Beckham (ga kapok, setelah Duo D menceburkan ku ke sungai), eyeliner mata kucing. Karena memang Victoria Beckham panutan ku dalam bergaya. 

Tidak berlebihan, aku memadukan kemeja flanel kotak - kotak, menggulung lengannya,  kemudian memasukan ke dalam rok lipit hitam ku. Kalung chungky chain menggantung di bawah kerahku. Sentuhan terakhir, kaus kaki di atas mata kaki dan superga. Dior Rouge dan parfum Miss Dior, yang aku semprotkan di leher. Tipis saja. Tidak perlu bermandikan parfum. David sudah menunggu di lobby, sesampai di lobby, aku meneliti penampilan nya dari bawah ke atas. Pakai apa ia malam ini?.

Ia memakai Nike dunk low putih, celana chino warna khaki, kaus putih polos dan jaket varsity warna hijau mahal, topi kupluk berwarna merah lembut. Dan tersenyum manis ke arahku.

"Wow, David ? preppy?", sahut ku sembari mendelik ke arah nya. Ia hanya tersenyum.

Kali ini sepertinya aku yang mengagumi nya. Wangi nya berbeda. Kamu tahu, dalam dunia nyata, untuk menarik perhatian pria pria berpenampilan preppy look itu sulit. Louboutin mungkin cukup membuat mereka sedikit melirik. Tapi pasti nya kaum preppy akan melirik sesama kaum nya, bukan?. Minimal wanita nya seperti Olivia Palermo. Preppy men memiliki gaya dan pengetahuan fashion yang berbeda. Mereka kaum yang terdidik dan seperti nya gemar membaca buku. Mereka mungkin gak akan pakai loud luxury model LV , Gucci dengan monogram bertebaran di mana - mana. Brand yang mereka pakai adalah brand berlogo kecil. Tapi mahal. 

Kami menuju Cafe Pohon Pinus, dengan berjalan kaki. Setelah mengecek di alat navigasi milik Dimas, ternyata cafe ini dari hotel yah gak terlalu jauh lah. Yasudah, karena kami sama - sama anak petualang, jadi kami berjalan kaki. Kalaupun jauh, biarlah kami jalan kaki. Jalan kaki menelusuri jalan raya Puncak yang ramai. David mengandeng tanganku. Selama perjalanan menuju cafe aku masih mengajak mengobrol soal bunga Eldeweis. Karena masih penasaran. David bilang sayang sekali bunga itu tidak bisa di dapatkan secara sembarangan, aku cukup mengerti kok. Sepertinya jika waktu sudah luang, aku ingin menggambar bunga itu. 

Langkah kaki kami sudah mulai memasuki deretan pohon pinus. Tempat yang aku ingat ketika David meminta ku untuk menjadi model iklan parfum nya. Tentu saja kami duduk memesan tempat di mana kami bisa memandang gunung Gede dan temaram lampu malam kota sekitar Puncak. Aah....rasa nya gak perlu jauh - jauh ke Perancis jika ingin suasana romantis. Cukup di cafe Pohon Pinus ini sudah membuat ku bahagia malam ini. Terlebih besok kami akan pulang. Karena David dan Dimas ada pekerjaan. Sebelum pulang, lagi - lagi Duo D ingin berenang lagi ke curug Panjang. Aku memilih stay saja di hotel sebelum pulang. 

Hampir tidak percaya, malam ini malah seperti nya mata ini diam - diam kagum dengan penampilan preppy David. 

"Karena malam ini spesial, gw mau tampil lebih rapih", kata nya sembari membuka buku menu.

"Iya sih spesial banget, sampe terpesona liat nya, tapi kok bisa preppy?. Liat nya dari mana...?", tanyaku. 

"Emang Manda aja yang tau soal fashion, David juga tau", ujar nya tersenyum padaku. Iya tau. Tapi kamu cute banget. Gumam ku dalam hati. Kemudian kami mengabadikan foto berdua dengan latar belakang pemandangan gunung Gede dan temaram lampu - lampu kota di malam hari. Kenapa sih wangi nya lain lagi , tapi selalu berhasil menggodaku. 

"Manda , gw seneng akhir nya bisa ketemu seseorang yang gw cari selama ini. Jujur aja, susah cari cewek yang ga banyak ngomong, gak matre, sok ngartis, gak manipulatif tapi berani menunjukkan perhatian nya tidak banyak mengumbar  kata - kata, tapi dengan sikap. Maksud gw, Manda itu kan diem tapi kamu itu bisa bikin David itu gak bergeming, nah itu yang selama ini gak pernah ada dalam hidup gw. Gak ada yang seperti ini", ujar nya tiba - tiba memelukku. Jaket varsity nya yang tebal seakan - akan menghangatkan tubuhku yang hanya berbalut kemeja berbahan katun. Aku membalas pelukan erat nya.

"Justru aku mau bilang terima kasih karena David yang baik, rendah hati, ramah, mau menerima Manda yang bukan siapa - siapa ini?. Aku tu cuma gadis tomboy yang cuek, gak cantik, gak menarik, cewek biasa , tapi David , sudah lama aku nge fans sama David cuma bisa liat di televisi aja selama ini...", sahutku terbata - bata. 

"Masa sih?. Jadi, Manda uda lama nge fans sama David?. Berapa lama?", tanya nya lagi.

"Gw itu nonton acara kamu uda sekitar 4 tahun dan berharap pingin punya pacar kayak gitu", kataku malu - malu.

"Jadi lo udah diem - diem mengagumi gw selama 4 tahun ini?.  Selama itu manda ada pacar ga?", tanya nya. 

"David pacar pertama Manda", jawabku tersipu malu.

"Beneran?, kenapa gak ada pacar? Kesannya kayak nungguin David , emang.... apa iya?. 4 tahun itu kan lama, buat cewek apalagi. Cewek tu bukan nya sering di bikin sakit hati sama cowok ya?. Tanya David terheran - heran.

Tidak terasa air mata ku menetes perlahan mengalir kedua pipiku. Hangat rasanya. Ya memang itulah, selama ini aku menunggu pria yang tepat datang ke dalam hidupku. Dan mana ada aku pengalaman dalam romansa. Mungkin, jika aku tidak bertransformasi menjadi Manda 'Chung', apakah aku akan mendapatkan hati seorang David seperti saat ini?. Hal ini yang aku tanyakan kepadanya.

David menyentuh kedua pipi ku lembut dengan kedua tangannya. Kali ini ia serius menatap kedua mataku dan berkata ; 

"Gw, David ga pernah melihat cewek dari penampilan nya, tapi dari perasaan nyaman yang mana gw sendiri yang tau. Gw ketemu banyak cewek , tapi gak ada satupun dari mereka yang bikin gw nyaman. Belakangan ini gw malah merasa terintimidasi oleh cewek - cewek yang dominan. Entah itu dari gesture, cara bicara, penampilan, cara mereka pamer pencapaian, tas bermerek, perhiasan mahal. Tau gak , itu yang membuat seorang cowok berpikir dua kali ketika lagi deket sama cewek model seperti itu"...

"Walapun gw public figure, gw ga mencari pasangan yang sama. Tapi, gw mencari pasangan yang biasa aja, sederhana, gak banyak bicara, seorang cewek yang menjadi diri nya sendiri dan itu gw temukan di diri seorang Amanda", ujar nya. 

Ooh.. iyakah?. Hatiku terenyuh mendengar perkataan nya yang jujur. Ternyata selama ini pikiran ku salah. Aku kira David yang terkenal, lebih tertarik cewek yang cantik. Ternyata ia tidak melihat seorang cewek dari penampilan nya. 

"Gw masih inget, pertama kali gw ketemu sama Manda. Waktu itu gw tau Manda grogi dan somehow itu keliatan banget. Dari situ gw ingin tahu Amanda cewek seperti apa. Karena cewek grogi itu menarik. Gw banyak ketemu orang - orang yang fake dalam bisnis ini, semua fake Manda. Mereka bisa senyum di depan kita, di belakang kita?, mereka bisa saling serang dan benci, gw muak selama berapa tahun melihat hal - hal seperti itu dan lebih selektif dalam memilih pasangan", ujar David panjang lebar. 

"Gw .. jadi buat apa gw berubah penampilan selama ini?. Gw merasa gw lebih menarik dan ingin David tertarik sama gw aja dan sebenarnya gw minder dengan Diana. Dia cantik, sempurna, menarik...", ujarku.

"Maka nya gw kaget, waktu itu Manda tiba - tiba berubah penampilan menjadi orang lain. Karena Manda yang sebelum nya manis, tanpa make up. Itulah kenapa gw selalu ajak Manda ketemuan terus, karena gw ingin tahu Manda itu asli nya cewek seperti apa. Apa hanya berubah penampilan atau sikap nya juga berubah?. 

Inget kan kenapa gw selalu ajak ketemuan ke Kitsune, Studio, Cafe Pohon Pinus. Terutama di studio. Gw suka cara Manda menyentuh, menarik baju gw seperti itu. Belum pernah ada yang berani seperti itu", sambung nya lagi. 

Aku tidak bisa berkata apa - apa, karena terharu dengan apa yang David katakan, air mataku tumpah ruah bagaikan air terjun curug Panjang. Aku hanya bisa menarik jaket nya dan membenamkan kepalaku di dada nya. 

"David, terima kasih, tolong jangan bilang apa - apa lagi", aku berkata - kata sambil menahan isak tangis. Ia mengecup keningku dan tersenyum. 

"Manda memang unik, maka nya gw suka sama Manda karena lain dari yang lain, gw kan ngomong jujur eh malah dia nangis", ujar nya sambil tertawa. David melanjutkan pembicaraan nya lagi. 

"Apa yang membuat seorang Manda tertarik sama seorang David..?", tanya nya. 

Aku menyeka air mata ku seperti anak kecil. Berharap eyeliner ku tidak rusak.

"Pertama kali liat David itu di televisi pas lagi main selancar di Pantai Cimaja. Gw naksir banget karena David bisa olahraga apa aja yang menurut ku keren. Gw suka cowok yang bisa main skateboard, selancar, motorcross, karena cowok yang suka ekstrem sport itu cowok pemberani. Dan biasanya lebih disiplin soal waktu", kataku.

"Eh iya bener, kok bisa tau Manda...", kata nya tiba - tiba histeris. 

"Karena David kan pake smart watch, pasti David lebih disiplin soal waktu. Dan udah lama Manda suka sama cowok gondrong bergaya grunge, David itu mempesona ...", aku berkata sambil melirik nya. Ia membalas lirikanku dengan tawa yang renyah.

Setelah main jujur-jujuran, kami menikmati dan menghabiskan malam ini dengan makanan yang lezat, ngopi romantis dan ngobrol lebih dalam soal personal kami masing - masing. David bilang agar aku banyak bersabar bersama dengan nya, karena waktu David yang sibuk syuting dan pekerjaan lainnya. Jika ada waktu luang seperti saat ini, David langsung menghubungiku dan mengajak untuk bertemu. 

Perjalanan menuju air terjun, jalan - jalan ke kebun teh , melihat David dan Dimas melakukan kegiatan Paralayang , ending nya makan malam di cafe Pohon Pinus, rasa nya kebahagiaan ini nyaris sempurna. Terima kasih Tuhan atas semua karunia MU yang indah ini. Tidak akan kulepas cinta dan kebahagiaanku ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun