Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Confession of White Collar Fashion (Snorkling dan Moment Bira)

1 April 2024   21:37 Diperbarui: 2 April 2024   04:41 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pulau Seribu Travelling/ Steemit.com

Minggu subuh Dimas mengirimkan aku pesan WhatsApp..

Kuy, kita cabs jemput David di Bira. Gw jemput jam 7 pagi ya. Bawa baju renang , yang sopan ya, haha! Kita mau snorkling di Bira.. 

Gaya bahasa yang sama seperti David. Enak nya temenan sama cowok begini - gak banyak basa basi. Langsung jadiin, gak banyak rencana. Aku mendapat ijin dari ibu. Karena ibu sudah kenal lama dengan Dimas. Aku mengemas baju renang bermodel baju penyelam. Kacamata RayBan dan renang, sunblock, sunscreen, pelembab, parfum, serum dan lipgloss serta baju ganti berbahan tipis. Celana boyfriend jeans. Kaus Billabong hitam dan rambut ku ikat kuncir kuda. Superga is always.

Dimas menjemput ku dengan mobil city car-nya. Kemudian kami menuju Marina untuk naik kapal cepat menuju Bira. Sesampai di Marina, kami memesan tiket untuk naik kapal cepat menuju pulau Bira. Kurang lebih 2 - 3 jam perjalanan. Karena Pulau Bira adalah gugusan kepulauan Seribu yang paling ujung. Untuk pulang dari Pulau Bira, Dimas menyewa kapal cepat dengan kenalan nya. Jadi aku tidak perlu khawatir. 

Selama di kapal cepat, Dimas mengontak teman nya agar stand by di Pulau Bira. Tujuan kami selain menjemput David, ehm, my fake Dave Grohl. Kami berencana untuk snorkling di Pulau Bira Kecil. Jadi, yang mengantar kami ke Bira Kecil, adalah kenalan Dimas. Selama perjalanan melintas di atas air laut, aku merasa tenang dan relaxing dan seperti healing terbaik. Kapan lagi jalan-jalan ke pulau. Bersyukur aku bisa berenang. 

Aku menatap air laut yang berwarna biru muda dan gelap. Mengamati percikan air yang terbentur mengenai mesin kapal cepat. Aku masih takut kalau ketemu David, apa aku siap? Dan ternyata dia sekarang adalah kekasihku.. Bahkan 2 hari ini aku tidak menghubungi nya sama sekali melalui Wa dan telepon. 

Dimas masih sibuk menelepon kenalan nya yang menyewakan kapal cepat berkapasitas penumpang sedikit. Kami juga membawa perbekalan makanan dan minuman dingin. 

Foto : triptrus.com
Foto : triptrus.com

Sebetulnya aku sudah pernah ke Pulau Bira. Sekitar 5 tahun lalu. Ada kegiatan dari kampus. Yang aku sukai dari Bira adalah - garis pantai yang jauh. Ombak di pantai utara lebih tenang dan tidak bergemuruh seperti di pantai Selatan. Renang di pinggir pantai pun sudah terlihat ikan - ikan kecil yang berwarna menarik. Waktu itu aku snorkling di pulau Bira kecil. 

Akhirnya kami sampai di pulau Bira Besar. Sambil menunggu mas Yayan, kenalan Dimas yang menyewakan kapal. Aku tidak melihat kru syuting film. Hanya beberapa pengunjung yang berenang di sekitar gate depan Pulau Bira Besar. 

"Dim.. ini kru tv David uda gak ada kan?", tanya ku perlahan kepada Dimas. Aku membawa tas punggung berbahan parasut dan Dimas membawa carrier. 

"Uda clear sih, kata David", jawab Dimas. Aku tidak melihat keberadaan David. Duh -kenapa sih aku jadi grogi gini. Tanganku mendadak dingin dan pucat. 

"Dimas.. gw malu deh mau ketemu David..."

"Hahaha...  dasar norak! Emang dasar abg lo...", ledek Dimas. Tidak lama aku melihat David dari kejauhan.

"Dimaaaaas...... bebih....", panggil David berlagak berlari seperti adegan slow motion. 

Aku malu banget mengingat kejadian di lokasi pemotretan beberapa hari lalu. Agresif sekali aku ini, ternyata. 

"Hai... cinta", sapa David dengan senyum sumringah. Aku malu banget dan salah tingkah, sehingga aku enggan menatap mata nya. 

"Udah clear yaa , vid, dia uda ngerti sekarang status kalian, sumpah deh Manda itu bener - bener polos kayak anak abg...", ledek Dimas. 

"Yuk kita langsung aja snorkling, pemanasan dulu kita...", ajak David.

Aku belum banyak berkata - kata karena salah tingkah dan gak tau mau berkata apa. 

"Hmm...sorry ya gw baru paham semua nya, karena seumur - umur gw belom pernah pacaran..."

"Hehe... tapi gw suka deh pas lo tarik baju gw itu - belum pernah ada cewek yang begitu sebelum nya...", goda David.

"Itu .... hmm... emang waktu itu entah kenapa gw ngeliat lo itu lain, gak tahan aja dan I feel surrender...."

"Gw sebenernya takut, takut ketemu kamu Dave, takut gak ngerti musti ngapain...."

David mengusap rambutku.

"Jangan takut lagi ya - ga usah bingung pacaran itu kayak gimana, kita ngobrol biasa aja , cuma beda perasaannya. Ada rasa sayang dan perhatian, gw itu gak posesif, santai, casual, dan please jangan kaku begitu status kita udah seperti ini "... ujar nya lembut. 

"Hoooi...... haduh, jadi kambing congek deh gw, harus nya gw ajak calon bini gweeee nih, samsul!", teriak Dimas. 

Tidak lama Dimas dan David berlari , kejar-kejaran menuju dermaga dan melepas baju mereka segera melompat untuk berenang. Tidak lama aku menyusul mereka untuk berenang. 

Bira merupakan gugusan terjauh dari Kepulauan Seribu. Setelah Pulau Bira adalah lautan lepas. Karakter pulau ini adalah pasir putih dan garis pantai yang jauh. Seperti di Karimun - Jawa. 

Foto : Pulau Seribu Travelling/ Steemit.com
Foto : Pulau Seribu Travelling/ Steemit.com

Matahari bersinar terik, jadi aku merasakan air laut ini tidak terlalu dingin..

Aku membenamkan wajahku untuk snorkling, bagus nya ikan - ikan ini. Warna ikan - ikan di Bira cenderung berwarna mencolok dan warna - warni. Seperti ikan yang di pelihara di aquarium. Kalau aku tidak salah lihat, sepertinya aku berjumpa dengan ikan badut!.. 

Aku melihat wajah David tertawa di bawah sinar matahari. Persis seperti yang pernah aku lihat di televisi beberapa tahun lalu. Pertama kali aku menonton acara televisi nya - di salah satu scene ia sedang berjalan di pinggir pantai dan surfing di Pantai Cimaja - Sukabumi. 

Kegiatan surfing di Pantai Cimaja (Foto : Rumah Komunitas)
Kegiatan surfing di Pantai Cimaja (Foto : Rumah Komunitas)

Perjalanan hidup siapa yang mengira?. Aku yang tomboi ini, gak ngira bakal masuk ke dalam dunia fashion dan bertemu David. Aku mengagumi dan tidak ada bayangan akan memiliki nya. Tapi tentu saja, aku gak bisa senang dan bahagia dulu. Tawaran sebagai model parfum Dave yang telah selesai proses. Membuat ku khawatir akan sesuatu hal. 

Seharian kami bertiga menghabiskan waktu bersama. Snorkling, berenang, tertawa bersama, sharing dan Double D memasak. Dimas membawa kompor portabel dan bahan - bahan untuk memasak. Mereka berdua anak gunung dan sudah biasa memasak seperti ini. Kami meluangkan waktu bersama dan tidak terlupakan ini. Sayang nya kami tidak bisa menikmati sunset karena kami bertiga di jemput orang sewa kapal jam 3 sore. Kami di jemput jam 3 dan pulang menuju Jakarta. Aku akan rindu hari ini bersama David. Ia menyandarkan kepala nya di bahuku dan tertidur. Sementara Dimas sudah tertidur pulas. 

Aku menatap wajah nya yang tertidur dengan manis. Dada ku hangat, pipi ku juga terasa hangat. Bahkan aku sama sekali tidak mengantuk selama perjalanan. 

"Manda....", tiba - tiba David memanggil namaku. Mata nya masih tertutup. Posisi kepala nya masih bersandar di bahu ku.

"Kirain tidur, kenapa...."

"Gw mau kasih liat ini", David mengambil ponsel nya dan menunjukkan postingan di Instagram poster iklan parfum D-Honest.

"Liat, baru kemaren gw post, udah di like 3000 orang, komen nya juga macem-macem. Nah, ini ada komen dari Diana yang gw screencap"...

Waw... uda launching aja, model nya siapa nih ?. Sayang bukan lo nih @Agnes..

"Banyak banget yang nge - like..."

"Kebayang gak kalo muka lo keliatan full face ?. Semua orang pasti kenal lo dan terutama Diana. Itu maka nya gw sama Dimas ambil inspirasi dari iklan Giorgio Armani.."

" iya sih - ga siap gw jadi artis mendadak...." 

"Cukup gw aja artis nya yaaa, hehe...."

Kapal sudah mulai mendekati Marina Ancol. Arti nya kami sudah hampir sampai di Jakata. Jam menunjukkan pukul 17:30 sore. Besok pagi kembali ke realita pekerjaan. Such a quality short getaway. Ternyata, ibu dan Arya sedang pergi berbelanja bulanan. Jadi Dave tidak sempat bertemu ibu. Padahal Dave pingin banget ketemu. Yasudah. Sebenanrnya aku belum siap memperkenalkan David ke Ibu. Nanti sajalah. Terima kasih atas hari ini. 

Aku menyembunyikan poster iklan parfum pertamaku dari keluargaku. Karena gak ingin banyak di interogasi soal ini. Selain itu, aku juga sudah menerima honor pertamaku. Lumayan juga nominal nya. Bisa beli ponsel atau laptop kecil nih. Tapi aku lebih memilih menyisihkan uang ini untuk di tabung dan memberikan hadiah kecil kepada ibu, ayah dan Arya.

Esok pagi nya, kegiatan yang di jadwalkan adalah final meeting sebelum majalah kami bulan ini naik cetak. Dalam hati ku , sebetul nya khawatir juga kalau Diana tau soal iklan promosi Dave. Dan aku yakin pasti dia sudah tau soal itu. Sejauh ini Diana tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Begitu juga dengan Albert.

Syukurlah, tidak ada revisi pekerjaan. Memang ini bulan yang sibuk. 

Mendirect 5 pemotretan dengan 10 orang model, bukanlah pekerjaan yang mudah. Belum lagi insiden properti foto yang nyaris hilang berapa kali terjadi. Tenggelam dalam kesibukan pekerjaan membuat ku merasa kesepian. Tidak punya teman. Namun, sekarang aku boleh bahagia. Pasalnya, now I have Double D...aku kembali bersahabat dengan teman lama-ku, Dimas dan Dave -sekarang adalah kekasih ku. Kekasih pertama ku. Peristiwa demi peristiwa kami lalui bersama yang mana berhasil ia create sendiri memilih tempat - tempat yang memorable.

Meeting rahasia pertama di Kitsune. Cafe hutan pohon Pinus, dan - studio foto Double D, dimana aku lepas kendali akan diri nya. Duh, untung waktu itu hanya cium pipi!, then, was landed on Pulau Bira. 

"Gw uda berapa lama ya gak party, kayak nya uda lewat tu masa - masa party, gw lagi demen tenis sekarang"..... ujar Diana membuyarkan lamunanku.

"Malem gw ini gw traktir ya , kita hang out lagi di Union - PS. Gw udah reservasi...", ajak Diana padaku dan Albert.

"Ihiiiiiy..... yang baru jadiaaaan sama mas pejabat...", sindir genit Albert kepada Diana..

"Sssssst...... bukan jadian, baru temen tapi ngarep. Dia yang ngarep sama gw sekarang - ", balas Diana. 

"Eh tau gak sih lo.. weekend kemarin si Arman ngajak Diana main tenis. Abis itu klepek - klepek doi. Godaan nya maut juga tu mas pejabat..."

"Dia bilang -kalau soal  prestasi banyak di karir,tapi kalau soal wanita , belom punya prestasi, tapi lagi saya kejar wanita nya....", kata Albert berkelakar. 

" serius mba, trus mbak di omongin gitu bales apa...?", tanyaku penasaran. 

"Kalau udah di kejar dan dapet, saya ga suka di sosor duluan, lebih suka saya yang mulai duluan, abis itu gw smash kenceng tu operan bola tenis nya, hahaha...sumpah grogi berat dia kayaknya..."

"Sadiisss.....serial killer banget deh mbak.. salim...", ujar ku ikut berkelakar.

"Abis itu dia jatoh klepek - klepek dan ish... gemes deh, langsung ngajak main tenis lagi, beb..." kata Albert geregetan.

"Nih,  gw lagi chat sama dia... mana dia kirim foto walking closet dia neik, ih birahi deh gw liat nya, sialan nih laki... " 

Mbak, Sabtu ini saya ada kegiatan partai dan Gala Dinner, kira - kira pake apa ya...? (Foto)

Aku melihat gerak cepat jari jemari Diana sambil mengetik pesan. Hari ini paripurna banget dia. Memakai cat kuku hitam dengan rambut dan dandanan mata ala Shirley Manson (vokalis Garbage). 

Ini walking closet nya request minta di sidak ya ?. Ia tertawa nakal.

Silahkan mbak, selama bukan KPK, saya berani kok...

Kami bertiga tertawa melihat layar ponsel Diana sembari membaca text chat tersebut.

Saya tunggu tantangan nya Jumat ini di alamat......

"Arman ganteng langsung share lock alamat rumah dia - keliatan nya aja kalem ni laki, ternyata menggebu - gebu juga dia, Albert temen gw ya ntar pas ke rumah dia.. tar dia macem2 awas aja...", sahut Diana sembari mengetik ponsel nya. 

Manda, malem ini Diana invite gw nongkrong di Union. Lo di invite juga kan pasti?. Kita asik-in aja ya... pesan dari David.

Ya barusan dia info.. duuh, ada apa ya...? Tar malem kita ketemuan ya di Union. Mmuach...

Huuuusssh - jangan main cium aja, bukan muhrim... (balas Dave)

Reseh! (Balasku)

Tar malem kita act like nothing dulu yaaaa..... Diana jangan sampai tahu kita pacaran , karena gw sama Dimas masih investigasi dia..

Hari berlanjut - malam ter-hits tiba. Kami nongkrong lagi di Union - Plaza Senayan. Aku, Albert dan Diana sudah duduk di sofa merah ikonik Union. David di perkirakan sekitar 5 menit lagi datang. Dan ternyata dia sudah datang menghampiri meja kami.

Ia mengenakan kemeja flannel merah maroon - di kancing atas -  trucker hat Bilabong dan rambut gondrong nya di gerai. Hari ini aku hanya memakai kaus putih bertuliskan ; Fashion Emergency. Aku masukan ke dalam celana jeans, ikat pinggang berwarna hitam. Sepatu heels Louboutin dengan kaos kaki berwarna krem. Louboutin ini sudah mulai luwes - ku kenakan berjalan tanpa bergoyang - goyang. Aku meniru gaya Victoria Beckham. 

"Hi.... gengs....", sapa nya.

"Iiiih.....David makin cetar aja deh looo, sibuk banget , makin idaman gak sih si David ini, sini .....", ajak Diana agar David duduk di sebelahnya.

"Gimana ceritain iklan nya, cerita nya copas Giorgio Armani niih....?, tapi bagus kok, puji Diana. 

"Siapa yang direct, Dave?. Dapet vibes nya.."

" art director kenalan gw..."

"Gw penasaran model nya siapa sih?, ga ketebak..."

Aku menahan nafas sambil melirik Dave.

"Haaaai........", sapa seseorang dari jauh. Aku melihat seseorang datang mendekati meja kami. Ia cantik, berambut sleek , panjang , di kuncir tinggi. Cewek itu memakai kemeja putih lengan panjang, kalung bergaya charm dan jeans stoned - washed. Ia juga memakai parfum yang ku kenal. 

"Agneees.....", pekik Diana. 

"Tenang - tenang , ada apa sih gw di wa sore - sore sama si Diana. Bilang urgent. Padahal itu gw lagi backstage fashion show. Ini make up belom di hapus..."

"Ooo gak apa - apa , gnes, jangan di hapus.. karena harus paripurna doong - mau ketemuan sama Dave..." ujar Albert.

"Ooo my god! Panutan-ku, Daveee...", pekik Agnes seraya duduk di sebelah Dave dan merangkul tangan nya tanpa malu-malu. 

"btw kapan nih mau ajarin gw surfing? Gw serius nih, kapan lagi lo syuting di Cimaja atau Batu Karas, gitu...?"

"Huh, emang pernah gw janji ajarin surfing...?"

"Tuuh kan.....diem - diem yaaaa, ayo dong di sambut pancingannya, Dave...", goda Diana. Di sambut gelak tawa Albert. Sementara itu aku melihat Agnes, menyandarkan kepala nya di bahu Dave dan berfoto selfie.

Apa - apaan ini? Aku dan Dave seperti terjebak dalam permainan mereka. 

"Lo gimana Manda? Uda ada deket sama cowok? Apa mau gw cariin anak band model Julian Casablancas?. Gw ada kenalan anak band di Bandung...." tanya Diana tiba-tiba. 

"Gw?.. uhm...ga tau deh, kayaknya lagi gak mood cari cowok..."

"Loh, kenapa?. Tipe lo kan kata nya anak band?. Tapi kan banyak model ya anak band. Ada yang model indie Julian Casablanca dan Foo Fighter. Antara Kurt Cobain dan Dave Grohl..", Diana berkata seperti itu sambil menatap mataku dengan sorot mata nya yang tajam.

"Hi gaes, malem ini aku lagi sama si cowok travelling yang baru ajaaa launching parfum nya.. buruan yaaa dicek di akun IG - nya : Dave si  Anak Traveller....",   ucap Agnes sambil seperti nya membuat konten TikTok. 

Malam itu, Agnes sama sekali tidak melepaskan tangan nya mengelayut manja di lengan David. Dan aku di paksa menyaksikan ini sepanjang malam?. 

Manda, ini kayak nya kita di jebak ya. Gw gimana mau menghindar? Di kunci gini sama si Agnes... 

"Jadi gimana Dave, kapan mau ngajarin gw surf? Ini gw serius nih...", tanya Agnes lagi menegaskan jawaban dari David. 

"Gimana ya...gw belum ada syuting surfing lagi. Kalau ada dan inget ya, gw kabarin ya... ", jawab David. Aku nyaris melotot melihat David. Kenapa dia memberikan jawaban seperti itu??.

Seadainya saja aku dan dia tidak berpura-pura seperti ini, tidak lama aku terlintas sebuah ide. Aku mengambil ponsel ku dan menelepon David. Membuat skenario seakan-akan David harus segera pulang. Kode ini langsung di pahami David dan berhasil. 

"Gw balik ya... sorry, "... ujar David pamit. Tidak lama Agnes berdiri dari duduk nya dan mengambil inisiatif untuk cium pipi kiri -kanan David. Aku membelakakan kedua mata ku. Diana dengan cepat melirik ke arah ku. 

kenapa dia melirik ke arah ku seperti ini ?. 

Aku melihat punggung David berjalan ke arah pintu keluar. Dan melihat beberapa orang selfie dengan nya. Karena mungkin ada beberapa orang di depan kenal David adalah seorang public figure. Aku anggap ini adalah resiko berpacaran dengan seorang public figure.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun