Selama sepekan bekerja sebagai asisten pengarah gaya saya masih belajar mengamati bagaimana seorang pengarah gaya bekerja.
Mengikuti rapat rutinan. Mendapatkan timeline pekerjaan. Dan belajar membaca timeline pekerjaan dalam satu hari. Buat saya waktu itu, ini perlu waktu berminggu-minggu dalam belajar.
Sampai suatu hari saya terjun ke lapangan dan mempelajari bagaimana seorang pengarah gaya mempersiapkan sebuah pemotretan di luar ruangan.Â
Waktu itu kami melakukan pemotretan dengan mengikuti guideline yang di berikan oleh tim kreatif. Pemotretan bertema susu anak-anak yang di lakukan di studio foto.Â
Sebelum nya asisten pengarah gaya menelepon talent model anak-anak untuk di foto di tanggal tertentu. Untuk honor pemotretan, negosiasi di lakukan oleh pengarah gaya.
Ketika hari pemotretan, talent model sudah datang di awal waktu. Menunggu fotografer datang. Ketika fotografer dan talent model datang, tugas pengarah gaya berikutnya adalah mengarahkan gaya sesuai guideline dari tim kreatif.Â
Pengalaman lain yang saya dapat, ketika saya dan pengarah gaya meminjam baju ke beberapa butik. Wah, ini adalah pekerjaan paling keren dan seru yang pernah saya kerjakan.Â
Meminjam baju bukan hal yang sulit, namun pekerjaan ini membutuhkan waktu berhari-hari, terlebih jika baju yang di pinjam tidak sesuai dengan konten, sehingga harus meminjam baju lagi di lain tempat.
Baju ini bukan saja dipinjam, namun menjadi tanggung jawab pengarah gaya jika ada kerusakan pada baju yang dipinjam.Â
Ada satu baju yang paling mahal yang pernah kami pinjam. Baju dari salah satu high brand. Sebut saja, Marc Jacobs.Â
Baju tersebut berupa atasan berkersh ruffles atau kerut, berbahan tipis dengan motif yang cantik, harga jual di sekitar 3 juta rupiah. Saya dan teman - teman kantor gak berani menyentuh baju mahal itu. Pengarah gaya saya mengatakan, ini baju termahal dan berisiko yang pernah dipinjam. Jika baju ini robek, maka, sang pengarah gaya harus bertanggung jawab dan mengganti kerusakan tersebut.