Debat final yang berlangsung tadi malam sangat adem, tidak ada gimmick, terjadi dialog yang manis dan dinamis antara capres no urut 1 dan 2. Prabowo dan Anies Baswedan.
Dimana di panggung debat sebelum nya, terlibat adu sindir menyindir yang pedas dan sengit. Mungkin, tpn masing - masing kubu sudah saling mengingatkan satu sama lain, bahwa debat final tadi malam adalah debat pamungkas yang lebih baik minim gimmick.
Sindiran justru keluar dari paslon no urut 3. Yang menyebut nama Butet. Kini sedang ramai pemberitaan, Butet Kartaredjasa di tuding menghina presiden Jokowi. Tapi bukan itu yang akan saya bahas. Seperti 2 artikel sebelum nya, saya akan fokus dengan busana bertema yang di kenakan oleh Gandjar Pranowo dengan jaket varsity.
Ternyata jaket ini memiliki sejarah dan makna di balik nya, selain soal trend dan pengaruh perkembangan budaya pop di era 80 - an, yang semakin membuat populer jaket ini hingga saat ini.
Apakah Jaket varsity itu?
Di lansir dari halaman Collater.al, sejarah muncul nya trend jaket varsity bermula dari dunia olahraga Amerika di era 1865. Jaket ini berbahan wol tebal, lengan baju dan kantong berbahan kulit serta huruf inisial pada bagian dada.
Sebetul nya jaket ini adalah seragam olahraga yang di kenakan oleh peserta tim olahraga seperti sepak bola dan basket, selain berfungsi sebagai seragam olah raga, penggunaan jaket varsity ini menunjukkan posisi penting, prestise / bergengsi dalam sebuah tim olahraga. Di era itu, tidak sembarangan orang dapat memiliki jaket ini. Menurut situs Collater.al, jaket varsity ini hanya di berikan kepada anggota tim olahraga yang memiliki posisi utama di dalam sebuah pertandingan. Sedangkan anggota tim lain yang tugas nya hanya bermain sebagai pemain cadangan , jaket ini hanya di berikan sebagai pinjaman dan di kembalikan setelah musim pertandingan telah selesai.
Kemudian pada tahun 1891 , trend jaket identitas ini bergeser kepada cardigan inisial huruf. Cardigan inisial huruf di dada ini melambangkan inisal dari universitas ternama di Amerika, seperti "H" untuk universitas bergengsi Harvard.
Pada tahun 1930, jaket varsity yang awal nya hanya di kenakan ketika pertandingan olahraga dan orang - orang tertentu. Pada era 1980 -an, jaket modis ini banyak di kenakan oleh pesohor -pesohor dunia, seperti Elvis Presley, James Dean, Michael Jackson hingga Lady Diana.
Sebagai simbol subculture hingga budaya pakaian jalanan atau yang lebih di kenal sebagai, street style. Tentu nya, gaya berpakaian jalanan ala orang barat dan kita berbeda jauh. Gaya berpakaian jalanan orang barat biasa nya terpengaruh oleh seni, budaya, issue politik, musik, lingkungan dan lain -lain.
Jaket varsity dalam dunia olahraga dan universitas bergengsi di Amerika, memiliki simbol tertentu, di era itu, tidak bisa sembarangan orang dapat memiliki jaket sakti ini, hanya orang -orang tertentu yang berprestasi dan memiliki posisi penting dalam pertandingan olah raga seperti basket dan sepak bola. Dan juga sebagai identitas seorang mahasiswa dari unversitas tertentu dengan logo inisial huruf di dada.
Bahkan di Amerika sendiri, jaket varsity ini hanya boleh di costum oleh 8 universitas bergengsi seperti , Harvard, Yale, Princeton, Brown, Columbia, University Of Pennsylvania, Dartmouth College and Cornell. Untung nya, semua masa esklusif itu sudah lewat. Sehingga di masa sekarang ini, kita bebas meng- costumize inisial huruf yang ada di jaket varsity ini.
Menariknya, dari tampilan jaket varsity yang di kenakan oleh Gandjar Pranowo dalam debat final semalam terdapat beberapa pesan - pesan tulisan di atas jaket tersebut. Tulisan - tulisan yang terbaca oleh saya adalah ; Sat - Set, Bansos Pasti , 17 Juta Lapangan Kerja dan Angka 3. Saya mencari tahu apa alasan Gandjar Pranowo dan Mahfud MD mengenakan jaket varsity ini.
Ternyata ada maksud dan tujuan nya. Menurut laman Kompas.id, Deputi Kanal Media Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud Karaniya Dharmasaputra menjelaskan, jaket varsity dipilih sebagai busana Ganjar-Mahfud karena merupakan pakaian yang sering dikenakan mahasiswa, sesuai dengan salah satu tema debat yakni pendidikan.
"Mengenakan jaket varsity yang khas mahasiswa itu memberikan penjiwaan lebih pada Mas Ganjar, karena pada tema debat pamungkas ini, Mas Ganjar akan banyak membahas tentang masa depan sumber daya manusia (SDM), masa depan anak muda generasi penerus kita,” kata Karaniya, Minggu. Karaniya menuturkan, jaket varsity juga merupakan simbol apresiasi Ganjar-Mahfud atas pernyataan sikap yang disampaikan para akademisi dari berbagai perguruan tinggi terkait upaya menjaga demokrasi menjelang Pilpres 2024.
Jaket varsity yang di kenakan oleh Gandjar dalam debat semalam, adalah jaket costumize atau desain nya dapat di buat sesuai permintaan pemesanan. Pada jaket tersebut memiliki pesan - pesan tertulis yang di desain semenarik mungkin. Inti nya, paslon no urut 3 tampil berbusana sesuai tema yang di angkat pada podium debat. Sehingga tampilan visual paslon no 3 terlihat lebih menarik mata tanpa mengurangi substandi materi debat serta visi misi paslon yang di sampaikan kepada publik.
Selain itu, penampilan jaket ini kemungkinan dapat menarik suara anak muda dalam memilih. Dengan penampilan capres seperti anak muda, di harapkan lebih asyik membaur dengan anak muda. Itu sih harapan saya, hehe....tentu saja memimpin negeri ini tidak mudah, begitu banyak permasalahan yang harus di selesaikan, dari masalah korupsi yang berkepanjangan, TKI, kemiskinan, stunting, bansos, pemerataan ekonomi, dan lain -.lain. Harus di selesaikan secara singkat, 5 tahun masa bekerja. Di perlukan seorang pemimpin yang tegas , kuat dan menepati janji - janji politik walaupun gak 100%, saya sih gak berani banyak berharap. Yang jelas gunakan hak pilih kita pada tanggal 14 Februari untuk memilih presiden dan wakil presiden 2024. Jayalah Indonesia ku!