Hidup sederhana bukan barang baru untuk saya. Namun, istilah frugal living adalah sesuatu yang baru saya dengar. Ternyata sekarang lagi trend hidup ala frugal living. Well, sebetul nya hidup sederhana bagi saya dan keluarga adalah mutlak dan bagian dari 'jalur kehidupan' yang harus di jalani. Selain itu, hidup sederhana dalam agama Islam sudah ada dalil dan perintah nya. Namun, seiring berjalan nya perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, belum lagi urusan konsumerisme , hedonisme, gaya hidup yang gak seimbang antara dompet dan keinginan, belum lingkaran pergaulan yang hedon, kebutuhan sosial yang tinggi, keinginan lebih tinggi daripada kebutuhan , hidup instan dan terakhir, pilihan hidup yang trend di kala mepet, hutang kartu kredit dan pinjaman online.
Saya dan suami sudah lama berhenti menggunakan kartu kredit. Enak di awal ga enak di akhir. Mana bunga - berbunga. Kalau berbunga - bunga karena jatuh cinta sih bahagia. Ini berbunga dalam membayar tunggakan. Tekor. Setelah kehidupan kartu kredit usai. Kemudian, kami menjalani hidup apa ada nya. Jika ada keinginan untuk membeli sesuatu. Saya lebih banyak menahan dan menabung. Sering nya sih gak kebeli. Kalau uda kepingin banget saya cari cara. Bisa jualan dan mengajar privat sebagai penghasilan saya terbilang cukup memenuhi kebutuhan pribadi saya.Â
Dari menahan - nahan membeli sesuatu ini dan menghadapi kenyataan kalau uang nya gak ada. Lebih "ngena" bagi saya. Bahwa , menjalani hidup sederhana mengajarkan saya untuk belajar menahan diri dan mem - perioritaskan kebutuhan yang akan di beli duluan.Â
Nah, di antara banyak teori frugal living yang enak di baca, saya kerap melakukan praktek hidup sederhana. Ijinkan saya men - sharing apa saja langkah nyata yang sudah saya lakukan dalam menjalani frugal living.Â
1. Mencatat Kebutuhan / Keperluan Yang Ingin Di Beli.
Well, cara ini selalu ada ketika kita hendak berbelanja keperluan. Dan memang mencatat kebutuhan ini praktek nya sangat membantu kita untuk mem -prioritaskan kebutuhan yang perlu di beli secepat nya. Dengan mencatat, kemudian di list apa saja yang sudah terbeli dan tidak akan lebih terarah dalam mengelola keuangan.Â
Sebagai contoh saja, ketika saya ingin membeli keperluan pribadi. Saya menulis ingin beli apa setelah pengeluaran yang lebih utama di keluarkan. Mau beli sepatu tapi setelah service AC. Sepatu kan bukan kebutuhan urgent. Lebih perlu membersihkan ac. Karena untuk kenyamanan bersama, toh? Sedangkan sepatu, sebagai kebutuhan pelengkap saja. Nah, setelah kebutuhan utama terpenuhi. Baru self reward sendiri dengan cara membeli barang pribadi. Semua dapat dan semua senang. Kunci nya, bersabar dalam menahan diri.Â
2. Tidak Menyimpan Uang Cash Dalam Dompet
Salah satu cara ekstrim saya dalam disiplin pengeluaran adalah, tidak menyimpan uang cash di dalam dompet. Lho? Kenapa? Karena saya orang yang boros. Sehingga jika ada uang, keinginan membeli barang yang gak perlu malah memberikan 'akses bebas'. Alhamdulillah nya, atm tidak jauh dari rumah saya. Sehingga, jika perlu uang harus mengeluarkan usaha yang tidak mudah. Cara ini sudah lama saya jalani. Dan cukup efektif untuk mengatasi 'kebocoran' keuangan. Saya baru ke atm untuk mengambil uang ketika akan berbelanja.Â
Belanja pun saya mengambil uang dengan cara mendadak. Saya menghindari cara - cara praktis dalam menyimpan uang. Karena jika kita menyimpan uang dengan cara praktis, seperti memiliki online banking karena kita akan mudah terlena. Mengingat saya bukan tipe yang mudah menabung. Karena memiliki 3 orang anak menabung bukan lah hal yang mudah. Akan selalu ada pengeluaran mendadak yang bikin boncos. Jadi saya tipe orang yang langsung membeli barang jika sudah ada uang nya. Nabung -nabung selalu ada aja pengeluaran mendadak. Sudah lama menahan diri tapi gak kesampean juga, nyesek.Â