Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Spot Wisata yang Berbeda di Jakarta

15 Januari 2024   20:42 Diperbarui: 15 Januari 2024   20:53 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Baca Jakarta Di Stasiun Bandara BNI City - Jakarta (Foto : Dokpri Amelia)

Minggu kemarin, saya beserta keluarga meluangkan waktu libur ke Jakarta. Sekarang gak stres lagi mikir, naik apa. Karena dari Tangerang Selatan ke Jakarta cukup naik kereta LRT. Cukup 1 jam saja. Praktis dan gak capek. Biasa nya kami pergi ke Taman Baca Martha Tiahahu di kawasan Blok M. 

Namun, kemarin kami turun di stasiun BNI City - Kereta bandara. Ternyata dari stasiun ini bisa naik kereta ke bandara. Vibes nya beda ya. Ada lounge khusus penumpang kereta menuju bandara, sayang nya kemarin saya gak ambil foto. Di stasiun ini kami berjalan naik ke atas flyover untuk naik transjakarta menuju terminal Blok M.

Salah satu sudut ilustrasi di stasiun Kereta Bandara BNI City yang menarik perhatian (Foto : Dokpri Amelia)
Salah satu sudut ilustrasi di stasiun Kereta Bandara BNI City yang menarik perhatian (Foto : Dokpri Amelia)

Di bawah flyover ternyata ada titik keramaian. Yang saya baru tau ternyata itu termasuk ke dalam , Jakarta Creative Zone.

Jakarta Creative Zone dekat stasiun BNI City (Foto : Dokpri Amelia)
Jakarta Creative Zone dekat stasiun BNI City (Foto : Dokpri Amelia)

Salah satu sudut , Ruang Baca Jakarta , Dekat dengan stasiun BNI City (Foto : Dokpri Amelia)
Salah satu sudut , Ruang Baca Jakarta , Dekat dengan stasiun BNI City (Foto : Dokpri Amelia)

Menurut situs Republika,

Ruang baca ini, selain untuk penumpang bisa membaca buku di tempat, mereka juga bisa meminjam buku untuk di baca selama menempuh perjalanan ke stasiun tujuan. Penumpang bisa mengembalikan lagi buku yang di pinjam sebelum tap out di stasiun yang dituju.

Di setiap stasiun disediakan tempat untuk menyimpan buku-buku bacaan. Tidak hanya di kawasan stasiun Dukuh Atas, di setiap stasiun MRT juga disediakan ruang membaca di area berbayar stasiun.

Penumpang tidak hanya bisa meminjam namun juga menyumbang buku-buku pribadi yang telah tidak terpakai. Penumpang bisa meletakkan buku-buku yang akan didonasikan di samping drop box atau kotak pengembalian buku.

Tampilan ruang baca ini sangat menarik perhatian saya, karena bentuk nya sekilas mirip kontainer , di cat dengan warna biru. Dan jendela kaca yang menarik perhatian orang - orang di sekitar untuk sekedar melirik ke dalam. Karena perjalanan saya sedang terburu - buru, sehingga tidak sempat melihat koleksi buku - buku nya. 

Bersyukur nya saya sempat mengabadikan dalam jepretan kamera. Selain ruang baca yang eye catching, ada juga kedai kopi yang di serve oleh teman - teman difabel.

Kedai kopi Difabis, kita akan di layani oleh teman - teman difabel di sini. (Foto : Dokpri Amelia)
Kedai kopi Difabis, kita akan di layani oleh teman - teman difabel di sini. (Foto : Dokpri Amelia)

Rasa penasaran saya tertuju kepada sebuah papan tulis kecil bertuliskan ,

 " saya tuli". Cafe mungil yang berwarna coklat ini menarik perhatian saya. Di sana juga terdapat petunjuk bagaimana cara kita memesan kopi dalam bahasa isyarat. 

Ilustrasi bagaimana cara memesan kopi dalam bahasa isyarat (Foto : Dokpri Amelia)
Ilustrasi bagaimana cara memesan kopi dalam bahasa isyarat (Foto : Dokpri Amelia)

Menarik dan berbeda dari yang lain. Kedai kopi yang gak biasa ini menarik perhatian saya di tengah hari yang terik. Walaupun lalu lalang orang yang santai di depan cafe difabel ini tidak serta merta menarik perhatian orang - orang untuk datang berkunjung. Tapi saya tertarik untuk menghampiri. Sayang, saya gak mampir untuk mencoba pengalaman memesan kopi dalam bahasa isyarat. Lain kali saya akan coba!

Next, setelah berpanas -panas berjalan kaki turun dari stasiun BNI City. Akhirnya, kami berjalan sampai stasiun Dukuh Atas untuk naik transjakarta menuju Blok M. D

Sesampai nya di Blok M. Ada satu restoran yang menarik perhatian saya. 

Cafe Uma Oma  (Foto : Dokpri Amelia)
Cafe Uma Oma  (Foto : Dokpri Amelia)

Saya pernah membaca dari sebuah situs berita online. Kalau cafe Uma Oma ini ternyata beberapa pelayan di cafe ini adalah para lansia. Menurut situs Bisnis com, cafe ini hadir dengan suguhan masakan nusantara dan rasa yang autentik, konsep yang diusung kafe ini berhasil menarik perhatian banyak orang. Ditambah dengan peran para lansia sebagai pelayan yang menambah suasana kafe tersebut seperti di rumah nenek.

Ilustrasi para pelayan cafe lansia di Uma Oma (Foto : Bisnis com)
Ilustrasi para pelayan cafe lansia di Uma Oma (Foto : Bisnis com)

Karena saya teringat berita tersebut, jadi cepat - cepat saya abadikan cafe unik ini. Sangat eye catching, bukan ? Di siang yang terik dan gerah kemarin, saya dan keluarga memutuskan untuk masuk ke dalam salah satu pusat perbelanjaan, Blok M Plaza. Untuk solat dan makan siang. 

Makan siang kemarin saya memutuskan mencoba salah satu menu makanan Korea yang pernah saya tulis di Kompasiana.

Dosirak , menu makan siang ala Korea (Foto : Dokpri Amelia)
Dosirak , menu makan siang ala Korea (Foto : Dokpri Amelia)

Dosirak  di sajikan di piring berupa nampan katering makan siang. Ada nasi, selada segar, kimchi, gorengan dan ayam tepung manis tabur wijen, di temani dengan minuman caffe latte yang pahit. 

Kimchi adalah asinan fermentasi dari Korea yang asam, tapi asam nya gak bikin asam lambung saya naik, hehe... berbeda dengan tom yum , masakan seafood berkuah dari Thailand yang asem dan pedes, bikin perut mules... nah kimchi yang di sajikan dingin dan asam nya relatif aman di perut. Kimchi yang menambah kesegaran makan siang. Si ayam tepung korea yang manis. Menu makan siang ini nyaman di perut.

Sama seperti Chicken Nanban Jepang yang saya makan di awal tahun ini. Sama - sama adem di perut, asam yang gak bikin mules perut. Selesai makan siang, saya menyeruput es kopi latte yang pahit. Kenyang juga. 

Selesai makan siang, saya mengunjungi salah satu gerai supermarket yang menjual barang - barang keperluan rumah tangga,alat tulis, tas, alat - alat tukang, mainan dan lain - lain. Mr. DIY nama nya. Saya kirain toko ini menjual barang - barang nukang, gak tau nya barang - barang di sini unyu -unyu dan dan di jual dengan harga terjangkau. Nah di sini saya beli apa ?

Ilustrasi tas transparan dengan gambar kartun (Foto : Lazada)
Ilustrasi tas transparan dengan gambar kartun (Foto : Lazada)

Tas transparan motif kawaii. Karena saya kerap berpergian bersama anak - anak, jadi saya perlu tas untuk membawa bekal dan botol minum 1 liter. Karena pergi bersama anak -anak dan suami, jadi perlengkapan "tempur" kami haruslah lengkap. Bekal , air putih dan tissue basah. Tas ini juga dapat di pakai berkali -kali sehingga tidak perlu tas plastik. 

Jalan - jalan ke Jakarta gak melulu harus ke Monas. Kini, banyak tempat - tempat yang unik dan gak biasa yang boleh di kunjungi. Dan saya sudah datang berkunjung melihat sebagian di antara nya. Masih ada beberapa tempat menarik di Jakarta yang ingin saya datangi. Terutama perpustakaan dan galeri seni. Semoga saya bisa datang berkunjung dan berbagi pengalaman dengan Kompasioner. Salam jalan - jalan! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun