![img-20240102-wa0007-6594aa1a12d50f0fee6db3e3.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2024/01/03/img-20240102-wa0007-6594aa1a12d50f0fee6db3e3.jpg?t=o&v=770)
Contoh nya , sushi. Ayah saya yang pernah bertugas di Jepang pernah mencoba kuliner yang satu ini. Sushi asli Jepang. Rasa nya ga enak. Karena dari ikan mentah yang fresh dari laut. Masakan Jepang terkenal dengan menu sehat kaya gizi seperti sayur tahu miso, sushi, tamagoyaki (dadar gulung) , onigiri, udon, nori, takoyaki dan minim rasa pedas pada masakan nya. Bagaimana dengan mie Jepang seperti udon dan ramen ? Karena saya pecinta ramen. Saya gemar makan mie ramen dan udon di beberapa restoran fushion Jepang. Sebagai muslim, saya gak mungkin makan mie ramen otentik Jepang. Karena memakai kaldu tonkotsu.Â
Mengutip dari halaman Merdeka, ramen tonkotsu adalah ramen yang kuahnya dibuat dari tulang babi yang direbus selama berjam-jam hingga menghasilkan kaldu kental berwarna putih susu. Rasa kaldunya paling creamy dengan kalori sekitar 600 kalori.
Nah, jadi saya pilih ramen yang aman aman saja, ramen kemasan. Dan kalaupun makan ramen sudah pasti yang fushion. Ramen yang sedap jika di santap dalam cuaca dingin, seperti musim hujan misalnya. Tambah rawit  jadi ramen cita rasa lokal deh, hehehe....Â
Nah, siang kemarin saya ingin makan siang yang gak biasa. Pilihan jatuh kepada , chicken nanban , sop miso dan tamagoyaki. Chicken nanban adalah kuliner yang terbuat dari bahan dasar ayam fillet yang dibalut dengan tepung dan digoreng hingga matang. Kuliner khas Jepang ini terbilang unik karena cara penyajiannya yang disajikan bersama dengan saus khusus dan sayur-sayuran layaknya salad khas Barat pada umumnya. (Sumber : PergiKuliner)Â
Di atas nya di siram saus tar tar. Saus ini di dominasi rasa asam. Mungkin di restoran lain bisa lain rasa nya. Porsi nasi dan ayam sangat seimbang. Tidak keduluan habis ayam nya ketimbang nasi nya. Jadi pas. Kemudian, saya mencoba sup miso dengan kombinasi wakame atau rumput laut Jepang dan tofu.Â
Wakame adalah salah satu makanan khas dari negara Jepang yang memiliki ukuran tipis dan berwarna hijau tua berserabut. Wakame merupakan sejenis rumput laut yang hidup di perairan Jepang. Jenis rumput laut tersebut biasa digunakan sebagai sayuran hijau bagi masyarakat Jepang. Wakame dimakan dengan dua cara yaitu dalam keadaan kering dan basah.(sumber : wikipedia)
Apa rasa nya sop miso ? Rasa nya soft, tipis, tidak kuat rasa penyedap, seperti nya hanya berasa sedikit asin. Tidak berlebihan. Dan yang menggoda lidah saya adalah rasa wakame yang seperti jelly. kenyal dan tidak berasa. Gak heran makanan orang Jepang kaya gizi, cita rasa nya alami, nyaris "polos" , gak medok penyedap, gak pedas, di perut sangat nyaman dan aman. Tidak menimbulkan gejolak gemuruh di perut , sangat ringan.. makanan yang sangat mencerminkan masyarakat Jepang, tenang, sunyi, senyap, tidak grasak grusuk.Â
Jadi makan siang saya kemarin bisa di bilang menu sehat, gak berminyak, kaya gizi dan sayuran. Yang menarik perhatian saya rasa aneh wakame. Dia tidak asin namun ketika di kunyah seperti jelly. Ayam nya sendiri seperti ayam tepung yang ringan, tidak berat di tepung. Saus nya asam, sedikit menggangu. Saya kemarin sengaja makan gak pake saos sambel. Saya khawatir sambal yang di dominasi penyedap malah akan 'mencederai' rasa asli makanan saya yang sudah bagus.Â
Si telur gulung, tamagoyaki juga tidak amis dan tidak juga asin. Saya rasa sang chef sangat hati - hati menjaga keotentikan bumbu - bumbu ' tipis' pada menu makan siang yang saya pilih. Unik nya restoran ini juga menjual aneka dessert seperti kue potong, pancake dan minuman manis lain , seperti teh, kopi dan jus. Saya sebetul nya tergoda ingin coba dessert nya, yah lain kali akan saya coba.Â
Selain itu restoran ini di dominasi interior ruangan dengan warna pastel, lampu dengan desain tropical dan gambar karakter lucu yang kawaii ciri khas Jepang. Jadi situasi menikmati makanan gak gitu gitu aja, ada ciri khas yang manis dan kawaii (imut).Â
Pengalaman kuliner yang berkesan. Yang saya suka lagi, restoran ini tidak ramai, jadi gak pusing mendengar banyak suara - suara gaduh dan riuh. Karena makan pun perlu ketengangan. Betul ? Rasa nya ingin kembali lagi ke sana, mencoba dessert dan kohii (kopi), hmmm.... boleh di coba nih 😊
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI