Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mencari Capres Cawapres yang Memberikan Ruang untuk Seni Jalanan, Adakah Kandidatnya?

20 Desember 2023   22:32 Diperbarui: 20 Desember 2023   22:41 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karya seni di ruang publik yang sudah legal / Dokpri Amelia

Jadi.... saya sangat menunggu nih siapa capres cawapres yang peduli isu seni jalanan. 

Manfaat nya apa sih seni di ruang publik ini ? Menurut pendapat pribadi saya , tentu hal ini ada manfaat nya ; 

1. Menambah nilai estetika luar ruang / ruang publik. Jika seni jalanan ini legal, pasti akan memberikan kesempatan bagi para seniman untuk berkarya dengan 'tenang' dan totalitas , sehingga karya yang di hasilkan juga luar biasa dan gak belang - belang. Jadi totalitas kan enak liat nya. 

2. Memberikan ruang kepada seniman untuk berkarya.

Sebagai orang seni, berkarya terkadang gak melulu di atas kertas, kanvas dan komputer digital. Namun merasa tertantang ketika mencoba berkarya di atas media yang lain, seperti dinding atau tembok. Bagi penikmat seni, melihat lukisan dinding atau mural di jalanan bak melihat pameran seni tanpa berbayar, menambah wawasan, bahkan menjadi inspirasi bagi yang melihat. Bagi seniman, ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah bagi para seniman. 

Saya masih ingat , ketika pemberitaan pak Ahok memberikan ruang untuk para seniman Jakarta agar dapat berkarya di ruang publik seperti RPTRA. Dan ini di teruskan lagi oleh Pak Anies, eh bener gak ya ? Koreksi jika saya salah. Jadi seni jalanan ini membawa tema - tema yang ramah di cerna oleh publik. 

Ketika itu Pak Anies menambah semarak sudut - sudut kota Jakarta dengan seni mural dan perpustakaan. Yang menarik adalah, pak Anies menaikkan kembali perpustakaan yang 'hampir punah' di telan popularitas literasi digital dan e -book. Jaman saya kuliah, ketika nyari bahan untuk menulis skripsi, perpustakaan nasional itu tampilan nya , 'gloomy', terkesan kuno, seperti nya kalo gak kepepet banget gakan mau untuk datang jauh -jauh ke perpustakaan. Kini, orang orang justru berbondong - bondong untuk datang ke perpustakaan. Selain infrastruktur nya yang modern , perpusnas juga memiliki fasilitas yang cukup nyaman dan ramah anak. 

Selain itu, di tambah lagi, kehadiran revitalisasi beberapa fasilitas umum yang tadi nya terbengkalai dan "bronx" seperti terminal Blok M , betapa horor nya masa - masa metro mini berjaya dengan gaya slengek - an nan ugal - ugalan. Sekarang, terminal blok m jadi naik pamor gegara kehadiran M Bloc Space dan Taman Literasi Martha Tiahahu. Sungguh karya yang me - representasikan Anies. Jujur sih, saya penggemar ide karya pak Anies yang satu ini. Pernah juga melihat di media bahwa pak Anies mulai mengenal salah satu seniman lokal Jakarta yang  di artikel sebelum ini saya bahas, Darbotz. Sekali lagi, semua itu adalah kebijakan dan eksekusi di lapangan yang di lakukan oleh pak Anies selama menjabat sebagai gurbenur Jakarta. Belum tentu sama visi misi nya ketika sudah menjadi capres , kan ?

Jadi sebenar nya jari nyoblos saya untuk mas Gibran atau Pak Anies ? Duh kenapa sih kalian gak satu visi misi aja ? Politik susah nemu pasangan yang klop. Capres nya bagus, cawapres nya meleyot. Tapi pemilu sudah di depan mata. Harus ada pilihan. 

Nah kembali ke fokus artikel. Manfaat lain dari seni di ruang publik, 

3. Mengurangi Kasus Vandalisme Pada Fasilitas Umum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun