Gak heran, terkadang ada cerita beberapa pasangan suami istri yang 'rela' ikutan mengikuti hobi pasangannya. Contoh, teman saya seorang pesepeda memiliki suami yang gemar bersepeda. Akhirnya mereka saling kompak bersepeda satu sama lain. Saling menjaga satu sama lain. Di ikuti kisah yang lain nya. Gak harus se hobi dan satu frekuensi. Setelah saya dan suami tinggal berjauhan.Â
Sekarang, setiap suami ada kegiatan di luar rumah sebagai pembawa acara, saya dan anak - anak ikut serta sebagai bentuk support kami. Sehingga ia merasakan semangat yang kami bawa untuk nya. Ternyata hal ini berperan besar. Selain ia di support, saya sebagai istri nya memiliki kesempatan untuk mengenal dunia nya dan di kenal kerabat nya.Â
Sering kali rasa cemburu ini di sepelekan dengan dalih, "ah sudah tua masa masih cemburu, anak - anak sekali", padahal rasa cemburu ini penting loh dalam mengontrol pasangan kita agar tidak kebablasan.Â
Pernah kah kita mendengar sebuah ungkapan ; " suami sehari hari di kantor lihat teman kerja nya rapih, wangi dan cantik. Ketika pulang kerja, istri nya 'cuma'dasteran". Â Atau, suami yang akrab mengobrol dengan teman kerja wanita yang berpenampilan lebih menarik daripada istri nya di rumah.Â
Menurut saya ini bukan sebuah cibiran. Melainkan sebagai 'cambuk' agar seorang istri juga menjaga penampilan ketika di rumah. Bisa juga keluh kesah seorang suami yang ingin istrinya lebih menarik ketika di rumah. Bersyukurnya, pasangan saya bukan orang yang ribet dengan penampilan istrinya.
Mau dasteran bolong atau lain nya, bukan fokus utama yang dia komplain. Namun sebagai istri, saya tetap harus sadar diri, kalau berpenampilan menarik di depan suami adalah wajib.Â
Terlebih, di dunia kerja, orang - orang justru tampil menarik setiap hari. Bagi seorang suami, melihat istri nya yang jauh lebih menarik dari rekan kerja nya adalah hal yang sepadan.Â
Sadar diri ini juga merupakan bagian dari pencegahan terhadap rasa curiga yang berlebihan kepada pasangan kita. Cemburu dan curiga berlebihan dapat di hindari dengan cara saling sadar diri dalam hal apapun. Termasuk penampilan. Saya seorang ibu rumah tangga yang mayoritas waktu di habiskan di rumah.
Tidak lantas membuat saya cuek dengan penampilan, toh pasangan saya menerima saya apa adanya. Justru hal ini membuat seorang istri terlena dengan 'kenyamanan' penampilan apa ada nya. Sehingga jika seorang istri berpenampilan acak-acakan ketika ada suami di rumah, suami harus maklum karena istri sudah lelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak anak.Â
Bukan seperti itu. Bukan berarti selalu mengenakan busana yang rapi ketika menyambut suami pulang, namun, perawatan dan kerapihan diri juga salah satu kewajiban agar hubungan suami istri harmonis.Â
Perawatan wajah dan tubuh termasuk ke dalam salah satu usaha untuk menjaga keharmonisan suami dan istri. Hal sederhana ini juga sebagai penyeimbang agar rasa cemburu dan curiga tidak berlebihan.Â