Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Siapa Bakal Calon Anggota Dewan Daerah Kita

1 September 2023   12:26 Diperbarui: 1 September 2023   12:35 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi spanduk bakal calon DPRD Tangsel (Foto : Dokpri Amelia) 

Tulisan ini saya tulis atas opini pribadi dan tidak mempromosikan kedua belah pihak. Berbagi informasi yang saya tahu saja.

Semakin dekat dengan pentas politik , Pemilu 2024. Sudah ramai pemberitaan di sosial media dan di jalan - jalan spanduk sudah bertebaran dimana - mana. Siapa sih bakal calon pemerintahan tersebut? Kadang kita gak kenal siapa siapa mereka. Yang kita lihat hanya foto wajah nya saja. 

Pagi ini ketika saya hendak berbelanja sarapan ke arah Pondok Jagung, saya melihat 2 spanduk nama bakal calon dengan partai yang berbeda. Yang secara kebetulan saya kenal dengan 2 orang tersebut. H. Ricky (dari partai PKS) dan Zulfikar (Partai Demokrat).  

H. Ricky adalah tetangga dekat kami di cluster. Sepak terjang beliau dalam nyalon dan nyaleg DPRD sudah di ketahui dari beberapa tahun sebelum nya. Bahkan, di cluster kami pernah ada tindakan penjegalan dari warga karena beliau mengadakan pertemuan sesama anggota partai. Yang ternyata kegiatan ini "mengusik" beberapa warga yang vocal di wilayah pemukiman kami. Sebetul nya kegiatan ini bukan semacam "cuci otak", namun lebih kepada pertemuan rutinan sesama anggota partai , ngobrol ngobrol santai. 

Saya sebagai warga yang tidak mendukung beliau namun kenal, menyayangkan aksi ini. Karena menurut hemat saya, demokrasi seharus nya bebas dan bertanggung jawab. Hal ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Bukti nya tetangga kami tersebut yang mau nyaleg. Karir politik nya tidak mudah. Bukan itu saja, beliau juga mengalami penurunan jabatan sebagai ketua rukun tetangga di karenakan jabatan ini "strategis" untuk menarik suara para warga agar menjadi relawan dan pendukung beliau, bertepatan dengan moment ia akan maju nyaleg di tahun itu. 

Apakah hal ini melanggar ketentuan hukum? Entah lah. Yang jelas waktu itu langkah nya terhenti. Antipati berlanjut di dalam rumah ibadah. Ia mengalami aksi tidak menyenangkan dari beberapa orang yang 'lagi - lagi vocal' di rukun tetangga kami. Hingga ia tidak lagi melaksanakan ibadah di rumah ibadah tersebut dan'nyaris'  menjual rumah nya atas ketidaknyamanan yang ia dapat dari beberapa orang.  Namun siapa yang sangka. Setelah berselang 5 tahun kemudian, ia berhasil menjadi anggota DPRD dapil wilayah Tangerang Selatan. 

Semua sikap orang berbeda. Yang antipati mendadak menjadi 'penjilat', itulah politik. Apakah saya di untungkan? Tidak. Namun saya dan suami bersikap netral. Semua informasi yang saya tau dari suami karena beliau berdiskusi bersama suami ketika mendapat sikap tidak menyenangkan dari beberapa orang. 

Zulfikar adalah salah satu caleg dari partai Demokrat, partai di mana suami saya sebagai simpatisan. Sedikit sedikit saya mengetahui seperti apakah pengorbanan menuju kesuksesan panggung politik. Banyak keluar modal tapi belum tentu menang. Menanggung beban mental , materi pula. Saya ingat betul ketika ada pemilihan calon walikota dan wakil walikota Tangsel. Azizah Ruhama Ben, mereka di dukung oleh partai Demokrat dan PKS, di mana suami saya sebagai simpatisan Demokrat mendapat undangan juga dari partai PKS untuk mendukung kemenangan Azizah Ruhama Ben. Untung nya sejalan. 

Di dukung partai yang sama sama satu visi mendukung Azizah Ruhama. Ketika itu, Azizah mengungkapkan keenganan nya mengeluarkan 'modal lebih' untuk kemenangannya , di karenakan, uang yang ia anggarkan untuk kemenangan nya telah ia berikan kepada konsultan politik, telah hilang di bawa kabur tanpa kabar. 

Sehingga membuat nya berpikir ulang ketika akan menggelontorkan "modal" kembali. Bukan hal yang murah. Karena mengorbankan banyak hal. Di atas beberapa kisah mengenai sosok bakal calon DPRD Tangsel. Nah, semakin ke sini akan semakin banyak spanduk nama bakal calon dan bendera partai politik. Dari beberapa tulisan yang di ulas oleh teman tema Kompasiana. Saya memiliki perspektif yang berbeda. Spanduk yang berisi : nama calon, gelar dan foto. Sebetulnya infomasi singkat mengenai si bakal calon. Dengan kecanggihan teknologi dan melek teknologi.

Kita bisa mencari tahu siapa mereka dengan cukup searching dengan mesin pencari google. Setidak nya ada informasi sedikit mengenai siapa bakal calon. Tapi kan gak main asal search. Tentu saja harus dengan kata kunci yang tepat. Misalkan , nama calon di dukung oleh partai apa. Kita bisa mulai mencari dengan kata kunci terkait sehingga berita yang keluar pun aktual. Contoh. Siapakah Ruhama Ben ? Yang keluar adalah berita dari sumber partai resmi yang mendukung Ruhama Ben, PKS. 

Foto : https://pks.id/content/bertemu-calon-wakil-walikota-tangsel-presiden-asyik-doakan-kemenangan-azizah-ruhama-ben
Foto : https://pks.id/content/bertemu-calon-wakil-walikota-tangsel-presiden-asyik-doakan-kemenangan-azizah-ruhama-ben

Foto : tangkapan layar Tribun news | dokpri Amelia
Foto : tangkapan layar Tribun news | dokpri Amelia
Logika nya, jika kandidat sudah memiliki pengalaman di bidang nya, pasti jawaban mesin pencari akan menunjukkan infomasi lengkap mengenai profil si bakal calon. Setidak nya kita jadi kenal siapa dia dan portofolio nya. Saya tidak tahu, mungkin foto wajah lebih menarik ketimbang informasi nama calon dan dari partai apa ia berasal yang jelas sudah di berikan di spanduk. Atau mungkin kita sudah antipati dan putus asa mengenai panggung perpolitikan di negara kita yang mencabik - cabik kepercayaan rakyat. 

Apalagi marak nya kasus korupsi dan lain lain. Di antara wakil rakyat, masih ada 'secuil' manusia baik dan santun. Hanya saja karena sudah antipati, sehingga manusia baik ini tidak mendapat dukungan. Memang, pernyataan saya akan mendapat cibiran. Kita sudah pilih, tau nya mengecewakan. Langkah yang bisa kita pakai untuk meminimalisir 'salah pilih', mencari tahu siapakah si bakal calon. Ketika kita sudah tau dan jika mereka tidak menang. Setidak nya, jika mereka maju lagi nyaleg, kita sudah menyimpan informasi  tersebut. Saya bicara seperti ini bukan karena kebetulan mengenal 2 calon di atas. Namun sebagai sikap untuk tidak lagi antipati dan pasif. 

Pasti ada beberapa kandidat calon yang memiliki visi misi yang baik, menarik, bahkan sesuai dengan kebutuhan kita dan terus optimis. 

Dan di era sosial media ini, kita cukup terbantu , contoh kasus , tumpukan sampah berserakan di Pasar Ciputat dan naik isu nya ke sosial media. Dan masalah aksi pembakaran sampah oleh warga yang "nakal" di Tangerang Selatan, mengeruduk Pilar Saga (Wakil Walikota Tangerang Selatan) menanggapi protes warga yang viral di sosial media Instagram. 

Dan ada penindakan. Setidak nya protes masyarakat yang gencar di sosial media, akan mendorong petugas terkait untuk segera membereskan masalah tersebut. Jika calon yang kita pilih kalah, calon yang menang tentu nya masih dapat kita pantau secara rekam jejak digital, mengikuti akun sosial media si sosok pejabat tersebut, sehingga kita tidak saja menuntut perubahan, namun aktif memantau perjalanan dan perubahan yang sudah di lakukan pejabat tersebut dalam menjalankan janji - janji kampanye nya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadikan kita cerdas dan berwawasan. 

 

Foto : Dokpri Amelia | Tangkapan layar Instagram SeputarTangsel 
Foto : Dokpri Amelia | Tangkapan layar Instagram SeputarTangsel 

Foto : Dokpri Amelia | Tangkapan layar Instagram Pilar Saga Official
Foto : Dokpri Amelia | Tangkapan layar Instagram Pilar Saga Official

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun