Situasi ekonomi yang tidak menentu, membuat harga bahan pokok selalu naik tanpa alasan yang jelas. Bagaikan musim, hujan iya tapi musim kering juga.Â
Terkadang pening kepala ini, bawa duit less than 100.000 ke pasar modern, bakal dapet apa aja ya? terus masak apa? Bahkan saya pernah di situasi dimana belanja ke pasar bermodal 20.000 saja!Â
Sebetulnya, seorang emak itu dituntut profesional dalam hal mengatur keuangan. 20.000 pun sukses saya lalui, hehe... maksudnya 20.000 pun disulap jadi masakan enak loh.Â
Kadang saya nyontek ide dari warteg. Berbekal pengalaman pribadi yang pernah melalui masa masa krismon alias krisis moneter, belanja 20.000-50.000 dapet apa aja ya?Â
Saya mau berbagi tips buat para emak muda atau anak kost yang mau makan enak dan sehat anti mie instan.
1. Cari ide dulu mau masak apa, bisa searching di internet atau liat makanan di warung nasi rames dan warteg.
2. Belanja dengan budget pas pas an atau ngepres, wajib diawali dengan mencatat apa saja yang ingin dibeli serta harganya, kebiasaan saya seperti itu, agar terlihat jelas budget-nya.
3. Belanja sesuai keuangan yang anda punya. Misalkan, beli telur ga usah 1kg, beli saja 10.000, sisanya bisa beli yang sudah tercatat. Kita yang tentukan ingin belanja berapa, bukan pedagang. Kalau nanya pedagang, pastinya dia akan menawarkan barang per 1 kg, sedangkan keuangan kita kurang.
4. Jangan beli makanan instan seperti mie instan. Kurang duit bukan berarti pilihan hidup jadi gak sehat. Daripada beli mie instan, lebih baik beli aja telur 2 butir, daun bawang seledri, tempe, tahu bahkan teri. Walaupun teri medan selalu mahal harganya, masih banyak pilihan teri lainnya yang lebih murah. Biasanya saya beli teri tawar 5000 saja.Â
5. Bahan makanan utama yang wajib ada sebagai pertahanan hidup, selalu sedia bahan makanan ini karena penting saat genting ; beras, minyak, telur, kecap, daun bawang seledri.Â
Bahan makanan murah ini bisa disulap menjadi nasi goreng yang mengenyangkan daripada makan hanya dengan mie instan.Â
Tapi mau makan mie instan juga, boleh saja, kalau saya ga pernah stok mie instan, karena pasti akan jadi kebiasaan. Biasanya saya beli mie instan, bumbu mecinnya saya buang atau pake setengah saja, sisanya tambah garam biar nikmat.
Ide belanja budget 50.000 ala saya
1. Telur: 10.000
2. Daun bawang seledri: 3.000
3. Tahu: 5.000
4. Tempe: 5.000
5. Bumbu halus: 3000-5000, misalkan tidak cukup untuk membeli bawang merah, putih dkk, beli saja bumbu halus/balado/soto /opor/kalio, dan lain lain, selain itu juga praktis, gak perlu diuleg lagi.
6. Penyedap: 2,000
7. Kecap yang kecil: 3.000
8. Buah pisang: 10.000, saya suka cari yang 10.000, seringnya pisang yang sudah matang yang saya beli, gapapa toh langsung hap!
9. Timun/tomat/santan: sisa uang yang ada
Jika sudah ada bumbu halus, bahan protein bisa langsung diolah dengan cepat, praktis pula.
Nah, ide masakannya apa saja?
1. Telur/ tahu/tempe balado
2. Teri balado
3. Opor tahu tempe/telur
4. Goreng Tahu dan Tempe
Saya pake sistem subsidi silang, misalkan minggu ini sudah masak ayam, minggu depan gantian giliran telur/tempe/tahu.Â
Di kamus belanja dan makan saya, ga harus kumplit semua, harus ada ayam, telur, daging, bakso, buah, sayur, jika sudah beli buah, saya ga akan beli sayur dan sebaliknya.
Nah, gimana dengan budget 20.000?
1. Tahu/tempe/Toge: 5.000
2. Santan: 4.000
3. Mie telur/bihun: 5,000
4. Paket sayur sop: 5,000
Masih ada sisa 1.000 rupiah.
Ide masakan belanja 20.000: Opor, tumisan, mie/bihun goreng telur dan sop sayur.
Ini semua belanja ala saya, kembali ke masing masing selera. Jika ada uang lebih, biasanya barulah saya makan daging. Jajan kudapan seperti kue basah, roti, keripik, dan lain lain.
Kuncinya makan saat ngepres jangan banyak mau, jika beras, minyak, telur sudah ada, artinya cukup aman. Mie instan jangan di jadikan andalan, karena selain ga sehat akan jadi kebiasaan.
Sebagai warga negara Indonesia, saya bersyukur karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang beragam, walaupun kata pemerintah semua bahan baku pokok naik.
Jadi, dengan belanja metode seperti yang saya lakukan, saya merasa baik baik saja, gak syok, ga kesel, ga protes ke pemerintah.Â
Karena dengan sistem belanja nyetok, belanja dengan model serba 1kg, pastilah akan terasa berat dan ketika masa krismon melanda dapur keuangan keluarga, dari biasa belanja 1kg tiba tiba 'turun kasta' jadi setengah kilo, gimana gak syok?Â
Hehe... dengan terbiasa belanja yang saya lakukan di atas, jika ada uang belanja lebih bisa belanja kebutuhan yang kurang atau bisa me-reward diri sendiri dengan belanja makanan atau minuman yang kita suka, tertarik mau mencoba ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H