Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bertambah Usia Lingkaran Pertemanan Semakin Kecil, Betul?

24 Juli 2023   12:08 Diperbarui: 24 Juli 2023   13:21 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin hanya perasaan saya saja yang merasa kesepian setelah semakin bertambah usia. Ternyata beberapa kerabat saya merasakan hal yang serupa. Saya memiliki beberapa teman di dunia maya. Biasanya saya dan dia hanya ngobrol via chat WhatsApp. Bukan teman dalam dunia nyata. Kami ga pernah ketemuan, tapi ngobrol layak nya sudah kenal lama. Kami nyambung karena satu pemikiran atau se-frekuensi kalau kata anak muda jaman sekarang. 

" kamu suka ketemuan sama temen temen kantor yang dulu nggak? atau akrab ngobrol sama tetangga?

   guyub gitu?", tanya saya.

" gak pernah, karena udah sibuk kerjaan di rumah, keluar rumah kalo bener  bener perlu aja".

Teman saya ini seorang freelancer. Jadi kerja dari rumah dan bener bener  di rumah aja. Kerjaan ga perlu tatap muka kalau mau di setor cukup via email saja. Jadi bekerja di rumah aja udah cukup bikin capek dan sibuk banget.

"Jujur aja ya, aku ga pernah meet up sama temen kantor, kumpul kumpul sama tetangga, komunitas. Karena emang ga perlu. Temen pun ga nambah dan kalau di tanya kesepian ,  iya  juga sih. " obrolan pun berlanjut. 

Dan obrolan santai ini menyadarkan saya, ternyata memang bukan saya saja yang merasa gak punya temen. Lucu nya, saya bergabung dalam sebuah komunitas WhatsApp grup, dimana komunikasi terjalin dengan aktif dan saya di kenal cukup aktif di grup tersebut karena pernah ngiklan  kelas privat, murid online saya beberapa dari sana. 

Di sana saya merasa punya teman walaupun gak pernah meet up beneran, hanya aktif ngobrol saja di grup. Seru sekali, saya punya banyak teman di dunia maya. Bahkan dari dunia maya inilah saya berkesempatan berkenalan dengan salah satu novelis pop , yang ternyata ia punya yayasan pendidikan, di mana saya di ajak untuk  mengajar di yayasan nya. Gak nyangka. Realita kehidupan yang baru saya pahami baru baru ini.

Kadang, pingin juga punya teman akrab yang nyambung dan se-visi ketika ngobrol di dunia nyata. Ternyata nihil. Saya bahkan mempertanyakan skill bersosialisasi saya. Pernah satu waktu, saya coba ikut kumpul kumpul arisan dan bergabung dengan ibu ibu. Haduh, yang saya dapat hanya obrolan ala ghibah yang gak perlu semua orang tau urusan rumah tangga, suami, anak anak dan lain lain. 

Apalagi ketika emak emak mulai ngobrol masalah sekolah, duit, amak anak dan kebiasaan yang ada di rumah masing masing. Seakan akan adu argumen terbaik untuk di setujui di sebuah percakapan. Kadang guyub yang berujung petaka. Terus terang, saya angkat tangan dan lebih baik tidak memaksakan diri akrab dengan orang orang seperti itu. Dan kita tidak perlu buang buang waktu untuk menjadi seperti mereka kan?

Di sisi lain saya merasa gak punya teman, tapi di tempat yang lain, di sosial media, saya di terima. Dan betapa ter-kerucut nya lingkaran pertemanan ini. Yang cocok dan klop dengan kita gak banyak. Hanya 1 atau 3 orang paling banyak. Ada ungkapan yang saya pelajari dari kenalan saya bahwa ; ketemu dengan teman yang se-frekuensi dengan kita dan orang itu baik. Seperti rejeki yang tidak terduga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun