Mohon tunggu...
Amelia Rifqi Azizah
Amelia Rifqi Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

AMELIA RIFQI AZIZAH_21104080027

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bukber atau Ajang Pamer Outfit?

16 Maret 2024   11:21 Diperbarui: 1 Mei 2024   19:06 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumen pribadi

Pada sekarang ini sudah memasuki bulan puasa nih. Bulan puasa sangat identik sekali dengan istilah bukber atau buka bersama. Media sosial pun penuh dengan postingan-postingan mengenai bukber. Siapa sih yang belum kenal dengan istilah bukber? Bukber merupakan momen berkumpul, dan bernostalgia, secara bersama-sama disaat buka puasa. Mereka yang melakukan kegiatan bukber makan secara bersama ketika waktu berbuka puasa tiba. Bukber bertujuan untuk menjaga dan menyambung silaturahmi antara satu dengan yang lainnya. 

Tradisi bukber akan memperkuat tali ikatan sosial dan kekeluargaan. Bukber biasanya dilakukan dengan keluarga. Selain keluarga bukber dilaksanakan bersama teman-teman sekolah, rekan kerja di kantor, teman-teman rumah, dan lain sebagainya. Bukber ialah suatu momen yang sangat dinanti kedatangannya. Ajakan bukber dari teman-teman pun tidak cukup satu hari saja. Karena setiap orang memiliki teman dari berbagai generasi, karena itu bukber menjadi ajang nostalgia juga seperti teman sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, kuliah, bahkan teman kerja pun juga mengadakan bukber.

Bukber menjadi suatu hal yang menyenangkan. Karena bukber menjadi kegiatan yang menciptakan kenangan lama terukir kembali bersama. Dengan bukber kita bisa melepas rindu dengan teman-teman lama. Ketika bukber kita bisa menikmati makanan yang lezat bersama banyak orang. Hal ini menjadi suatu hal yang membuat bukber terasa menyenangkan selain bercerita tentang pengalaman bersama teman-teman. 

Di Indonesia sendiri bukber telah menjadi tradisi yang selalu dilakukan oleh orang-orang. Bukber menjadi suatu tradisi yang dilanggengkan. Tradisi bukber menjadikan kesempatan untuk kita berkumpul kembali dengan teman-teman lama atau berkumpul kembali dengan sanak saudara yang jauh. Acara bukber pastinya menjadi menyenangkan karena kita berbuka puasa bersama-sama dengan teman, kerabat, dan saudara. Namun, tradisi bukber juga terkadang membuat kita jengkel, karena apa? Karena bukber sekarang ini tidak lagi menonjolkan unsur nostalgia dan silaturahminya, melainkan menjadi ajang pamer, entah pamer kekayaan maupun kesuksesan. Terlebih sekarang ini banyak orang yang suka memamerkan outfit nya. Pamer outfit merupakan suatu tindakan yang menonjolkan penampilan yang dikenakannya. Selain itu pamer kesuksesan juga sering di jumpai saat acara bukber ini, seperti pamer pencapaian, pangkat, status sosial dan lain sebagainya.

Pada sekarang ini momen bukber untuk melepas kerinduan bersama teman dan sanak saudara sudah bergeser menjadi momen pamer outfit bahkan juga pamer kekayaan dan kesuksesan. Pada sekarang ini banyak sekali apabila bukber yang disoroti adalah outfitnya. Setiap orang yang datang disorotin outfitnya dan ditanya berapa harga outfitnya. Kemudian dibuat konten yang didalam kontennya yaitu orang yang mengikuti bukber diberi  pertanya an "Berapa Harga Outfit Loe?". Trend seperti ini menjadi trend yang membuat orang lain menjadi minder dan insecure. Karena yang mengiranya bukber merupakan ajang silaturahmi, melepas rindu, dan berbagi kehangatan menjadi ajang pamer outfit, kesuksesan, kekayaan, dan lain sebagainya. Pamer outfit ketika ketika bukber akan membuat suasana bukber menjadi tidak nyaman bagi orang yang kurang mampu dalam segi finansial nya.

Lebih baik, buka bersama dijadikan sebagai ajang kegiatan untuk berbagi satu sama lain. Karena bulan puasa merupakan bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh rahmat, dan bulan penuh kebaikan. Jadikan kegiatan bukber untuk menyambung silaturahmi, melepas rindu, menciptakan kehangatan dengan peserta yang mengikuti bukber, dan lain sebagainya. Jangan jadikan bukber sebagai ajang pamer atau flexing. Jika bukber hanya dijadikan ajang untuk menonjolkan diri atau pamer kepada orang lain, ini tidak sesuai dengan nilai yang dijunjung tinggi dalam bulan Ramadhan. Ajang pamer ketika bukber sangat tidak tepat bahkan menjadi hal yang sangat salah kaprah. Yang terpenting ketika mengikuti bukber ialah keikhlasan dari dalam hati dalam melakukan tradisi bukber serta berbagi kebaikan dan kebahagiaan. Di bulan puasa ini lakukan apapun yang baik. Karena itu akan menjadi amalan yang baik bagi kita. 

Semoga amalan kita diterima oleh Allah SWT dengan cara yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun