Mohon tunggu...
Amelia Rhohmatul
Amelia Rhohmatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi semester 7 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Sedang magang mandiri di LGPP Jember sebagai sekretaris kegiatan, dengan jobdesk menyusun, mengarsipkan dan notulensi kegiatan. Part-Time penulis fiksi dan non-fiksi di banyak platform.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Internasionalisasi Anggota KRS Kebonsari dan Kranjingan Melalui Sesi English Class

2 September 2023   19:45 Diperbarui: 2 September 2023   19:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan KRS 3: English for Daily Conversation and Storytelling 101 di Kebonsari - sumber foto pribadi

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini, Jember sudah semakin berkembang. Tingkat rekognisi masyarakat baik itu lokal maupun internasional mulai masif terhadap Jember. Tidak lain adalah karena banyaknya daya tarik yang ditawarkan oleh Jember ini untuk dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung. Mulai dari Kota Tembakau karena produksi tembakau di Kota Jember ini yang masif dan kualitas tembakau yang ditawarkan sangat beragam, hingga Kota Karnaval karena adanya gelaran tahunan Jember Fashion Carnival (JFC) yang rutin diadakan dengan menawarkan kostum unik dalam berbagai tema ke dalam panggung pagelaran. Wisatawan juga dapat menemukan kopi dan coklat berkualitas di Jember sebagai lokasi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dengan variasi olahannya yang beragam pula. Makin ke Selatan wisatawan juga dapar menemukan variasi pemandangan laut yang indah dari berbagai pantai yang ada di Jember. Beragam objek wisata inilah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan ke Jember. 

Dalam hal ini, kegiatan Kampung Remaja Sehat (KRS) diagendakan untuk mempersiapkan para pesertanya sekaligus generasi muda Jember untuk siap dalam perubahan arah pariwisata yang semakin menyebar ini. Sehingga dipersiapkanlah materi dalam KRS pertemuan ketiga ini yaitu "English for Daily Conversation and Storytelling 101". 

Mengapa harus bahasa Inggris? Dan mengapa harus storytelling? 

Bahasa Inggris, secara langsung dan tidak langsung sudah ditetapkan sebagai bahasa dasar yang digunakan oleh masyarakat internasional untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan pamor Jember yang semakin naik, dukungan pemerintah daerah setempat saja tidaklah cukup untuk merangkul perubahan tersebut. Diperlukan adanya koordinasi dengan masyarakat sekitar untuk semakin mempercepat kemajuan yang ada. Dengan sumber daya alam yang dimiliki Jember, masyarakat sudah harus paham bahwa sumber daya manusia (SDM) setempat juga harus ikut andil dalam upaya kemajuan yang dirancang pemerintah. 

Salah satunya adalah melalui lancar berbahasa dan berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Terutama dengan fakta bahwa mayoritas masyarakat merasa malu untuk berbicara bahasa Inggris karena aksen berat yang kerapkali muncul ketika berbicara. Parahnya, banyak yang menertawakan adanya aksen berat tersebut ketika seseorang berbicara bahasa asing. Padahal aksen yang mereka bawa adalah satu dari sekian banyaknya keunikan yang seharusnya dirangkul dan tidak ditekan keberadaannya. Karena itu adalah bagian dari identitas kita sebagai anggota suatu kelompok masyarakat dengan ciri khas daerah tertentu. Sehingga mahasiswa magang UNEJ menyisipkan sesi ini dalam kegiatan KRS mingguan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka terhadap keunikan aksen dan berbicara dengan orang asing.

Kegiatan diawali pada Jumat (18/08/2023) berlokasikan di Balai RW 11 Lingkungan Kramat 2 Kelurahan Kranjingan dengan para anggota KRS setempat. Masih dengan jangkauan usia dari partisipan pada kisaran 15 hingga 20 tahun, pertemuan ini diagendakan dalam tiga sesi pembelajaran bersama. Yang pertama dimulai dengan definisi dari kegiatan, kemudian pengertian dari aksen atau logat, serta pengertian juga tips dan trik untuk kegiatan storytelling. Sepanjang kegiatan peserta terlihat antusias melalui berbagai macam pertanyaan yang diajukan selama sesi pertama ini. Disusul dengan sesi kedua yaitu peserta diberikan kertas masing-masing yang berisikan teks untuk kegiatan storytelling mereka. Naskah ini diberikan agar peserta dapat menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka dengan langkah paling sederhana, menghilangkan ketakutan untuk berbicara di depan publik. 

Yang menjadi lebih efisien karena semua yang hadir berkesempatan sama rata untuk bisa memerangi ketakutan mereka akan dua hal, berbicara di depan publik dan berbicara bahasa inggris. Juga dengan sesi tongue twister yang menyenangkan karena dikemas dengan menarik dan ringan. Sesi terakhir yaitu adanya guest speaker yang juga merupakan rekan kami yang berasal dari Thailand, Thanita Phakdiwiwat (Kelly), sebagai ujian langsung untuk para peserta. Berbicara dengan orang lain di publik dalam bahasa inggris. Lain dengan sesi sebelumnya yang hanya sebatas komunikasi satu arah dengan pembacaan narasi, dalam sesi ini peserta diarahkan untuk berinteraksi langsung dengan Kelly. Mulai dari sekadar bertukar sapa, hingga mengajukan pertanyaan dan interaksi dengan Kelly. 

Kegiatan KRS 3: English for Daily Conversation and Storytelling 101 di Kebonsari - sumber foto pribadi
Kegiatan KRS 3: English for Daily Conversation and Storytelling 101 di Kebonsari - sumber foto pribadi

Kemudian berlanjut pada Minggu (20/08/2023) berlokasikan di Balai RW 14 Lingkungan Sumberdandang Kelurahan Kebonsari masih pula dengan anggota KRS setempat. Pertemuan ini juga tetap beragendakan tiga sesi pembelajaran terhadap para anggota KRS setempat. Pertama-tama, pemateri yaitu Kinar dan Stefanus memberikan jabaran terkait definisi kegiatan kali ini, pengertian dan fungsi aksen atau logat itu sendiri juga tips dan trik supaya kegiatan storytelling yang dilakukan nantinya dapat menarik dari segi penyampaian dan isi ceritanya. Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi kedua untuk para peserta dibagikan naskah storytelling yang sudah disiapkan oleh pemateri. Naskah ini diberikan agar peserta dapat menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka dengan langkah paling sederhana, menghilangkan ketakutan untuk berbicara di depan publik. 

Sesi kedua ini ditutup dengan sesi tongue twister yang menyenangkan karena dikemas dengan menarik dan ringan. Sesi ketiga sekaligus terakhir yaitu dihadirkannya guest speaker yang juga merupakan rekan kami yang berasal dari Thailand, Thanita Phakdiwiwat (Kelly), sebagai ujian langsung untuk para peserta. Mereka dipersilahkan untuk berinteraksi dengan orang lain di publik dalam bahasa inggris. Lain dengan sesi sebelumnya yang hanya sebatas komunikasi satu arah dengan pembacaan narasi, dalam sesi ini peserta diarahkan untuk berinteraksi langsung dengan Kelly. Mulai dari sekadar bertukar sapa, hingga mengajukan pertanyaan dan interaksi lainnya dengan Kelly. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun