Kualitas pendidikan di Indonesia yang masih rendah

Nama:Amelia Ramadani

Nim.  : 24053075

Matkul: Dasar-dasar ilmu pendidikan 

 Meskipun pendidikan merupakan pilar utama pembangunan bangsa, kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lainya.Berdasarkan data indeks pembangunan manusia (Human Development Index/HDI) tahun 2022dari UNDP, Indonesia berada pada posisi ke-112 dari 193 negara dengan skor HDI 0,713.Yang menunjukkan dibawah rata-rata global 0,739 dan tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia,Singapura dan Thailand.Indonesia juga berada di peringkat rendah dalam survey sistem pendidikan menengah dunia yang dilakukan oleh PISA(Program for Internasional Student Assessment),Indonesia secara konsisten berada di peringkat bawah dalam kemampuan membaca,matematika dan sains.

Penyebab rendahnya kualitas pendidikan:

1.Adanya kesenjangan ekonomi dan sosial, banyaknya anak-anak dari keluarga yang kurang mampu membuat akses terhadap pendidikan yang berkualitas menjadi terbatas dikarenakan biaya untuk pendidikan yang berkualitas tidak ada.

2.Kurikulum yang kurang relevan, kurikulum sering dianggap terlalu teoritis dan kurang menekankan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dalam dunia kerja.

3.kurangnya infrastruktur dan teknologi di banyak sekolah, terutama di daerah terpencil.serta sarana belajar seperti perpustakaan, laboratorium, dan akses internet belum tersedia secara memadai.

4.Kurangnya kesejahteraan guru, banyak guru honorer yang menerima gaji rendah atau dibawah UMR sering terjadi di daerah terpencil, sehingga memengaruhi motivasi dan kinerja mereka.Dan juga pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru yang masih belum merata.

Solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan:

1.Optimalisasi penggunaan anggaran 

   Pemerintah harus memastikan bahwa anggaran pendidikan digunakan secara transparan atau terbuka dan efektif untuk program-program yang prioritas.

2.Reformasi kurikulum

   Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21 seperti literasi digital, kreativitas dan pemecahan masalah.

3.Perbaikan Infrastruktur pendidikan 

   Memperhatikan pembangunan fasilitas pendidikan di daerah pedesaan, termasuk akses internet untuk mendukung pembelajaran digital.

4.Peningkatan kompetensi guru 

     Memberikan pelatihan berkelanjutan dan sertifikasi kompetensi guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran.