Mohon tunggu...
Amelia Rahma Fadlila
Amelia Rahma Fadlila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program studi PGSD.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generesi Muda sebagai Agen Toleransi dalam Masyarakat Multikultural Indonesia

6 Januari 2025   10:18 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3.Merayakan Hari Besar Keagamaan Secara Inklusif

Sekolah dapat merayakan hari besar keagamaan secara inklusif sehingga semua siswa, apapun agamanya, dapat berpartisipasi. Misalnya, sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan bersama pada perayaan Idul Fitri, Natal, Waisak, dan Nyepi seperti: B. Bertukar cerita dan menyelenggarakan pameran budaya tentang makna hari raya tersebut. Melalui kegiatan seperti ini, siswa belajar memahami dan menghormati keyakinan agama lain.

4.Pendekatan Pembelajaran Kolaboratif

Metode pembelajaran kolaboratif seperti kerja kelompok dapat digunakan untuk mendorong interaksi antar siswa dari latar belakang yang berbeda. Dalam kerja kelompok, siswa belajar untuk menghargai pendapat dan kontribusi satu sama lain sambil mengembangkan keterampilan komunikasi dan kerjasama.

5.Peran Guru sebagai Teladan

Guru berperan penting dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi. Sebagai figur otoritas di kelas, guru harus bersikap inklusif dan adil terhadap semua siswa, apapun latar belakangnya. Guru juga perlu mewaspadai potensi konflik dan diskriminasi antar siswa serta mampu memberikan solusi pedagogi.

Peran sekolah dasar sangatlah penting, namun banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi. Salah satu tantangan terbesarnya adalah adanya stereotip dan prasangka yang sudah mendarah daging di kalangan pelajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan rumah dan media. Selain itu, kurangnya pelatihan guru tentang cara mengelola keberagaman di kelas juga dapat menjadi hambatan. Namun tantangan tersebut dapat diatasi jika sekolah, orang tua, dan masyarakat bekerja sama. Misalnya, orang tua dapat mendukung nilai toleransi dengan memberikan contoh yang baik di rumah. Di sisi lain, pemerintah dapat memberikan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola keberagaman di kelas ( Elias Kurniawan, 2024).

Keberagaman merupakan anugerah yang harus dijaga dan dipupuk oleh setiap individu di Indonesia. Toleransi dan kerukunan tidak hanya menjadi nilai penting bagi perdamaian sosial, tetapi juga menjadi landasan kelangsungan hidup suatu bangsa di masa depan. Sebagai tempat pertama pendidikan formal, sekolah dasar mempunyai peran strategis dalam mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda (Kebudayaan, 2020). Dengan memasukkan nilai keberagaman ke dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, perayaan hari

raya inklusif, pembelajaran bersama, dan keteladanan guru, siswa dapat belajar menghargai perbedaan sejak dini. Dengan demikian, sekolah dasar dapat menjadi wadah yang mendidik siswa untuk hidup rukun sekaligus mempersiapkan mereka menjadi generasi penerus yang mampu menjaga keberagaman Indonesia.

Daftar Pustaka

Jalari, Muhammad., & Muhammad Fajrul Falaah. (2022). Peran Masyarakat dalam Merawat Keberagaman, Kerukunan dan Toleransi. AL-HAZIQ: Journal of Community Service, 1 (1), 1-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun