Mohon tunggu...
Amelia Putri Priaswati
Amelia Putri Priaswati Mohon Tunggu... Guru - Student University, Passionate Educator, Creative Writer, Reflective Journaler.

Talk Less do More

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Analogi (Amsal) dalam Pembelajaran dan Pendidikan Islam

27 Januari 2025   15:06 Diperbarui: 27 Januari 2025   15:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

METODE ANALOGI (AMSAL) DALAM PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

  • Pendidikan adalah sesuatu yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat  dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini. Jika dalam suatu kehidupan tanpa adanya pendidikan, maka tidak ada yang dapat dibedakan manusia zaman sekarang dengan zaman dahulu., dan mungkin malah bisa dikatakan akan lebih rendah kualitas peradabannya. Apalagi dengan berjalannya waktu, dari masa ke masa. Didukung  dengan pengaruh perkembangan teknologi, sosial, ekonomi politik dan budaya yang berdampak pada rusaknya moral atau akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan karena minimnya atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan dan juga kurangnya pemahaman tentang agama. Sehingga segala sesuatu tidak didasari oleh keduanya.  Sebagai generasi penerus bangsa, harus dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang juga harus didasari oleh agama Islam. Didalam agama islam, telah mengajarkan kepada umatnya akan pentingnya pendidikan. Telah dijelaskan didalam Al Qur'an akan pentingnya orang yang berilmu. Untuk memahami ayat - ayat didalam Al Qur'an dibutuhkan suatu pemahaman yang cukup, seperti orang yang berilmu. Karena tidak semua orang dapat memahami isi atau kandungan didalam ayat-ayat Al Qur'an, jika pemahaman Al Qur'an tidak didasari dengan ilmu maka akan menjadi salah penafsiran.
  • Salah satu metode yang dapat dipelajari dalam memahami ayat Al Qur'an adalah metode analogi (amsal). Metode ini merupakan salah satu keunikan yang terkandung dalam Al Qur'an, yaitu terletak pada metode pengajaran dan penyampaian informasi kepada jiwa manusia. Metode ini untuk mengkominukasikan pesan-pesan singkat, mudah dan jelas. Namun, banyak dari kita yang tidak mampu memahami maksud dari perumpamaan yang telah disebutkan dalam Al Qur'an karena kurangnya ilmu dalam hal tersebut. Karena didalam Al Qur'an sendiri, telah dikatakan bahwasanya hanya ada orang orang yang berilmu atau orang yang ingin berpikir dan memahami arti amsal atau perumpamaan dalam al Quran.  Terdapat beberapa macam metode pengajaran dan juga penyampaian pesan dalam Al Qur'an. Metode analogi atau amsal yang mana metode  ini juga bisa dihubungkan dengan pembelajaran dan juga dalam pendidikan Islam. Yaitu melalui ungkapan masal atau perumpamaan kepada hal-hal yang mendasar dan abstrak. Hal-hal yang abstrak tersebut kemudian diekspresikan melalui perumpamaan atau amsal yang bersifat konkret. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah kurangnya ilmu dalam memahami Al Qur'an, diperlukan untuk memperdalami beberapa metode yang dapat memudahkan untuk pemahaman Al Qur'an, dengan metode analogi atau amsal ini juga berkaitan dengan pembelajaran dan pendidikan Islam.
  • PEMBAHASAN 
  • Pengertian Keutamaan Orang yang Berilmu 

 

Artinya : "Dan Perumpamaan -- perumpamaan ini, Kami buat untuk manusia dan tiada yang mampu memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu" (Q.S Al Ankabut ayat 43)

Asbabun Nuzul QS. Al Ankabut Ayat 43

Setelah ayat yang mejelaskan berhala-berhala yang disembah kam musyrikin dengan sarang laba-laba, ayat diatas menjelaskan bahwa jangan heran atau keberatan dengan perumpamaan ini. Karena memang demikianlah hakikat sesembahan kaum musyrikin. Berhala-berhala itu diberi nama "Tuhan" atau "Pelindung" oleh penyembah-penyembahnya, tetapi ada substansi apa saja yang mereka seru selain Allah baik berhala, benda langit atau makhluk lainnya. Semua sangat lemah, lagi tidak lagi mengenal meteka bahkan berhala itu benda mati yang toidak mengenal dirinya sendiri, maka bagaimana mereka dapat memberi perlindungan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan Dia Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana. Dan itulah perumpamaan-perumpamaan, kami buatkan yakni paparkan untuk manusia dan tiada yang memahaminya secara baik dan sempurna kecuali orang-orang yang alim dalam keilmuannya.[1]

 

Dari ayat tersebut yaitu Q.S Al Ankabut Ayat 43, menjelaskan mengenai orang-orang yang berilmu.[2] Dalam hal ini yang mana tidak ada yang mampu membedakan manusia dengan binatang atau makhluk Allah terkecuali pada tingakatan ilmunya. Dan ilmu itu menjadi tolak ukur untuk melihat seberapa mulia derajat kemanusiannya. Islam adalah agama yang memposisikan ilmu dalam posisi mulia. Bagaimana jikakalau didunia ini tanpa ada ilmu? Pasti akan kacau dan gelap gulita. Maka dari itu, Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berfikir, karenanya dianugerahi akal dan pikiran yang dari sini manusia menjadi lebih unggul dari pada makhluk yang lainnya. Betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan. 

 

Terdapat pendapat-pendapat dari beberapa mufassir dan ulama sebagai berikut:

 

  • Tafsir as-Sa'di atau Syaikh abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
  • "Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia", maksudnya agar mereka mengambil manfaat dan untuk mengajar mereka, karena perumpamaan termasuk salah satu metode yang dapat menjelaskan ilmu, karena ia dapat memudahkan hal-hal yang logis dengan hal-hal yang empiris atau nyat sehingga makna yang dimaksud menjadi jelas karenanya. Dan perumpamaan itu menjadi maslahat kebnayak orang, "dan" tetapi "tiada yang memahaminya," untuk menghayati dan memikirkan serta menerapkannya sesuai gambaran yang dikemukakan oleh perumpamaan itu, dan memahaminya didalam hati "kecuali orang yang berilmu", maksudnya, kecuali orang yang benar-benar memiliki ilmu yang sebenarnya, yaitu mereka yang memiliki ilmu sampai ke dalam hati mereka.
  • Tafsir Al-Wajiz atau Syaikh Prof. Dr. Wahbah az Zuhaili, Pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

 

Perumpaaan-perumpamaan yang ada dalam Al Qur'an ini kami jelaskan kepada manusia untuk menarik perhatian dan mendekatkan diri (pada Al quran) agar paham. Tidak ada yang memahami perumpamaan itu kecuali orang-orang yang berilmu yang mau memikirkan apa yang dibacakan untuk mereka dan hal-hal yang mereka saksikan. 

 

  • Tafsir Al-Mukhtashar atau Markaz Tafsir Riyadh, di bawahpengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil haram)

 

Permisalan-permisalan yang kami buat untuk manusia untuk membangunkan mereka dan menjadikan mereka melihat kebenaran serta menunjuki mereka kepadanya, tidak ada yang mampu memahaminya dengan sempurna sebagaimana yang diinginkan kecuali orang-orang yang mengerti syariat-syariat Allah dan hikmah-hikma-Nya.

 

Berdasarkan penjelasan beberapa tafsir tersebut, ilmu sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.    

 

Secara etimologis, kata ilmu berasal dari bahasa arab Al-Ilm yang memiliki arti mengetahui hakekat sesuatu dengan sebenar-benarnya. Kata (  alama) tang terdiri dari huruf 'ain, lam, dan mim diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan kepada bekas atau yang memiliki keistimewaan.[3] Sedangkan, dalam konteks islam, ilmu adalah sebuah disiplin yang disusun ulang dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam strategi, data, masalah agar sesuai dengan Islam dalam rangka membentuk tauhid.[4] 

 

            Al Qur'an membagi ilmu dalam dua macam yaitu

 

  • Ilmu Laduni yaitu ilmu yang diperoleh tanpa ada uapaya atau usaha manusia
  • Ilmu Kasbu yaitu ilmu yang diperoleh karena usahanya.
  • Sumber-sumber ilmu ada empat yaitu
  • Al Quran dan Al Sunnah
  • Alam Semesta
  • Diri manusia
  • Sejarah umat manusia

 

Orang yang berilmu lebih utama daripada orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu memiliki keistimewaan. Ada dua keistimewaan yaitu cara melihat dan dilihat. Orang yang berilmu lebih banyak melihat sesuatu dari sisi positif dalam pandangannya tidak ada sesuatu didunia ini yang sia-sia.[5] Semua pasti ada manfaat dan hikmah dalam setiap kejadian apapun itu. Berbeda dengan orang yang tidak berilmu yang sering melihat sesuatu dari sisi negatif. Keutamaan orang yang berilmu juga terdapat pada saat dipandang baik oleh Allah, manusia, maupun makhluk lainnya. Allah mengaggap orang yang berilmu sebagai makhluk yang mulia sehingga derajatnya akan diangkat ketempat yang lebih tinggi.[6]  

 

Manusia dan makhluk lainnya melihat orang yang berilmu sebagai sosok yang mulia, yang dimana mereka merasa tenang, nyaman saat dekat dengannya. Oleh karena itu, mereka selalu mengapresiasi keberadaannya. Sebagaimana dalam hadis.

 

Berikut aspek tarbawi dalam surat Al Ankabut ayat 43 sebagai berikut:

 

  • Manusia dianjurkan untuk menuntut ilmu
  • Mengetahui isyarat atau perumpamaan ayat Al Qur'an lebih dalam
  • Keistimewaan orang yang berilmu adalah dimudahkan jalan menuju surga
  • Metode Analogi (Amsal) dalam Al Qur'an

 

Menurut bahasa amsal berasal dari kata masala-yamsulu-musulan yang mempunyai arti seperti atau mirip. Dan juga berasal dari kata masala-yumasilu yang berarti membuat sesuatu sebagai perumpamaan atau memberikan gambaran tentang sesuatu.[7]

 

Menurut Rasyid Ridha, amsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberikan kesan dan menggerakkan hati nurani apabila didengar terus pengaruhnya akan menyentuk lubuk hati paling dalam.

 

Menurut Manna Al-Qattan, amsal al Qur'an dibagi menjadi 3 bagian:[8]

 

  • Amsal Musharrahah, yaitu perumpamaan yang jelas atau amsal yang menggunakan kata-kata perumpamaan atau kata yang menunjukkan perumpamaan.
  • Amsal Kaminah, yaitu amsal yang tidak dengan jelas menggunakan kata-kata yang menunjukkan amsal (perumpamaan), tetapi kalimat tersebut berisi ungkapan yang indah dan mempesona seperti halnya ungkapan-ungkapan ringkas (i'jaz).
  • Amsal Mursalah, yaitu ungkapan-ungkapan dalam Al Qur'an yang disebut secara lugas (lepas) tanpa disebutkan redaksi perumpamaan tetapi dapat digunakan untuk perumpamaan.

 

Perumpamaan yang telah dibuat oleh Allah SWT bertujuan agar senantiasa manusia berfikir dan merenungi maksud dari perumpamaan-perumpamaan itu dan dapat mengambil pelajaran. Dalam firman Allah SWT dalam QS. Az Zumar ayat 27

 

  •  

 

" Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran."

 

Teori amsal dalam Al Qur'an adalah media untuk memecahkan permasalahan dalam pemahaman ayat yang sulit untuk memahami redaksi Al Qur'an. Amsal Al Qur'an lebih efektif dalam pemahaman sebuah teks, karena mengungkapkan makna-makna yang tadinya samar menjadi jelas dan mudah untuk dipahami.

 

  • Hubungan metode amsal dalam pembelajaran dan pendidikan Islam 

 

Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yaitu  membimbing anak agar menjadi orang muslim sejati, beriman, beramal shaleh dan berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

 

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, media pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar dan juga terhadap peserta didik. Dengan menggunakan metode pembelajaran maka dapat menumbuhkan ketertarikan dan minat untuk mengikuti pembelajaran bagi peserta didik. Salah satunya adalah Metode Amsal. Metode amsal dalam pembelajaran adalah suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pelajaran dengan membuat atau melalui contoh.

 

Didalam Al  Qur'an banyak sekali ayat dalam bentuk amsal atau perumpamaan dala  rangka untuk mendidik  umatnya. Dengan adanya perumpamaan, maka materi pembelajaran yang awalnya abstrak akan menjadi jelas karena peserta didik akan terkesan dan membekas dalam ingatan tentang perumpamaan yang diberikan, akan dapat memberi pemahaman yang mendalam terhadap hal hal yang sulit dicerna oleh pikiran dan menumbuhkan daya motivasi untuk meningkatkan imanjiansi yang baik dan meninggalkan imajinasi yang tercela.

 

Tujuan Metode Amsal bagi pembelajaran dan pendidikan Islam adalah agar peserta didik dapat mengerti materi pembelajaran dan membedakan antara yang benar dan yang salah yang sesuai dengan ayat Al Qur'an.[9] Selain itu manfaatnya adalah memberi pelajaran yang sangat berharga dari buah pengalaman yang panjang dan akal yang sehat.  

 

Maka dari itu, metode amsal dapat membuat peseta didik mengubah sikap yang sesuai dengan ajaran Islam dikarenakan perumpamaan yang diberikan langsung bersumber dalam Al Qur'an.

 

Keutamaan orang yang berilmu juga terdapat pada saat dipandang baik oleh Allah, manusia, maupun makhluk lainnya. Allah mengaggap orang yang berilmu sebagai makhluk yang mulia sehingga derajatnya akan diangkat ketempat yang lebih tinggi.

 

Menurut bahasa amsal berasal dari kata masala-yamsulu-musulan yang mempunyai arti seperti atau mirip. Dan juga berasal dari kata masala-yumasilu yang berarti membuat sesuatu sebagai perumpamaan atau memberikan gambaran tentang sesuatu. Teori amsal dalam Al Qur'an adalah media untuk memecahkan permasalahan dalam pemahaman ayat yang sulit untuk memahami redaksi Al Qur'an. Amsal Al Qur'an lebih efektif dalam pemahaman sebuah teks, karena mengungkapkan makna-makna yang tadinya samar menjadi jelas dan mudah untuk dipahami.

 

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, media pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar dan juga terhadap peserta didik. Dengan menggunakan metode pembelajaran maka dapat menumbuhkan ketertarikan dan minat untuk mengikuti pembelajaran bagi peserta didik. Salah satunya adalah Metode Amsal. Metode amsal dalam pembelajaran adalah suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pelajaran dengan membuat atau melalui contoh. Maka dari itu, metode amsal dapat membuat peseta didik mengubah sikap yang sesuai dengan ajaran Islam dikarenakan perumpamaan yang diberikan langsung bersumber dalam Al Qur'an

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun