Psikolog klinis Linda Setiawati menilai, penggunaan media sosial secara tidak tepat dan berlebihan dapat memberikan dampak negatif, baik fisik, psikologis, dan sosial. Dampak secara fisik, misalnya, masalah penglihatan dan masalah tidur. Penggunaan media sosial membuat individu menatap layar terlalu lama sehingga dapat membuat mata kelelahan. Sedangkan masalah psikologis yang dapat muncul adalah cyberbullying, memunculkan ketergantungan dengan media sosial (adiksi), keterampilan sosial yang kurang baik, dan merasa kesepian.
Salah satu dampak besar dari penggunaan social media yang sekarang begitu sering dirasakan dan menjadi topik yang banyak diperdebatkan beberapa tahun terakhir oleh banyaknya kaum milenial adalah kesehatan mental yang sering dialami oleh mereka yang dipengaruhi oleh penggunaan social media , baik disadari maupun tidak di era globalisasi teknologi telah merevolusi cara kaum milenial berkomunikasi dan berinteraksi. Beberapa ahli berspekulasi bahwa media soaial memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental khususnya bagi remaja atau kaum milenial.Â
Banyak sekali chanel youtube saat ini yang membahas tentang social media dan mental health kebanyakan dari merekapun mengangkat isu tersebut menjadi sebuah konten adalah karena banyaknya pertanyaan – pertanyaan yang sering ditanyakan tentang mental health  (kesehatan mental) yang dirasakan oleh banyaknya kaum milenial saat ini.
Salah satu chanel youtube yang mengangkat masalah social media dan kesehatan mental adalah Clarin Hayes, chanel dari dokter muda cantik yang satu  ini memang concern terhadap kesehatan dan kecantikan .seperti di salah satu videonya dokter Clarin Hayes yang berjudul SOCIAL MEDIA and MENTAL HEALTH ia membahas jenis- jenis pengguna social,bagaimana social media mempengaruhi kesehatan mental dan bagai mana cara menaggulanginya. Menurut penjelasan yang ada di video tersebut pengguna social media ada 5 jenis yaitu :
- Unplugged/ jarang ( hampir tidak pernah )
Ini adalah kelompok orang –orang yang sangat jarang atau hampir tidak pernah menggunakan social media.
- Diffuse dabblersÂ
Orang yang menggunakan banyak platform social media
- Concentrated dabbler
Orang yang hanya konsentrasi ke satu social media saja
- ConnectedÂ
Ini adalah pengguna social media yang intensitasnya lebih tinggi bisa satu platform atau lebih dan dia merasa menggunakan social media merupakan bagian dari kebutuhannya.
- Wired ( tidak terlepas )
Merupakan tingkatan yang lebih tinggi lagi tingkat ketergantungannya yang ciri khususnya mempunyai problematic social media use yaitu ketika sesseorang mulai merasa ketergantungan dengan penggunaan  social media dan mereka menganggapnya itu merupakan suatu kebutuhan karena mereka menggunakan social media selain untuk mengisi kekosongan juga untuk mendapatkan feedback dari sana.
Bagaimana social media dapat mempengaruhi mental health sampai bisa membuat depresi atau kecemasan ? berikut merupakan penjelasannya.
- Idealized body image ( terciptanya beauty standard)
banyak dari kita yang sering sekali menjumpai foto-foto dan video dari orang lain yang tampak bagus,cantik ,hits dan juga aesthetic diberbagai social media yang ada kebanyakan dari mereka menunjukan sisi terbaik dari mereka saat di social media. Sehingga kita tanpa sadar menjadikan itu semua menjadi standard kecantikan dan kebahagiaan .sehingga pada saat kita melihat diri kita kita merasa kurang percaya diri dan malah membandingkan diri kita dengan orang lain.
- Fear of missing out (FEMO)
Merasa takut kelewatan dengan berita –berita terkini yang sedang happening sehingga muncul ketakutan.takut merasa tidak gaul dan tidak diterima di kelompok pertemanan karena dianggap tidak up to date dengan berbagai berita terkini.sehingga membuat orangmenjadi teropsesi terhadap social media.
- Social media addiction ( ketergantungan media social)
Ketika kita menerima suatu penghargaan maka otak akan memproduksi atau mengeluarkan Dopamine. Rasa senang ini membuat kita ingin terus mendapatkan reward dengan minimal effort sehingga otak menginginkan ini secara terus menerus ketika hal tersebut tidak didapatkan kembali maka aka nada rasa kecemasan dan tidak puas diri.
- Ketika social media menjadi stress coping mechanism ( mekanisme dalam menghadapi stress)
Jadi saat kita merasa sedih ,galau dan patah hati kita menggunakan social media sebagai pencerahan sehingga dapat menyebabkan ketergantungan secara terus menerus karena dirasakan dapat memecahkan masalah.
Nah, bagaimana cara kita  menangulangi ketergantungan social media, berikut merupakan cara yang di jelaskan oleh dokter Clarin Hayes dalam video youtube miliknya :
- Social media detox
Diet social media sehingga mulai dapat menjalankan hubungan social dengan oran yang ada disekitar kita .
- Konsumsi hal- hal positif
Gunakan social media untuk ke hal-hal yang lebih positif dan membangun karena diri kita sendiri yang bisa mengontrol apa yang akan kita konsumsi di social media karna banyak juga hal- hal positif yang bisa kita dapatkan dari social media.
- Balance
Menyeimbangkan kehidupan di dunia nyata dan kehidupan dunia maya .
Penjelasan diatas merupakan faktor-faktor penyebab dari pengaruh social media terhadap kesehatan mental dan juga cara mengatasinya, sejatinya apapun yang kita lakukan semua akan berdampak pada diri kita maka sebagai kaum milenial yang cerdas bijaklah memilih hal-hal yang akan kita lakukan karena pada dasarnya hanya diri sendiri yang dapat menentukannya.
Sumber :
MBP, Ratu Laura, and Windhi T. Saputra. "Penggunaan Media Sosial Sehat Untuk Mencegah Gangguan Mental." IKRA-ITH ABDIMAS 3.3 (2020): 189-197.
Pratama, Bangkit Ary, and Defie Septiana Sari. "Dampak Sosial Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Berupa Sikap Apatis di SMP Kabupaten Sukoharjo." Gaster 18.1 (2020): 65-75.