Sebagai makhluk sosial dalam masyarakat dengan norma dan nilai yang berlaku, manusia tunduk pada seperangkat norma sosial atau aturan yang harus mereka patuhi agar dapat diterima dalam masyarakat. Mereka akan dianggap tidak normal, aneh, tidak patuh, dan sesat jika tidak mematuhi aturan dan menyimpang. Siapapun yang tidak mematuhi aturan dan norma sosial akan dianggap kurang memiliki sikap dan kepatuhan. Pelanggaran peraturan sekolah, pelanggaran lalu lintas, pelanggaran hak asasi manusia, pelanggaran hukum, penghindaran pajak, dan contoh ketidakpatuhan lainnya hanyalah beberapa di antaranya.
Psikologi sosial menyebut beberapa contoh ini sebagai obdience. Obdience adalah bentuk unik dari pengaruh sosial di mana seseorang mematuhi permintaan yang dibuat dari mereka untuk bertindak dengan cara tertentu karena mereka memiliki kekuatan yang diperlukan (Baron dalam Sarlito 2009). Setiap manusia memiliki tingkat kepatuhan yang berbeda-beda. Tetapi sejauh mana kepatuhan setiap orang berbeda-beda, dan ini karena setiap orang unik dalam hal bentuk dan kepribadian, yang pada akhirnya berfungsi sebagai ciri pembeda orang tersebut.
Segala sesuatu yang membuat seseorang unik, menurut psikologi, adalah kepribadiannya. Banyak psikolog mendefinisikan berbagai tipe kepribadian. Ekstrovert dan introvert adalah dua kategori yang digunakan Jung untuk mengkategorikan kepribadian jika dilihat dari aspek sosial.
Menurut Taylor (dalam Tri Wibowo, 2006), ketaatan atau kepatuhan adalah melakukan apa yang orang lain minta dari diri kita. Caplin mendefinisikan kepatuhan sebagai " compliance ", kesiapan untuk menyerah, dan rela membuat keinginan sejalan dengan keinginan orang lain (Kartono, 2009). Definisi kepatuhan Caplin sedikit berbeda. Frederick mengklaim bahwa jika nilai-nilai kelompok dan konteks peraturan digunakan untuk melegitimasi kepatuhan terhadap otoritas, hal itu akan terjadi secara alami (Nuqul, 2006).
Ada tiga jenis perilaku dalam kepatuhan, yaitu:
- Kesesuaian
Kesesuaian adalah ketika individu yang berada di bawah pengaruh sosial bisa mengubah sikap dan perilaku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada di lingkungan tersebut.
- Penerimaan
Penerimaan adalah kecenderungan seseorang untuk diyakinkan dengan ucapan persuasif  dari orang yang berpengetahuan atau memiliki kepribadian yang disukai. Selain itu, orang atau kelompok terlibat dalam perilaku ini karena mereka yakin perilaku tersebut diharapkan sesuai dengan norma sosial.
- Ketaatan
Ketaatan adalah jenis perilaku yang tunduk sepenuhnya kepada mereka yang berwenang, bukan karena marah atau agresi yang meningkat, tetapi lebih dalam konteks hubungan mereka dengan pihak yang berwenang.
KepribadianÂ
Menurut Jung (dalam Alwisol, 2009), kepribadian seseorang mencakup semua perasaan, pikiran, dan perilakunya serta pikiran yang disadari dan tidak disadari. Orang menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan fisik mereka berdasarkan kepribadian mereka. Berbagai sistem yang membentuk kepribadian seseorang berfungsi pada ketiga tingkat kesadaran, ego berfungsi pada tingkat sadar, fungsi kompleks berfungsi pada tingkat tidak sadar pribadi, dan asertip berfungsi pada ketidaksadaran koletif.  Semua tingkat kesadaran diatur oleh Sikap (Introvert-Extrovert) dan Fungsi (Pemikiran, Perasaan, Persepsi, Intuisi), selain sistem yang terhubung ke setiap area operasinya masing-masing.
Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Carl Gustav Jung adalah orang yang menetapkan kepribadian ke dalam kategori. Menurut Jung, tipe ekstrovert cenderung berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, aktif dan ramah, mengarahkan orang tersebut ke pengalaman objektif, memusatkan perhatiannya pada dunia luar daripada memikirkan persepsinya. Orang yang ekstrovert sangat peduli dengan orang lain dan lingkungannya, aktif, santai, dan ingin tahu tentang dunia luar. Orang ekstrovert kurang terpengaruh oleh dunia batin mereka sendiri dan lebih dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka berada.
Menurut Jung, seorang introvert menarik perhatian pada pengalaman subyektif, berkonsentrasi pada dunia batin dan pribadi di mana realitas dapat dilihat dalam hasil yang diamati, dan biasanya menyendiri, pendiam/tidak bersahabat, atau bahkan antisosial. Secara umum, para introvert senang menjadi orang yang mementingkan diri sendiri dan sibuk dengan kehidupan batin mereka sendiri.
Kepatuhan Ditinjau Dari Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Deterministik mendefinisikan pandangan tentang kepribadian sebagai proses dan keadaan pada diri seseorang. Kepribadianlah yang mengatur perilaku dengan hal tertentu dan tetap dalam  kesadaran. Aspek penting dari definisi deterministik adalah gagasan bahwa perilaku disebabkan oleh, atau paling tidak dijelaskan oleh, respons seseorang terhadap rangsangan, dan respons itu terbentuk dari kecenderungan perilaku yang stabil.
Tingkat kepatuhan antara dua kepribadian dipengaruhi oleh hal tersebut. Dibandingkan dengan introvert, ekstrovert memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi. Tingkat kemampuan beradaptasi pada dua kepribadian berbeda-beda, individu dengan kepribadian ektrovert cenderung lebih bisa beradaptasi oleh karena itu ekstrovert tidak sulit mematuhi aturan atau norma yang berlaku dilingkungannya. Kepatuhan adalah salah satu perilaku sosial yang dapat diterima dalam lingkungan sosial. Mereka yang dapat menunjukkan kepatuhan atau yang dapat bertindak secara konstruktif dalam menanggapi norma-norma lingkungan mereka menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi.
Orang yang tidak memiliki kepatuhan adalah orang yang kurang disiplin dan tidak memiliki respon yang baik terhadap adat dan hukum di sekitarnya. Individu yang patuh, bagaimanapun, adalah mereka yang menanggapi dengan baik norma dan hukum di sekitarnya. Dengan mematuhi semua norma dan hukum yang sudah ada, seseorang dianggap patuh oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H