Mohon tunggu...
amelia padila
amelia padila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pamulang

Pecinta alam selalu ingin menjelajahi tempat-tempat baru :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sudah Saatnya Siswa SD Utamakan "Learning By Doing" Ketimbang Duduk Manis

18 Desember 2023   17:09 Diperbarui: 18 Desember 2023   19:41 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber;koleksi pribadi



 sumber;koleksi pribadi

    Sudah saatnya siswa SD utamakan "Learning by doing" ketimbang duduk manis. Proses pembelajaran melibatkan interaksi antara  siswa dengan guru dan antar siswa dengan tujuan mencapai pemahaman dalam situasi belajar mengajar.
Keberhasilan proses pembelajaran diukur dari perubahan-perubahan yang diamati pada diri siswa, meliputi perubahan  pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Metode "learning by doing" menjadi pendekatan yang penting, terutama di sekolah dasar, di mana anak-anak tidak hanya menyerap informasi tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.
    Pendekatan ini bukan sekadar teknik mengajar, melainkan jembatan yang menghubungkan teori dan praktik serta memungkinkan anak merasakan pembelajaran secara holistik. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 56/2022 menerbitkan kurikulum merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter dan moral peserta didik dengan mengikutsertakan metode learning by doing. Anak-anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu alami dan keinginan untuk menjelajahi dunia di sekitarnya. Metode "Learning by doing "; jadikan rasa ingin tahu ini sebagai modal penting dalam  belajar. Selain itu, "learning by doing" sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemandirian siswa. Dengan diberikan kebebasan untuk bereksplorasi dan membuat keputusan, anak-anak belajar untuk bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Ini menanamkan rasa percaya diri dan mengajarkan mereka bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran dan merupakan peluang untuk tumbuh.
   Teori kontruktivisme merupakan teori yang mendukung metode learning by doing. Jika behaviorisme dan kognitivisme dibangun melalui epistemologi obyektivisme maka konstruktivisme dibangun melalui epistemologi konstruktivisme. Schunk (2012, dalam ) menggaris bawahi bahwa melalui teori konstruktivisme guru semestinya tidak mengajar secara tradisional. Alih-alih guru harus membangun situasi dimana siswa dapat belajar secara aktif melalui konten dan interaksi sosial. Pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan pengalaman yang sesungguhnya atau sesuai dengan realitas kepada peserta didik.

Namun, apakah guru di indonesia telah menerapkan model pembelajan yang menggunakan metode learning by doing saat mengajar ?

   Dari pengamatan penulis, permasalah yang muncul adalah masih banyak sekolah dasar menggunakan metode pembelajaran pasif. Siswa cendeung menghabiskan waktunya dengan duduk dan mendengarkan tanpa berparsitipasi secara aktif, dampak dari pendekatan ini sering kali mencakup kurangnya motipasi belajar dan kurangnya pegembangan keterampilan praktik yang penting  bagi pertumbuhan dan perkerbangan anak. Untuk mengatasi hal tersebut, metode "learning by doing" perlu dimasukan ke dalam kurikulum sekolah.

   Metode ini mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui eksplorasi langsung, eksperimen dan pengalaman praktik, sehingga meningkatkan motivasi , kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah. Metode ini juga membantu menyesuaikan pembelajaran berdasarkan perbedaan individu siswa. Namun, agar implementasinya efektif,perubahan dalam strategi pengajaran serta sumber daya tambahan dan pelatihan badi guru perlu dilakukan. Bagian kegiatan pembelajaran, termasuk laboratorium, atau proyek kreatif dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Selain itu "learning by doing" juga diartikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat merasakan sendiri apa yang diajarkan atau disampaikan oleh guru, serta dapat langsung melihat dan mempraktekan apa yang diajarkan atau disampaikan secara langsung selama proses pembelajaran. 

Lalu, apa saja tahapan metode learning by doing ?

  Metode "learning by doing" adalah pendekatan pembelajaran yang interaktif dan praktik. Tahapannya diawali dengan pengenalan materi, diamana siswa dapat memperoleh pemahaman awal terhadap konsep yang sedang dipelajari, kemudian siswa diajak untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan materi tersebut, memberikan mereka kesempatan untuk mendapati pembelajaran secara langsung. Kemudian mereka menerapkan apa yang telah dipelajari pada kegiatan dan proyek praktis. Proses ini diikuti oleh refleksi, dimana siswa merefleksikan pengalaman belajarnya dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, tahapan terakhir adalah evaluasi dan umpan balik penting untuk memahami pencapain dan apa saja yang perlu ditingkatkan. 


Tips dalam penerapan metode learning by doing !

    Di Indonesia, penerapan metode learning by doing harus dimasukkan ke dalam sistem pembelajaran. Saat menerapkan metode ini, guru harus memastikan relevansi kegiatan dan materi, menyesuaikan kegiatan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, menjaga ketertiban melalui variasi metode dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Lingkungan belajar yang aman dan mendukung juga sangat penting, terutama untuk mendorong eksplorasi dan penerimaan kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran.

   Metode ``learning by doing'' bukanlah metode pembelajaran biasa, melainkan kebutuhan penting di masa yang serba cepat ini, anak-anak perlu memperoleh keterampilan yang relevan dengan masa depan mereka. Sekolah harus menyedikan lebih banyak kegiatan praktik, proyek kelompok, dan penelitian lapangan untuk mendorong kreativitas dan inovasi  siswa. 

 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun