Kita dengan mudah dapat terjangkit penyakit yang disebabkan oleh kondisi lingkungan disekitar yang kurang baik. Apalagi dimusim pancaroba seperti ini banyak penyakit yang berdatangan menghampiri. Sehingga kita perlu menjaga diri, untuk menghindari datangnya berbagai penyakit tersebut.
Menjaga Lingkungan disekitar kita menjadi salah satu faktor pencegahan timbulnya penyakit. Lingkungan disekitar, patut kita jaga kebersihan dan keasriannya. Jika lingkungan kita bersih dan juga indah, menjadi salah satu faktor untuk hidup lebih sehat.
Di Indonesia setiap tanggal 21 November diperingati sebagai hari pohon. Salah satu cara yang paling ampuh untuk penyampaian pesan tersebut ialah kampanye penghijauan melalui media elektronik terutama televisi. Televisi merupakan media berkampanye yang cukup ampuh, karena banyak dari masyarakat memilih melihat televisi ketimbang media lainnya, terutama di daerah yang memang masih belum banyak dijangkau oleh internet.
Dikutip dari ANTARANEWS.com, Senin 25 November 2013 hari pohon diperingati di Desa Datah, Kec. Abang, Kab. Karangasem, Provinsi Bali dengan tema “Wariskan Hutan yang Lebih Baik Untuk Generasi Penerus Bangsa”. Pengambilan tema tersebut bertujuan untuk membangun hutan sebagai, (1) Penyelamat lingkungan hidup dari ancaman banjir, tanah longsor, kekeringan dan perubahan iklim, (2) Penyedia kebutuhan hasil hutan kayu dan non kayu, sumber pangan, energi, obat-obatan, (3) Penyedia jasa lingkungan berupa air, oksigen, wisata alam, (4) Pelestari keanekaragaman hayati flora dan fauna, (5) Tempat pendidikan dan penelitian.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta para pejabat tinggi negara dan duta besar negara sahabat menanam pohon pada acara tersebut yang diikuti secara massal di seluruh Indonesia. Penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pihak-pihak yang berkontribusi besar dalam pencapaian suksesnya penanaman pohon ini baik di pusat maupun di daerah.
Selain hari pohon, setiap tanggal 22 April juga diperingati sebagai hari bumi. Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) memperingati Hari Bumi (Earth Day) 2013. Peringatan diramaikan dengan mengajak mahasiswa memungut sampah bersama di lingkungan kampus.
Dengan pemberitaan yang disampaikain di media, maka diharapkan masyarakat akan turut serta mengikuti pesan yang disampaikan melalui informasi tersebut. Gambaran melalui siaran yang ditayangkan seperti pesan penanaman pohon dan membuang sampah pada tempatnya tersebut, akan menarik perhatian publik.
Jika hal tersebut terus menerus disampaikan melalui media, masyarakat tertarik dan mengerti akan maksud isi pesan yang disampaikan, maka masyarakat akan mengerti apa dampak yang dirasakan jika ia mengacuhkan pesan tersebut. Sehingga diharapkan masyarakat mau mengikuti himbauan yang disampaikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Himbauan pembuangan sampah pada tempatnya pun perlu adanya dukungan dari pihak pemerintah sendiri. Pemerintah juga perlu memikirkan fasilitas tempat sampah yang disediakan. Bak sampah yang berjumlah sedikit ditempat umum akibat banyak yang hilang perlu ditambah dan perlunya perawatan bagi bak sampah yang sudah ada. Agar semakin banyaknya bak sampah yang disediakan, kemungkinan besar masyarakat membuang sampah pada tempatnya akan besar pula. Karena masyarakat yang ingin membuang sampah, akan degan mudah menemukan bak sampah.
Dikutip dari MediaJakarta.com, lemahnya pengawasan dan rendahnya tingkat displin warga, membuat sejumlah fasilitas di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) seperti tong sampah, tempat parkir sepeda dan papan bilboard banyak yang hilang.
Hal itu terlihat di kawasan Pondok Bambu, Cipinang Besar Selatan dan Duren Sawit, Jakarta Timur. Banyaknya tong sampah yang hilang terbuat dari bahan fiber. Di setiap halte KBT terdapat tiga tong sampah yang masing-masing berwarna biru,hijau dan oranye. Ironisnya kondisi seperti ini terkesan dibiarkan tanpa adanya pengawasan maupun perawatan.
Saling menjaga fasilitas umum yang ada akan membuat kenyamanan bagi bersama. Selain itu, perlu adanya larangan pembuangan sampah dan juga air limbah parbrik yang tidak diolah terlebih dahulu kedalam sungai. Dengan membuang sampah dan juga air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu, maka akan mempercepat pencemaran air.
Masyarakat di daerah pinggiran biasanya mereka cenderung membuang sampah ke sungai sekitar dan juga cenderung menggunakan air sungai untuk aktivitas sehari-hari, seperti mencuci, mandi, buang air dan juga memasak. Jika sungai sudah terkontaminasi oleh sampah, limbah pabrik dan juga oleh kotoran lainnya, bukankah itu berarti air sungai tersebut tidak layak untuk digunakan, apalagi untuk dikonsumsi sebagai air minum dan juga memasak.
Untuk itu, mari jaga lingkungan sekitar kita untuk hidup yang lebih baik lagi, dengan cara menanam pohon dan juga membuang sampah pada tempatnya. Jika sudah semakin parah kondisi yang ada, bagaimana dengan nasib anak cucu kita kelak kedepannya. Air tercemar, bencana tanah longsonr dan juga banjir akan datang akibat ulah kita sendiri. Dengan saling menjaga lingkungan sekitar kita, berarti masih akan ada kehidupan yang sehat dimasa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H