Berbagi Cerita Proses Kreatif
Jika kita membahas tentang produksi film, baik itu amatir ataupun professional sebenarnya setiap kru produksi memiliki caranya masing-masing, mempunyai pendekatannya masing-masing sebab produksi film itu selalu diawali dengan mendapatkan ide dengan cara yang berbeda-beda. Penulis akan berbagi cerita hal-hal yang penulis pelajari dari diskusi dan pengalaman dilapangan pada saat produksi mikro film berjudul Semangkuk Inspirasi. Produksi film ini dari mulai ide sampai credit title benar-benar murni dikerjakan oleh orang-orang yang saat ini berstatus sebagai siswa dikelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Simpangkatis.Â
Giat penulis sebagai pembimbing siswa ya dengan meminjamkan mereka alat-alat jurusan yang diperlukan untuk sinematografi, diskusi dan memastikan ide mereka layak untuk diangkat menjadi sebuah cerita mikro film, memberi semangat, jatuh bangun bersama, lelah; penat; capek; jenuh bersama, menangis bersama, dan tertawapun bersama. Tak lupa mengambil bagian dalam hal merevisi jika ada scene atau adegan yang kurang pas selama produksi mikro film Semangkuk Inspirasi. Â Â
Pasca ide sudah ditetapkan, kru produksi mulai memikirkan treatment dalam mikro film Semangkuk Inspirasi. Treatment adalah hal yang utama dan mutlak ada dalam pembuatan film sebab treatment merupakan cara kru produksi menerjemahkan perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh talent-talent atau pemain-pemain dalam film.
Treatment yang dilakukan oleh kru produksi Semangkuk Inspirasi adalah treatment sinematografi. Kru produksi Semangkuk Inspirasi menggunakan 4 aspek sinematografi dalam menerjemahkan perasaan pada setiap adegan. Komposisi, warna, pencahayaan, dan pergerakan kamera. 4 aspek ini digunakan oleh kru produksi Semangkuk Inspirasi sebab kru merasa 4 aspek ini amat penting untuk mempengaruhi perasaan penonton untuk terbawa perasaan saat menonton mikro film Semangkuk Inspirasi. Kru produksi Semangkuk Inspirasi memiliki pendirian untuk membuat tiap adegan bukan sekedar talentnya kelihatan saja tetapi ikut hanyut dengan perasaan yang dirasakan talent.
Sebelum mengambil video scene, kameraman Semangkuk Inspirasi selalu memikirkan letak objek didalam frame dan membuat objek tersebut lebih menonjol daripada objek-objek yang ada disekelilingnya untuk membangun cerita sesuai agar maksud cerita tersampaikan dengan tepat. Inilah yang dinamakan aspek sinematografi komposisi sehingga kameraman Semangkuk Inspirasi selalu mengaktifkan grid rule of third pada kamera dan memastikan garis horizontal pada rule of third lurus dengan obyek apapun yang ditangkap layar kamera.
Dengan car aini, dapat dipastikan shoot yang akan diambil tidak akan miring. Kedua, kameraman Semangkuk Inspirasi meletakan talent didalam garis rule of third baik itu disebelah kiri maupun disebelah kanan rule of third sebab ilmu fotografi menyebutkan penonton cenderung merasa nyaman dan menyatu melihat obyek yang ada di titik-titik rule of third. Tentunya kita ingin penonton betah melihat film kita. Ya kan!
Warna tak kalah penting memainkan peranan dalam alur cerita mikro film Semangkuk Inspirasi. Ketika scene kembali ke peristiwa dimasa lampau, warna dalam scene berubah menjadi hitam putih. Ketika scene hujan, warna yang digunakan adalah warna flat tanpa memainkan color grading. Warna flat mengisyaratkan perasaan sendu. kru produksi Semangkuk Inspirasi sangat hati-hati dalam melakukan color grading karena kru produksi paham bahwa setiap warna memberikan mood yang berbeda-beda kepada penonton.Â
Konsistensi warna antar scene juga menjadi hal yang wajib. Kru produksi Semangkuk Inspirasi memastikan tone warna setiap scene sama sehingga emosi yang tercipta dari satu adegan dapat berlanjut ke adegan lainnya. Kru produksi Semangkuk Inspirasi menggunakan palet warna untuk menjaga konsistensi tone warna pada tiap-tiap scene. Untuk mendapatkan color grading sinematik yang sesuai dengan suasana yang ingin dihadirkan dalam film seorang editor film harus menguasai tentang highlight, midtone, dan shadow pada warna.
Pada umumnya, kameraman menggunakan aspek pencahayaan untuk membuat penonton melihat atau tidak harus melihat apa yang ada di dalam scene. Namun lebih dari itu, kameraman Semangkuk Inspirasi membuat pencahayaan pada mikro film ini dapat memberikan perasaan-perasaan tertentu.Â
Ada scene-scene dalam mikro film Semangkuk Inspirasi diambil dengan pencahayaan yang terang untuk membangkitkan mood yang positif. Ketika mood yang akan dibangkitkan adalah mood yang sedih, maka kameraman akan mengambil scene dengan pencahayaan yang redup. Biasanya kameraman Semangkuk Inspirasi mengatur pencahayaan pada kamera dibagian histogram; underexposure lebih kearah redup atau overexposure lebih kearah terang, namun sebaiknya memang properly exposure atau pencahayaan yang pas sesuai kebutuhan adegan.