Mohon tunggu...
ameliana t p novianti
ameliana t p novianti Mohon Tunggu... Guru - GURU KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA/DKV SMK

Bertugas di SMK Negeri 1 Simpang Katis Kab. Bangka Tengah Prov. Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Merefleksikan Sejatinya Makna Kasih Sayang dengan Menonton Film "The Help"

22 Februari 2019   19:59 Diperbarui: 22 Februari 2019   20:26 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Help, Film Drama Sejarah Tentang Rasisme di Mississipi, Amerika Serikat

Adegan ketika anak majikannya yang berusia balita memeluk pembantu yang menggendongnya dan mengatakan kepada pembantunya yang berkulit hitam itu bahwa kau adalah ibuku yang sebenarnya menjadi bukti nyata betapa tulusnya kasih sayang pembantu terhadap anak majikannya kendatipun majikannya tidak memperlakukannya dengan manusiawi.

Film ini menukilkan secara sempurna getirnya kehidupan kaum minoritas yang menjadi sasaran tirani ras kulit putih. Plot twist yang dihadirkan dalam film ini sungguh sangat menguras emosional penonton. Paket lengkap pelajaran tentang mengasihi, menyayangi, mencintai, dan memerdulikan sesama sempurna disajikan dalam film The Help ini. 

Sejarah mengabadikan bahwa pada masa itu benar adanya pembedaan perlakuan dari ras kulit putih terhadap ras kulit hitam secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Film ini membuat kita banyak belajar bahwa hakikat Cinta lebih luas dari sekedar hubungan romantis antara dua orang yang dimabuk asmara. Cinta yang ada dalam jiwa setiap manusia seharusnya menumbuhkan perasaan dan aksi positif yang secara rela berkorban karena mengasihi sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Berbekal harapan yang dilandasi keyakinan bahwa jiwa tiap-taip manusia punya potensi cinta betapapun sulit untuk diwujudkan membuat ras kulit hitam ini memperjuangkan kesetaraan hak-hak mereka dengan ras kulit putih. Banyak gerakan yang dilakukan ras kulit hitam dalam perjuangan mendapatkan kesetaraan hak pada semua lini kehidupan salah satu upaya yang mereka ambil diceritakan dalam film The Help.

Dikisahkan dalam film The Help: seorang penulis berkulit putih yang baik hati berupaya membantu untuk menulis sebuah buku yang merinci rasisme yang terjadi disana dan bagaimana kesewenang-wenangan telah merenggut hak asasi kaum marjinal tersebut. Beberapa adegan humor yang diselipkan dalam film ini mampu membuat penonton tersenyum ditengah rangkaian plot cerita yang suram dan menyedihkan.

Supremasi yang dilakukan ras kulit putih dalam film ini landasannya adalah arogansi. Mereka menganggap bahwa ras merekalah yang terbaik dari ras lain. Ya, anggapan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain karena dirinya terbuat dari bahan tertentu yang menurutnya lebih baik. Familiar? Iya, ini perilaku iblis. Iblis merasa lebih baik dari manusia hanya karena dia terbuat dari api, sedangkan manusia terbuat dari tanah.

Implikasinya, semestinya orang yang memiliki cinta kasih itu tak show off dengan kasihnya. Karena kalo orang yang mengasihi merasa lebih baik dari orang lain tentunya akan kontradiktif. Cukuplah Tuhan saja yang menilai bahwa kita adalah orang yang memiliki kasih tulus terhadap sesama dan cukup Tuhan pula yang menempatkan kita pada derajat yang lebih tinggi tanpa perlu kita menempatkan diri kita lebih tinggi atas orang lain karena jika seperti itu selama ini kita hanya memiliki kasih yang palsu.

Menyaksikan film ini, kita diajak untuk menyadari kedudukan cinta dalam jiwa. Kasih faktanya tak sesempit jalinan perasaan sayang antara dua orang yang sedang jatuh cinta. Sekali lagi, Cinta kasih kepada sesama manusia lebih agung dan lebih pantas kita tumbuhkan tanpa mengesampingkan pentingnya cinta kasih antara dua sejoli. 

Perjuangan untuk menyetaraan hak memang berliku dan penuh pengorbanan, ending yang menyedihkan ketika salah satu The Help harus mengorbankan masa depannya, Namun ia merefleksikan cobaan tersebut dan menemukan solusi akhir. Ia melihat masa depan menjadi seorang penulis.
Perjuangan untuk menyetaraan hak memang berliku dan penuh pengorbanan, ending yang menyedihkan ketika salah satu The Help harus mengorbankan masa depannya, Namun ia merefleksikan cobaan tersebut dan menemukan solusi akhir. Ia melihat masa depan menjadi seorang penulis.
Film ini juga membuat kita mengintrospeksi diri agar tetap bersikap baik pada semua orang walau orang-orang banyak yang tak bersikap baik kepada kita. Tetap berbelas kasih kepada orang yang memusuhi kita walau mereka tetap memusuhi. 

Sejatinya semua itu bukan untuk kebaikan mereka tetapi untuk kebutuhan jiwa kita agar kita selalu memiliki hati yang penuh dengan cinta kasih. Bukankah indah jika hidup selalu dipenuhi dengan cinta kasih yang terlahir tulus dari jiwa? Perasaan kasih antara dua orang yang sedang jatuh cinta bisa berubah menjadi obsesi. Namun, perasaan kasih kepada sesama selalu mengenai berbagi dan peduli.

Selamat hari kasih sayang, mari merayakan hari kasih sayang dengan memperbarui jiwa kita agar tetap konsiten untuk mengasihi sesama........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun