Mohon tunggu...
ameliana t p novianti
ameliana t p novianti Mohon Tunggu... Guru - GURU KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA/DKV SMK

Bertugas di SMK Negeri 1 Simpang Katis Kab. Bangka Tengah Prov. Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Indoor Farming", Inovasi Pertanian yang Dapat Dirintis Melalui Sekolah Kejuruan Berbasis Pertanian

30 November 2018   13:29 Diperbarui: 30 November 2018   13:27 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kondisi cuaca yang tidak menentu di Indonesia, seperti kejadian baru-baru ini di Banjarnegara Jawa Tengah dimana akibat cuaca yang sangat dingin sehingga pada pagi hari, embun yang membasahi daun berubah menjadi embun "upas" atau embun yang membeku pada menyebabkan daun layu dan menghitam berimbas 78 Hektar lahan kentang di daerah tersebut rusak.

Kekeringan yang menyebabkan tanaman semangka petani Pasuruan terancam gagal panen, Banjir di Brebes membuat ribuan hektar bawang membusuk menjadikan Indonesia nampaknya perlu mencoba cara bertani yang tidak bergantung pada cuaca untuk menghindari gagal panen.  

Terlebih lagi, per tahun 2030 populasi di Indonesia diperkirakan 345 juta jiwa berbanding terbalik dengan jumlah petani yang merosot tajam dalam 10 tahun terakhir. 

Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan informasi  jumlah rumah tangga usaha tani di Indonesia pada 2003 sebanyak 31,17 juta kemudian sepuluh tahun berikutnya yaitu tahun 2013 jumlah rumah tangga petani merosot menjadi 26,13 juta. 

Merosot kurang lebih 5 juta selama sepuluh tahun atau dirata-rata 1,75 persen per tahun. Lebih lanjut, tingginya perkembangan infrastuktur dengan banyaknya berdirinya perumahan-perumahan, gegung-gedung, pusat perbelanjaan, dan infrastuktur lainnya membuat lahan yang ada menjadi semakin terkuras.   

Permasalahan cuaca yang semakin labil, merosotnya jumlah petani tiap tahun, dan lahan yang semakin terbatas akan menjadi ancaman dalam memberlangsungkan ketersediaan pangan terlebih dengan kualitas produk yang higienis, jumlah yang melampaui kebutuhan, sekaligus harga yang murah terjangkau.

Indonesia memiliki aset sumber daya manusia yang melimpah yang harus diberdayakan utamanya para pemuda. Pada tahun 2017, Merial Institute mempublikasikan hasil kajian pembangunan kepemudaan nasional dimana jumlah golongan muda Indonesia meningkat, mirisnya angka pengangguran menjadi bertambah, para pemuda tak lagi melirik petani sebagai pekerjaannya karena pekerjaan sebagai petani dianggap kurang bergengsi.

Nampaknya untuk menarik minat pemuda menjadi petani, trend pertanian harus berevolusi dari pertanian menggunakan tanah dimana pekerjaan tersebut telah memiliki stigma berpanas-panasan dan kotor ke arah pertanian modern indoor farming yang dilakukan di tempat yang bersih dan lahan "dinas" yang cantik.

Indoor farming adalah suatu cara dalam memproduksi komoditi pangan dalam skala kecil maupun besar yang tidak memerlukan tanah/lahan luas, dilakukan ditempat tertutup didalam maupun diluar ruangan dengan menggunakan media air (hidroponik), kolam (akuaponik), atau udara (aeroponik).

Konsep bertani bersih indoor farming menjadi upaya agar para pemuda memiliki ketertarikan menjadi petani "modern". Selain itu, dengan indoor farming disinyalir tidak ada istilah gagal panen karena cuaca, lahan yang digunakan pun dapat di mana saja seperti basement, atap rumah, kontainer, gedung-gedung tinggi, dan lain-lain.

Idealnya, indoor farming menggunakan kombinasi hidroponik, akuaponik, atau aeroponik dan cahaya buatan. Teknologi tersebut dikenal dengan nama controlled-environment agricultural (CEA) yang berfungsi untuk menjaga suhu, kelembaban, serta cahaya Namun biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan teknik ini tidaklah murah sehingga penggunaan rumah kaca dapat menjadi solusi efektif dengan menggabungkan sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Pengenalan bertani dengan cara indoor farming dapat dirintis dari sekolah-sekolah kejuruan berbasis pertanian. Bentuk sederhana dari bertani indoor farming yaitu penggunaan rumah kaca berbasis indoor farming dapat melatih siswa memproduksi komoditi pangan tanpa harus bertani di lahan terbuka. Tanaman yang mudah dibudidayakan seperti selada, sawi, kangkung, bayam, tomat, dan lain-lain dapat menjadi latihan awal pelajar bertani indoor farming.

Para siswa SMK Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura SMK Negeri 1 Kelapa yang ikut terjun langsung bertani indoor farming menuturkan bahwa indoor farming yang tidak menggunakan pestisida dalam penerapannya membuat tanaman pangan yang ditanam menjadi lebih sehat, waktu penanaman menjadi lebih singkat seperti kangkung yang biasa panen setelah 80 hari jika ditanam di lahan terbuka, pada indoor farming dapat di panen pada umur 45 hari. Selain itu, indoor farming dapat memberikan hasil panen yang lebih baik dan tidak takut gagal panen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun