Mohon tunggu...
Amelia Luluk
Amelia Luluk Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Negara Kaya, Berbudaya, dan Dilemanya

9 Februari 2018   15:09 Diperbarui: 9 Februari 2018   15:13 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Lingkungan dan Perekonomian Saling Mempengaruhi, lalu apa yang perlu dilakukan ?

Untuk membantu dan memberdayakan masyarakat miskin, Pemerintah masih tambal sulam anggaran, gali lubang tutup lubang. Mampukah Indonesia menerapkan manajemen lingkungan yang baik ? Saya yakin bisa.., terlalu optimis memang iya, perlu, bahkan harus (I'am Rh Positive)

Saya tertarik menggunakan teori Utilitarian hanya sekedar untuk membandingkan biaya dan manfaat tanpa bermaksud negatif mengkuantifikasi aspek kehidupan manusia (Cth: kesehatan, nyawa, & kebahagiaan)

Bandingkan biaya yang diperlukan untuk memfasilitasi dan sosialisasi manajemen sampah yang baik dengan kerugian yang diakibatkan lingkungan yang tidak bersih, biaya RS, BPJS, Asuransi (Kolera, Demam berdarah, diare). Contoh ekstrem yang dapat kita ambil sebagai akibat kerusakan lingkungan yaitu yang terjadi di Jepang, Sindrom Minamata dan Itai-Itai Disease. Sindrom Minamata ini ditandai dengan kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penurunan kemampuan pendengaran dan pengelihatan dalam kondisi akut dapat menyebabkan lumpuh hingga meninggal dunia. Berbagai penelitian telah menunjukkan penyebab penyakit ini adalah terkontaminasinya ikan dengan logam berat (merkuri) yang mereka konsumsi.

Lain halnya dengan Itai-itai disease yang disebabkan oleh keracunan Kadmium, residu pertambangan menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal.

Program manajemen lingkungan yang baik dilakukan dengan memproteksi lingkungan hidup dan mejadikanya tujuan utama dari peraturan manajemen limbah industri maupun rumah tangga. Upaya ini memerlukan penanaman modal dan law enforcement serta komitmen pemerintah dalam pelaksanaanya.  Di Indonesia sendiri program maupun gerakan telah diupayakan secara terpisah, sebagai contoh yang dapat dianut diantaranya:

  • Mengalih fungsikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) sebagaimana yang telah berhasil dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat.
  • Program Citarum Bestari yang telah mampu meningkatkan produksi pangan sekaligus menjadi PLTA terbesar di Indonesia yang mampu menghasilkan 2.500 megawatt listrik, mengaliri 420.000 hektar sawah, meningkatnya populasi ikan yang layak konsumsi.

Bayangkan jika program pelestarian lingkungan secara serempak dilakukan di Indonesia. kualitas hidup (ekonomi maupun nonekonomi) masyarakatnya pun terpengaruh. Program pelestarian lingkungan dapat terwujud dan berkelanjutan melalui penggeseran ulang perilaku (behaviour) dalam bentuk program kultural. Diantaranya dan yang sudah terbentuk adalah ecovillage (Desa Berbudaya Lingkungan) di Provinsi Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun