Namun, sebagian penyewa tenant yang lolos ataupun tidak merasa bingung kenapa diadakannya seleksi terlebih dahulu dan apa kriterianya. Informasi tersampaikan, tetapi tidak tersampaikan dengan baik kepada para penyewa tenant. Salah satu penyewa tenant berpendapat bahwa dengan adanya seleksi sebenarnya bagus untuk keberagaman menu makanan dan minuman, tetapi panitia juga harus memberitahukan mengapa diadakannya seleksi dan kriterianya untuk lolosnya seperti  apa.
Saat saya ke sana pun masih banyak variasi makanan atau minuman yang sama, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa saya merasa senang dengan harga yang diberikan setiap penjual.
"Menu yang saya jual ada cuanki, sate taichan, aneka dimsum dan pempek. Dengan adanya seleksi setuju dan bagus karena mungkin untuk keberagaman menu makanan dan minuman pada saat bazar, namun selain itu panitia juga seharusnya memberitahukan mengapa ada seleksi dan kriterianya bagaimana," ujar Aca dari tenant Kedai Bungsu.
Dibalik miskomunikasi tersebut, acara bazar PIMNAS 36 berjalan dengan lancar dan dikunjungi banyak orang, baik dari mahasiswa atau dosen Unpad dan juga masyarakat di sekitarnya. Harga yang terjangkau dan variasi menu yang cukup beragam memiliki daya tariknya tersendiri untuk pembelinya. Saya sendiri juga menikmati bazarnya, ada sekitar tiga makanan dan minuman yang saya coba, rasanya enak dan harganya pun pas dikantong.
Saran saya agar kedepannya, saat Unpad menyelenggarakan bazar, prioritaskan komunikasi yang terperinci dan informasi yang jelas. Hal ini akan membantu penyewa tenant memahami dengan baik jika mereka tidak lolos seleksi, serta menerima alasan dari panitia dengan lebih mudah dan tanpa kebingungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H