Media digital memberikan ruang besar bagi masyarakat untuk memperoleh informasi melalui platform media sosial seperti Youtube, Tiktok, Instagram, Facebook dan Twitter. Dengan adanya media digital setiap individu dapat menyampaikan pendapat kepada audiens yang lebih luas. Media digital juga memiliki potensi besar untuk memperkuat demokrasi, dengan diadakannya kampanye digital dapat memungkinnkan partisipasi politik yang lebih inklusif. Namun, dengan adanya media digital penyebaran informasi hoaks akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan media tradisional dan hoaks politik seringkali dimanfaatkan untuk mempengaruhi opini publik menjelang pemilu juga isu-isu kontriversial lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa media sosial itu sangat efektif dalam menyampaikan pesan politik, yaitu:
- Kecepatan dan Aksebilitas
Media sosial menimbulkan penyebaran informasi secara cepat dan luas. Karena koneksi internet yang semakin meluas, pesan politik dapat diakses oleh masyarakat kapan saja, ini memungkinkan para politisi untuk menjangkau audiens yang lebih besar tanpa batasan geografis.
- umpaan Balik
Platform media sosial dapat membuat interaksi 2 arah antara masyarakat dan para aktor politik. Pera pengguna media sosial juga dapat memberikan tanggapannya melalui kolom komentar, like, atau share, yang membuat diskusi lebih aktif. Dengan ini juga dapat membantu para politisi memahami persfektif masyarakat dan dapat menyesuaikan pesan mereka.
- Segmentasi Audiens
Media sosial juga menargetkan audiensnya denga lebih efektif. Dengan menggunakan data demografis dan minat para pengguna, pesan politik dapat disesuaikan untuk menarik perhatian kelompok tertentu sehingga meningkatkan respon positif.
- Penggunaa Konten Visual yang Menarik
Konten visual yang menarik seperti video, infografis, gambar yang bergerak ini dapat digunakan untuk menyampaikan pesan politik dengan cara yang lebih menarik dan mudah dimengerti, dengan cara seperti ini pula dapat menarik lebih banyak audiens dan membuat suatu informasi mudah di ingat.
- Biaya yang Terjangkau
Menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi politik jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan menggunakan cara yang tradisional seperti televisi ataupun media cetak seperti majalah, koran dll. Para aktor politik dapat dengan mudah mengunggah sebuah pesan tanpa biaya besar, dan menjadikan media sosial pilihan yang lebih efisien secara finansial.
Opini Publik dan Pengaruh Media
Opini publik ialah persepsi, sikap dan pandangan masyarakat terhadap adanya isu-isu tertentu yang dibentuk dengan interaksi sosial. Opini publik juga sering kali dipengaruhi oleh adanya narasi yang disampaikan melalui media massa. Opini publik di Indonesia terbentuk melalui interaksi yang intens antara komunikasi pilitik, media dan respon masyarakat terhadap isu-isu yang berkembang. Dalam konteks ini komunikasi politik berfungsi sebagai sarana untuk  menyampaikan pesan dan mempengaruhi pandangan masyarakat. Sebagai contoh, pemberitaan media tentang isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sering kali memengaruhi persepsi masyarakat terhadap pemerintah. Jika media lebih menyoroti dampak negatif kenaikan harga, masyarakat cenderung memiliki pandangan kritis terhadap kebijakan tersebut. Media sosial juga berpengaruh besar dalam pembentukan opini publik, terutama melalui kampanye viral, tagar, dan diskusi daring. Dalam beberapa kasus, isu yang awalnya hanya dibicarakan oleh segelintir orang di media sosial dapat berkembang menjadi diskusi nasional karena banyaknya perhatian yang diperoleh.
Polarisasi Opini Publik
Polarisasi opini publik merupakan proses dimana masyarakat terpecah menjadi dua kubu, polarisasi sering kali dipicu oleh perbedaan ideologi, kepentingan politik, dan cara pandang terhadap suatu isu. Misalnya, perbedaan pendapat antara kelompok nasionalis dan kelompok agama dapat menimbulkan ketegangan yang signifikan dalam masyarakat. Salah satu tantangan besar komunikasi politik ialah polarisasi opini publik. Polarisasi ini seringkali diperburuk oleh algoritma media sosial yang cenderung memperkuat pandangannya. Dalam situasi polarisasi masyarakat cenderung lebih mudah menerima informasi tanpa memverifikasi kebenarannya, Hal ini dapat memperdalam perpecahan sosial dan mengurangi kemampuan masyarakat untuk bekerja sama demi kepentingan bersama. Selain itu, polarisasi opini publik juga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik hal ini juga dapat menghambat pembangunan nasional dan menciptakan ketegangan yang berkelanjutan.