Dengan demikian, strukturalisme genetik memberikan banyak keuntungan dalam pemahaman karya sastra, seperti pendekatan holistik yang memungkinkan pengkaji untuk melihat karya sastra secara menyeluruh dan menggali asal usul serta pengaruh lingkungan terhadap proses penciptaan karya sastra.Â
Namun, pendekatan ini juga memiliki kelemahan, seperti keterbatasan subjektivitas pengarang, keterbatasan generalisasi, keterbatasan dalam menangkap kompleksitas dan multi-interpretasi sebuah karya sastra.
Berbagai Macam Pendekatan:
Ada beberapa macam strukturalisme genetik yang dapat ditemui dalam kajian sastra, mulai dari yang didasarkan pada teori Goldmann hingga yang menekankan hubungan dengan sosial budaya dan sejarah. Berbagai pendekatan ini memberikan sudut pandang yang berbeda dalam menganalisis karya sastra, memperkaya pemahaman kita tentang kompleksitas dunia sastra.
Dengan demikian, strukturalisme genetik bukan hanya sekadar alat analisis, tetapi juga jendela yang membuka pandangan kita ke dalam akar yang dalam dari karya sastra. Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami bahwa setiap karya sastra adalah buah dari interaksi kompleks antara pengarang, masyarakat, dan waktu.
REFERENSI:
Ahmadi, Y., & Kartiwi, Y. M. (2020). Strukturalisme genetik cerpen "penulis biografi" karya bode riswandi. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajaran, 9(2), 155.
EL KHALIEQY, K. A. ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DAN ASPEK PEDAGOGIS DALAM NOVEL "KARTINI". Jurnal Artikulasi p--ISSN, 2620, 4886.
Fernando, V., Mulawarman, W. G., & Rokhmansyah, A. (2018). Pandangan dunia pengarang dalam novel mellow yellow drama karya audrey yu jia hui: kajian strukturalisme genetik. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 2(1), 71-80.
Kamhar, M. Y., & Lestari, E. (2020). Kritik Judisial dalam Novel Lanang Karya Yonathan Rahardjo (Kajian Strukturalisme Genetik). Jurnal Bindo Sastra, 3(2), 83-91.
Lastari, A. (2017). Pandangan dunia pengarang dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya Rendra (Kajian Strukturalisme Genetik). Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1), 63-79.