Pemahaman konsep diri siswa merupakan aspek krusial dalam dunia pendidikan untuk membantu mereka mengembangkan potensi dan menghadapi berbagai tantangan. Penulisan ini berfokus pada siswa kelas 10 berusia 16 tahun dari SMK Fadilah, yang Bernama Ahmad Agni Algi dengan jurusan DKV. Sebagai narasumber untuk melakukan pernyataan mengenai konsep diri negatif dan positif. Tujuan wawancara untuk menganalisis pengaruh konsep diri positif dan negatif dalam kehidupannya. Berdasarkan teori Hurlock, Konsep diri primer mencakup gambaran diri (self image), baik itu fisik maupun psikologis. Dengan meningkatnya pergaulan dengan orang di luar rumah, anak memperoleh konsep lain tentang diri mereka. Ini membentuk konsep diri sekunder. Konsep diri ini berhubungan dengan bagaimana anak melihat dirinya melalui mata orang lain. Artikel ini akan memaparkan hasil wawancara mendalam melalui wawancara terkait konsep diri siswa tersebut.
*Konsep diri Positif
Pertanyaan
1. Penanya: "Apa kelebihan dan kekurangan mu? Dan apakah kamu merasa nyaman dengan dirimu yang sekarang?"
Narasumber: "Saya memiliki keterampilan dalam menggambar. Namun, kelemahan saya terletak pada kurangnya improvisasi terhadap teknik yang saya gunakan. Meskipun demikian, saya terus berusaha memperbaiki diri dan mempelajari berbagai teknik menggambar yang baru. Iya saya merasa sangat nyaman dan dihargai oleh lingkungan sekitar saya, karena lingkungan saya sangat men-support dan selalu mengahargai apa yang saya lakukan"
2. Penanya: "Apakah kamu merasa diterima dan dihargai oleh orang-orang di sekitarmu?"
Narasumber: "Saya merasa sangat diterima karena orang tua saya selalu mendukung setiap langkah yang saya ambil. Contohnya, ketika saya menggambar, mereka dan orang-orang di sekitar saya memberikan kebebasan untuk berimajinasi tanpa batas."
3. Penanya: "Apa yang membantumu tetap optimis meskipun menghadapi tantangan besar dalam hidup?"
Narasumber: "Semangat saya tumbuh karena saya memiliki cita-cita yang ingin saya wujudkan di masa depan. Harapan untuk meraih impian mendorong saya tetap bersemangat dan optimistis. Tekad untuk mencapai tujuan hidup di masa depan membangkitkan motivasi dan optimisme saya."
4. Penanya: "Bagaimana kemampuanmu dalam menyelesaikan konflik tanpa marah berlebihan?"
Narasumber: "Saat marah, saya lebih memilih untuk diam dan mengalihkan emosi dengan menggambar. Menggambar menjadi cara saya menenangkan pikiran dan mengubah perasaan negatif menjadi sesuatu yang bermakna. Keheningan dan seni menjadi kunci saya mengelola amarah, di mana diam dan menggambar membantu saya meredakan ketegangan dan menemukan keseimbangan emosi."