Mohon tunggu...
Amelia Dwikristia Ningsih
Amelia Dwikristia Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Halo perkenalkan Nama saya Amelia Dwikristia Ningsih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pestarama Pojok Baca Danarto 2023

30 Oktober 2023   13:34 Diperbarui: 30 Oktober 2023   13:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merupakan acara tahunan, yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, pada tanggal 20-28 Oktober 2023. Yang mana acara puncak nya adalah pada tanggal 28-29 Oktober. Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) di selenggarakan di gedung kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dapat bekerja sama untuk memeriahakan pekan kebudayaan.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi salah satu ruang tamu pekan Kebudayaan nasional. Acara ini dimeriahkan dengan penampilan yang berisi terkait kebudayaan dan karya sastra. Salah satu yang bakal saya bahas kali ini mengenai pojok danarto apa sih pojok danarto, apakah saling terkait anatara pekan kebudayaan nasional dengan oijik danarto? Mari kita simak!

Danarto adalah seorang sastrawan Indonesia. Karyanya yang terkenal di antaranya adalah kumpulan cerpen, Godlob. Dia merupakan pelopor aliran sastra realisme magis di Indonesia. Realiasme magis adalah aliran sastra dan seni yang menggunakan pendekatan realis/kejadian sehari-hari dengan gabungan elemen magis di dalamnya. Danarto menempuh pendidikan tinggi di Akademi Seni Rupa Indonesia yang berada di Kota Yogyakarta. Selama kuliah, ia aktif dalam Sanggar Bambu yang saat itu dipimpin oleh seroang pelukis bernama Sunarto Pr. Danarto memulai kariernya di bidang seni rupa. Pada dekade 1950-an, ia bergabung dengan Sanggar Bambu di Yogyakarta. 

Danarto kemudian menjadi salah satu pendiri Sanggar Bambu Jakarta. Danarto disebut oleh berbagai kalangan sebagai pembaharu dan karya-karyanya menampilkan berbagai eksperimen. Pembaharuan yang dilakukan oleh Danarto bukan dari segi tema tetapi dari segi penyajiannya. Di dalam cerpen-cerpen hadir unsur puisi, musik, dan seni lukis sehingga tampak efek puitis, musikal, dan artistik dekoratif. Pada tahun 1978, Danarto mengadakan pameran puisi konkret. Danarto juga mengadakan pameran di beberapa kota dan menjadi penata artistik dalam pentas Oedipus yang disutradarai Rendra. Kemudian pada tahun 1979, ia mulai bekerja untuk majalah Zaman hingga tahun 1985 disutradarai Rendra. Kemudian pada tahun 1979, ia mulai bekerja untuk majalah Zaman hingga tahun 1985. Pojok danarto sangat penting di sosialisasikan pada anak muda zaman sekarang, khusunya pada jurusan sastra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun