Mohon tunggu...
AMELIA CARISSA PUTRI
AMELIA CARISSA PUTRI Mohon Tunggu... Akuntan - Specialist

Hi, Its me WOMEN IN PRODUCTIVE ACTIVITIES | WRITER | DISCUSSANT | ACCOUNTANT | TAX PRACTITIONER | TEACHER AND MENTORING

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Seorang Kaluna di Film Home Sweet Loan

11 Oktober 2024   08:25 Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai semuanya..

Kembali lagi dengan aku disini yang akan menceritakan seorang bernama Kaluna. Kaluna ini memberikan gambaran kehidupan anak muda yang sedang berjuang di dalam kehidupanya.

Kaluna anak bungsu dari tiga bersaudara satu rumah di tempati oleh ayah, ibu, dua kakak kandung, dua kakak ipar, dua keponakanya dan dia pula tentunya si Kaluna. Kaluna seorang karyawan swasta yang memiliki mimpi bisa membeli rumah untuk dia tempati.

Kaluna seorang pekerja keras, penyabar dan selalu membantu pekerjaan rumah. Namun saudara-saudaranya selalu menghiraukanya sehingga Kaluna selalu menjadi nomor ke sekian di keluarganya. Dibutuhkan disaat beli token listrik, saat mau pinjam uang. Kaluna sendiri memiliki tabungan senilai Rp 330.000.000 rupiah, dia menabung dari jerih payahnya bekerja dengan gaji kecil yang dia dapatkan.

Kaluna sempat di remehkan pacarnya terlalu pelit, terlalu egois dan tidak realistis sehingga hal itulah yang menjadi putusnya hubungan mereka berdua. Kaluna selalu yakin bahwa dia bisa mewujudkan impianya memiliki rumah yang dia harapkan.

Kesempatan selalu datang pada Kaluna hingga tiba saatnya Kaluna menemukan rumah impianya. Namun permasalahan terbesar dimulai saat Kaluna harus membayar hutang atas perbuatan kakaknya yang tertipu saat membeli tanah. Kakaknya memiliki hutang pinjol senilai Rp. 300.000.000 lebih. Jika tidak dibayarkan rumah peninggalan kakek dan neneknya Kaluna akan disita bank dan keluarganya menjadi gelandangan.

Pertama kalinya Kaluna marah besar sehingga meluapkan semua kekesalan yang dia pendam selama ini ke keluarganya. Kaluna memutuskan pergi dari rumah untuk tinggal sementara di apartemen temanya. Kaluna merasa harapanya pupus untuk membeli rumah. Hingga berjalanya waktu Kaluna merelakan tabunganya untuk membayar hutang kakaknya. Tidak mudah seorang Kaluna memikirkan dan mengikhlaskan semuanya.

Dibalik kisah yang menyedihkan tersebut Kaluna bersyukur memiliki teman-teman yang selalu membantu dan men-supportnya. Menemani saat melihat rumah-rumah, makan bersama, menghibur dan masih banyak hal yang mereka lalui.

Pada akhirnya Kaluna memutuskan membayar hutang kakaknya. Ayah Kaluna merasa gagal menjadi seorang ayah hingga saatnya ayah Kaluna menjual rumah peninggalan kakek dan nenek Kaluna. Kedua kakak Kaluna menyadari bahwa mereka selama ini sangat egois. Kakak-kakak Kaluna memutuskan pindah untuk mengontrak rumah, dan Kaluna beserta ayah ibunya juga pindah dan mengontrak ke rumah kecil. Kaluna memutuskan resign dan membuka usaha kecil-kecilan dirumah.

Kaluna sadar bahwa banyak pertimbangan saat dia membeli rumah. Beban biaya hidup untuk tahun-tahun kedepanya saat berhasil membeli rumah juga berat, cicilan KPR 20 tahun dan beban lainya. Kaluna menyadari bahwa mimpi perlu realistis dan melihat keadaan. Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini. Mungkin belum saatnya sekarang tetapi nanti saat waktunya sudah tepat. Kabar menggembirakan juga datang pada Kaluna. Ia dilamar oleh temanya sendiri yang selalu membantunya dikala Kaluna susah. Ini adalah momen mengharukan untuk kita yang menonton film tersebut.

Semoga banyak pelajaran yang kita dapatkan dari menonton film tersebut. Kita menjadi tidak boros, efisiensi dalam belanja, merencanakan pengeluaran uang, rajin menabung, sabar dan sayang keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun