Mohon tunggu...
Amelia Arita Purba
Amelia Arita Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kecemasan pada Dewasa Awal Ditinjau dari Big Five Personality

1 Juli 2024   00:29 Diperbarui: 1 Juli 2024   00:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan yang terjadi di kehidupan seseorang dapat membuat individu memiliki kepribadian yang dapat berubah, dari hasil studi American Psychological Association (APA) kepribadian pada setiap individu dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian yang ada pada masa remaja juga dapat berubah ketika memasuki masa dewasa. Perkembangan pada setiap individu terus berjalan, dimulai dari masa anak-anak, remaja sampai usia dewasa. Usia dewasa ini adalah masa dimana individu mulai beranjak dari masa remajanya ke masa dewasa awal. 

Hurlock (2003) menyatakan bahwa masa dewasa awal dimulai dari usia 18 - 40 tahun. Individu pada masa dewasa awali ini diharapkan dapat menjalani peran baru, seperti peran suami-istri, orang tua, pencari nafkah. Selain itu, individu diharapkan dapat mengembangkan sikap-sikap, keinginan, serta nilai baru yang tepat dengan tugas-tugas yang ada di tahapan perkembangan pada masa ini. perkembangan sosial masa dewasa awal merupakan puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Pada masa dewasa berbagai aktivitas semakin banyak dilakukan, seperti memasuki dunia perkuliahan, mengikuti organisasi, menjalani sebuah pekerjaan dan aktivitas lainnya. Lingkungan dari berbagai aktivitas ini juga ikut berbeda-beda, hal ini menjadikan orang dewasa untuk dapat bersosialiasi dengan baik agar aktivitas yang dijalaninya berjalan dengan lancar. Pada kenyataannya tidak semua hal yang tejadi sesuai dengan keinginan individu, adakalanya individu merasa lelah dengan aktivitasnya atau bahkan merasa tidak memiliki minat kembali untuk melakukan aktivitas yang sering dijalaninya. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan perasaan cemas pada diri seseorang.

Carl Rogers menjelaskan kecemasan merupakan keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan pada diri seeorang yang penyebabnya tidak dapat diketahui dengan jelas (Alwisol, 2009 ). Kecemasan ini merupakan respons yang sesuai terhadap sebuah ancaman, kecemasan dapat menjadi abnormal ketika tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman atau ancaman tersebut datang tanpa ada penyebabnya. Kecemasan / anxiety merupakan suatu keadaan khawatir mengeluhkan keadaan bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk tanpa alasan yang khusus. Cemas merupakan suatu keadaan yang wajar, karena seseorang pasti menginginkan segala sesuatu dalam kehidupannya dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan serta sesuai dengan harapannya. Banyak hal yang harus dicemaskan,salah satunya adalah kesehatan, yaitu pada saat dirawat di rumah sakit (Nevid, 2005)

Adapun aspek Kecemasan menurut Nevid (2005) kecemasan terdiri dari tiga aspek yaitu: a) Simptom Fisik: gangguan ini terjadi pada fisik, seperti badan gemetar, keluar banyak keringat, jantung berdetak kencang, sulit bernafas, pusing, tangan dingin, mual, panas dingin, lebih sensitif, kegelisahan, kegugupan, pingsan, merasa lemas, sering buang air kecil, dan diare. b. Simptom Perilaku: kecemasan yang membuat perilaku seseorang menjadi berbeda dan mengarah kepada hal yang kurang biasa, seperti perilaku menghindar, perilaku ketergantungan atau melekat, perilaku terguncang, dan meninggalkan. c) Simptom Kognitif: khawatir tentang sesuatu, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa terancam oleh orang atau peristiwa, kebingungan, dan khawatir akan ditinggal sendiri. Dari aspek ini dapat diketahui keadaan apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan yang ada pada diri seseorang.

Psikolog terkenal yaitu Lewis Goldberg mengemukakan Sifat Kepribadian "Model Lima Besar" atau "Big Five Personality Traits Model". Terdiri dari lima dimensi kunci yaitu Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism. Secara ringkas dan supaya lebih mudah diingat, kita gunakan abjad pertama pada masingmasing dimensi sehingga membentuk kata "OCEAN". Friedman & Schustack, (2008) menjelaskan model  OCEAN muncul dari analisis faktor kata sifat berguna untuk menggambarkan kepribadian dan dari analisis faktor berbagai tes dan skala kepribadian yang setara. Pendekatan Big Five Personality terhadap kepribadian, kebanyakan didasarkan pada penelitian daripada teori, atau dengan kata lain merupakan suatu pendekatan induktif terhadap kepribadian yang berarti bahwa teori dihasilkan dari data.

Dari hasil observasi selama menjalani tes dapat diketahui bahwa subjek terlihat gelisah dan kebingungan dengan melakukan penolehan ke kanan dan kirinya, kemudian menggerak-gerakan kakinya secara bergantian dan sering bertanya tentang waktu selesainya sampai kapan. Perilaku dari subjek ketika mengerjakan tes ini menujukkan aspek kecemasan pada simptom kognitif.  Berdasarkan hasil dari pemeriksaan psikologi dengan tes psiklogi big five personality diketahui subjek berinisial "PL" yang berusia 29 tahun ini pada dimensi anxiety, subjek memiliki kecemasan yang cukup tinggi, dari hasil tes ini dilihat bahwa subjek sulit untuk tenang dengan kecemasannya.  

Penelitian yang dilakukan oleh  ( Habibullah, dkk. 2019) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa dalam menghadapi seminar hasil skripsi, yaitu: rasa percaya diri, usia, jenis kelamin, pemahaman isi skripsi, hubungan interaksi dosen penguji dan pembimbing, dukungan sosial, kemampuan dalam berkomunikasi, dan pola piker. Kepribadian dengan model Big Five Personality Traits memberikan sebuah pengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik ( Rosito, 2018). Dari hasil studi terdahulu mengenai kecemasan dan kepribadian dengan model big five personality ini disimpulkan bahwa kecemasan terjadi ketika keadaan atau situasi yang ada pada diri individu mengalami perubahan disebabkan dari aktivitas yang tidak biasa dilakukan oleh individu tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil tes subjek pada tes big five personality yang sudah dilakukan.

Referensi:

Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.

Friedman, H.S dan Schustack,M.W. (2008). Kepribadian : Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta : Erlangga.

Habibullah, dkk. (2019). KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI SEMINAR HASIL SKRIPSI DI LINGKUNGAN FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG. Lampung: Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro.

Hurlock. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Nevid,dkk. (2005). Psikologi Abnormal, edisi kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Rosito, AC. (2018). Eksplorasi Tipe Kepribadian Big Five Personality Traits Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik. Medan: Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun