Mohon tunggu...
Amelia Ratih Amanda
Amelia Ratih Amanda Mohon Tunggu... Freelancer - Gadih minang-PII Wati

Ribet dan ricuh di tulisan, simpel dan kalem didunia nyata.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

1 Skill Penting yang Sebaiknya Dikuasai Oleh Makhluk Tuhan Bernama Perempuan

14 April 2020   22:55 Diperbarui: 15 April 2020   16:45 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan pekerja. (Sumber gambar: pixabay.com/Oberholster Venita)

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti "Woman Inspiration Talk: Asma Nadia Talk About Strong and Inspiring Woman" yang ditaja oleh kakak-kakak PPI Kayseri, Turki via live youtube. Mba Asma Nadia adalah salah satu penulis favorit saya saat masih eS-eM-A. 

Menyaksikan beliau berbicara langsung di layar smartphone saya, ternyata memberikan sensasi tersendiri. Saya speechless melihat wajah Mba Asma yang terasa begitu dekat dengan saya. 

Saya membayangkan tengah diberi wejangan oleh Mba Asma secara privat melalui video call. Dasar, warga +62, halunya ketinggian. Padahal Mba Asma sama sekali tidak melihat saya dan-tentu saja-tidak peduli dengan manusia yang satu ini.

Ada salah satu perkataan Mba Asma yang sangat berbekas di hati saya. Beliau mengatakan bahwa "Kita harus menjadi perempuan produktif. Buatlah diri kita sibuk. Usahakan sebelum menikah itu sibuknya 200%, jadi setelah menikah sibuk kita 100%, dan ketika punya anak sibuk kita masih ada 50%."

Nah, lihat kan, bagaimana 'tidak boleh pasif' nya seorang perempuan? Lalu bagaimana pula cara kita untuk menjadi perempuan yang sibuk dengan keproduktifitasan? Menurut saya, ada salah satu kemampuan wajib yang harus dimiliki semua perempuan didunia. Iya, wajib. Tidak sunnah, makruh, apalagi haram.

Kemampuan yang saya maksud adalah kemampuan ber-multitasking. Multitasking sendiri merupakan sebuah kemampuan untuk mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus pada saat yang bersamaan. 

Menjadi perempuan berarti menjadi manusia yang penuh dengan ke-multitasking-an. Baik multitasking dalam pekerjaan, multitasking dalam berperan, maupun multitasking dalam bersikap. 

"Kita harus menjadi perempuan produktif. Buatlah diri kita sibuk. Usahakan sebelum menikah itu sibuknya 200%, jadi setelah menikah sibuk kita 100%, dan ketika punya anak sibuk kita masih ada 50%." --Asma Nadia.

Begini loh maksudnya, kita tentu tidak asing mendengar maupun melihat secara langsung, pemandangan seorang ibu-ibu memakai daster dengan rambut dijedai seadanya sedang memasak sarapan untuk pak suami sambil menggendong anak yang tengah menangis.

Pada kasus lain, ada pula sepasang suami-istri yang sering bertengkar. Namun, si Ibu tetap berusaha tersenyum kepada anaknya seakan tidak terjadi apa-apa. 

Si Ibu ini sadar, bahwa warna-warni kehidupan anaknya tergantung dari kekuatan dia sebagai seorang Ibu. Prinsipnya, biarlah ia menyimpan kesedihan ini sendiri asalkan si anak tidak terkontaminasi pengaruh negatif dirinya dan suami. Sehingga, ia harus tetap terlihat kuat dan bahagia didepan buah hatinya walaupun hatinya sedang remuk redam.

Lain lagi, ada seorang perempuan yang aktif diorganisasi, bolak-balik menghadiri konferensi diluar negeri, menerbitkan beberapa buku best seller, menjadi pembicara dimana-mana, dan menyelesaikan gelar magisternya diwaktu yang bersamaan. 

"Sebagai seorang perempuan dan seorang muslimah, alangkah baiknya kita selalu berusaha memanfaatkan waktu dengan semaksimal dan seefisien mungkin."

Namun disisi lain ia juga dapat berbakti kepada suami dan mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. See? Betapa hebatnya skill multitasking jika dikuasai oleh seorang perempuan.

Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa skill multitasking ini menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat. Ada segelintir orang yang berkeyakinan bahwa multitasking justru membuat stress, menyebabkan pekerjaan tidak maksimal, dan lain sebagainya.

Namun lagi-lagi, bagi saya nih ya, terlepas dari setuju dan tidak setujunya orang-orang dengan si multitasking. Sebagai seorang perempuan dan seorang muslimah, alangkah baiknya kita selalu berusaha memanfaatkan waktu dengan semaksimal dan seefisien mungkin. 

Karena bagaimanapun hidup adalah kesempatan dan ruang untuk belajar banyak hal. Saya sangat berharap diwaktu kita yang sempit, kita dapat menggali potensi diri sebanyak-banyaknya, memberikan ruang untuk potensi kita tumbuh, agar banyak pula kebermanfaatan yang dapat tersalurkan kepada orang lain.

Karena seorang muslimah yang hebat adalah muslimah yang tidak hanya punya mimpi untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan dunia. Untuk mewujudkan suatu mimpi yang luar biasa, tentu saja ia harus mampu memaksimalkan nikmat waktu yang telah diberikan oleh-Nya.

So, multitasking? Why not!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun